SADARILAH, KEHADIRAN TUHAN MEMBERIKAN PENGUATAN! BAHKAN KETIKA SEMUA SEMAKIN TERASA SANGAT MENYULITKAN BAGIMU




Dalam kesempatan ini, calonteolog.com mencoba untuk membahas Mazmur 43:1-5, yang menurut saya sebagai salah satu mazmur “minta tolong”. Mengapa? Karena sepertinya pemazmur sedang berhadapan dengan seorang penipu dan orang yang berlaku curang kapada dirinya (ay. 1). Sementara itu, dia tidak memiliki andalan lain, kecuali Tuhan. Sungguh menyedihkan nasib pemazmur ini. Kalau saja dia seorang yang kaya, mungkin di situasi saat ini dia bisa menyewa pengacara-pengacara hebat untuk menolong dirinya. Ataupun memberikan beberapa suapan kepada para hakim yang mengadilinya. (Mungkin?)

Sebelumnya saya meminta maaf untuk para pengacara ataupun para hakim yang benar. Kepada para pengaca ataupun para hakim yang salah, calonteolog.com tidak mau meminta maaf. Mengapa? Tahukah anda, bahwa sering kali beberapa oknum yang berprofesi sebagai pengacara ataupun hakim, menyatakan bahwa dirinya mampu menyelesaikan dan memenangkan kasus dari setiap pengadilan yang saudara ikuti. Saya tentu tidak memungkiri bahwa, dalam setiap kebenaran akan selalu ada sedikit dan banyaknya kesalahan. Demikian juga sebaliknya, dalam setiap kesalahan akan selalu ada sedikit dan banyaknya kebenaran. Karena itu, hal yang wajar bila pengacara berani untuk mengatakan tersebut. Tetapi itu tidak menjadi jaminan, terlebih saudara juga sudah menyadari bahwa diri saudara sudah bersalah. Hal yang saudara mungkin harapkan hanyalah keringanan saja. Jadi jangan mau ditipu-tipu.

Tetapi ini tidak hanya terjadi pada beberapa oknum pengacara. Namun juga terjadi pada beberapa orang yang memiliki jabatan dalam pemerintahan. Ia merasa mampu memberikan kepada saudara solusi dan jalan terbaik, untuk mendapatkan salah satu posisi terbaik yang mungkin saudara ingnkan dalam suatu profesi.

Kata banyak orang, kita harus berhikmat. Jika ada jalan yang memudahkan kenapa memilih jalan yang sulit. Calonteolog.com juga tidak menginkarinya. Tetapi orang berhikmat juga harus teliti dan benar-benar melihatnya dari berbagai kemungkinan. Tidak langsung mengambil keputusan begitu saja, apalagi sampai berdampak buruk kepada mimpi orang lain.

Dengan kata lain, calonteolog.com tidak mengajak kita untuk mengabaikan bantuan dari orang lain. Tetapi calonteolog.com mengajak setiap saudara untuk menyadari seperti ungkapan pemazmur. Bahwa, hanya Tuhanlah yang menjadi andalan dalam setiap permasalahan yang saudara hadapi, termasuk pula pada setiap harapan dan mimpi yang saudara miliki. Saat itulah saudara di uji, apakah saudara benar-benar memiliki keyakinan pada kuasa Tuhan yang menolong dan memampukan saudara?

Bila, melihat apa yang dituliskan pemazmur. Seruannya sangat jelas adanya akan kuasa Allah. Bahkan dia sangat berharap bisa sampai ke dalam Bait Allah. Mengapa? Bagi calonteolog.com ini merupakan kesadaran dalam diri pemazmur tentang Allah yang hadir dalam Bait Allah. Menarik bukan?

Bayangkan saja, bila beberapa orang saat ini yang mengalami masalah justru malas ke Gereja. Karena merasa bahwa Gereja tidak akan memberikan apa-apa. Pemazmur malah menginginkan dan merindukan untuk hadir di Bait Allah.

Walaupun hal ini bisa menjadi autokritik bagi pejabat-pejabat Gereja ataupun kepada semua orang yang senang bersekutu dalam Gereja. Sebab, tidak jarang orang-orang yang bermasalah hadir dalam Gereja untuk mendapatkan kepenuhan dan semangat rohani yang baru di dalam dirinya. Ataupun mendapatkan penguatan dari saudara-saudara yang ada di dalam persekutuan. Tetapi, justru orang-orang ini tidak mendapatkan hal tersebut. Padahal Gereja harusnya menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk melayani semua orang. Ingatkah anda ketika kisah seorang Ayub yang juga mendapatkan penghakiman dari orang-orang terdekatnya? Ya, mungkin itulah yang dirasakan oleh beberapa orang, sehingga ia memilih untuk tidak datang ke Gereja.

Tetapi, marilah juga untuk kita melihat dari sisi yang berbeda. Benarkah kita, bila saudara hanya hadir untuk mengharapkan persekutuan dengan manusia yang menguatkan saudara? Atau bahkan mengharapkan pertolongan dan ketenangan dari pejabat-pejabat Gereja dan orang lain. Tahukah saudara? Bahwa Pemazmur tidak mengharapkan itu, bahkan Ayubpun dalam kisahnya, menjadi kecewa ketika ia malah dihakimi oleh orang-orang terdekatnya.

Ya, karena memang melalui teks ini kita justru diberikan pemahaman bahwa seseorang hanya akan tenang dalam menghadapi masalahnya bukan karena dia meyakini, bila didepan nanti Tuhan akan menghilangkan dan mengembalikan keadaanya. Sebab saat saudara perhatikan, Ayub 42:7-14, ketika keadaan Ayub dipulihkan. Benar, bahwa keadaannya yang semula semakin diberkati dan bertambah banyak materi yang dia miliki. Tapi adakah ayat yang mengatakan bahwa anak-anaknya yang telah mati dikembalikan? Jawabanya tidak. 

Lalu, mengapa Ayub bisa pulih dari semua penderitaanya? Tentu karena Tuhan yang tetap selalu menemani dan bahkan menjadi pembela untuk dirinya. Pemazmur dan Ayub menyadari bahwa kehadiran Tuhanlah yang memampukan mereka untuk berjuang sampai menuju pada kemuliaan bukan solusi dari setiap masalah ataupun menghilangkan semua penderitaan yang mereka hadapi.


Komentar