LEBIH DARI PEMENANG



Refleksi Roma 8:31-39

Konteks jemaat di kota Roma, bukanlah menjadi sesuatu yang baru bagi saudara yang sering kali mengikuti kegiatan-kegiatan Pendalaman Alkitab. Mengingat kitab Roma yang dalam bayangan calonteolog.com sebagai kitab yang sepertinya sering kali digunakan untuk bahan-bahan pendalaman Alkitab, karena itu. Bukan sesuatu yang baru bagi calonteolog.com bila saudara juga menyadari bahwa jemaat di kota Roma adalah jemaat di kota besar, ibu kota negara Romawi pada waktu itu. Bahkan saudara mungkin juga mengetahui bahwa sebagai pengikut Kristus (yang dianggap sekte pada waktu itu), mereka seringkali mengalami penindasan dan ketidakadilan, khususnya dari orang Yahudi dan juga pemerintah Romawi. Tidak jarang pasukan Romawi menangkap dan menyiksa orang Kristen dan memaksa mereka meninggalkan iman Kristen dan menyembah dewa-dewa Romawi atau patung kaisar. Namun demikian, mereka tetap tabah dan menjaga iman mereka sekalipun ada di antara mereka yang disiksa, dipukuli, bahkan mati dengan cara diadu dengan binatang buas.

Oleh karena iman jemaat Roma yang tetap teguh menghadapi aniaya tersebut, Paulus mengatakan agar jemaat Roma tidak perlu takut karena Allah ada di pihak mereka. Jika Allah ada di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (ay. 31). Ini bukan berarti bahwa Tuhan akan membela jemaat Roma sehingga ketika mereka melawan binatang buas maka binatang tersebut menjadi jinak, dan mujizat lainnya. Akan tetapi Paulus hendak mengatakan bahwa jika Allah ada di pihak mereka, maka sekalipun ada orang-orang yang melawan mereka bahkan membunuh mereka, sesungguhnya mereka sedang melawan Tuhan. Dan penderitaan yang mereka alami itu adalah bukti bahwa mereka sungguh-sungguh memiliki Kristus dalam hidup mereka.

Jadi, dinaiaya atau tidak itu bukanlah hal yang terpenting. Yang terpenting adalah apakah jemaat Roma sudah sungguh-sungguh berjuang dalam iman yang benar, hingga mereka bisa mengenakan pribadi Kristus dalam diri mereka? Tuhan akan mengaruniakan kemampuan kepada mereka yang mau berjuang bersama-Nya (ay. 32).

Dalam bagian ini juga, calonteolog.com melihat sepertinya kata “semuanya itu” di 8:31 menyiratkan bahwa bagian ini merupakan penutup dari rangkain penjelasan doktrinal di pasal 5-8. Sesudah menjelaskan keberdosaan semua manusia (1:18-3:20) dan satu-satunya solusi terhadap persoalan itu melalui iman kepada Kristus Yesus yang sudah membereskan semua dosa di atas kayu salib (3:20-4:25), Paulus lalu menerangkan bagaimana kehidupan mereka yang sudah di dalam Kristus (5:1-8:30). Transformasi hidup di dalam Kristus ini diwarnai dengan kasih karunia, damai sejahtera, pengharapan, dan pembenaran (5:1-21). Orang-orang Kristen tidak lagi kalah oleh dosa maupun terkungkung dalam legalisme Taurat (pasal 6-7). Ini semua dimungkinkan karena Roh Kudus terus-menerus meyakinkan, menguatkan, dan memimpin mereka ke dalam kesucian (8:1-17). Bahkan penderitaan pun tidak akan mampu menggagalkan pengharapan keselamatan kita (8:18-24), karena Allah akan menolong kita (8:25-27) dan mengerjakan kebaikan di dalamnya (8:28-30).

Semua berkat rohani yang luar biasa ini dirangkum oleh Paulus dalam sebuah kalimat pendek: “Jika Allah di pihak kita” (ei ho theos hyper hēmōn, 8:31). Terjemahan yang lebih harafiah adalah “Jika Allah adalah untuk kita”. Bukan hanya di pihak kita, melainkan untuk kita. Ini merupakan ungkapan yang begitu luar biasa.

Ada banyak hal yang dapat Allah berikan untuk menolong kita melewati berbagai tantangan hidup, seperti kenyamanan materi, kesembuhan, atau solusi cepat terhadap masalah-masalah kita. Kadang-kadang Dia melakukannya. Namun, anugerah terbesar yang Dia berikan adalah diri-Nya sendiri. Inilah penghiburan terbesar yang kita miliki: apa pun yang terjadi dalam hidup ini, Dia akan selalu menyertai kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita.

Bahkan tidak hanya berhenti pada hal itu saja, sebab seperti apa yang dikatakan Paulus dan baik untuk kita Imani adalah Tidak ada satupun yang mampu memisahkan kita dari “Kasih Tuhan”, bahkan bila itu adalah kematian. Suatu pemikiran penutup yang menurut calonteolog.com baik untuk kita hidupi dalam setiap hari-hari kita untuk menghilangkan rasa kekhawatiran yang selalu menghantui hidup kita.

Sebagai penutup, dalam beberapa kesempatan calonteolog.com sering kali menonton film-film India. Film yang memperlihatkan bagaimana seorang pemain utama sepertinya selalu mendapatkan kesakitan dan penderitaan yang begitu besar dari pemeran antagonis. Tapi kemudian di akhir, si pemeran antagonis akhirnya berhasil dikalahkan oleh pemeran utama. Kisah ini sering menjadi harapan bagi banyak umat Kristen saat ini. Ketika ia mendapatkan sakit penyakit misalnya. Maka dalam bayangannya Tuhan tidak pernah tidur dan akan berkuasa untuk melakukan mukjizat-mukjizatnya. Tapi bagaimana bila semua hal itu tidak terjadi? Apakah anda marah kepada kehidupan anda dan melupakan iman yang anda miliki?

Seorang petarung tinju akan disebut pemenang, bila dia berhasil meraih point dari pukulan pukulan yang dia berikan kepada lawannya. Atau dia memberikan pukulan yang membuat lawannya menyarah atau tumbang dan tidak lagi bangkit untuk melawan. Tapi mereka yang menjadi seorang yang lebih dari pemenang tidak berfikir demikian. Bahkan dia tidak mengkhawatirkan kematian. Mengapa? Karena ia tau bahwa dirinya berjuang mengenakan iman yang benar dalam pribadi Allah. Ia juga sadar bahwa dirinya telah mendapatkan anugerah dari Allah. Bahkan ia sadar bahwa kematian sekalipun tidak dapat memisahkannya dari Kasih Allah. Karena itu, ia tidak akan memikirkan dan mengkhawatirkan hasil akhir yang dunia lihat. Sebab dalam kasih Allah, kekekalan yang ia dapatkan, dan di dalam Allah ia sudah lebih dari seorang pemenang. 


Komentar