“RENCANA” ATAU “MEMULAI”




Calonteolog.com mendapatkan kesempatan untuk berbicara tentang bagaimana seseorang yang beriman itu harusnya berhikmat dalam melakukan perencanaan. Namun yang menjadi aneh, ketika calonteolog.com mendapatkan bahan alkitab yang jelas jauh daripada membicarakan soal perencanaan. Bahan ini diambil dari kisah Yusuf menimbun gandum disaat tahun baik agar bisa digunakan saat tahun buruk yang akan datang.

Terasa aneh bagi calonteolog.com, dikarenakan apa yang dilakukan Yusuf bukanlah sebuah perencanaan. Tapi tentang apa yang telah dia tafsir dalam mimpi Firaun dan tentu diketahui Firaun karena Tuhan yang memberikan petunjuk kepadanya. Dengan kata lain, calonteolog.com melihat bahwa ini bukanlah perencanaan yang dilakukan oleh Yusuf. Tetapi ini tentang bagaimana Firaun mendapatkan petunjuk, lalu Tuhan menuntun Yusuf untuk mengartikan petunjuk yang Tuhan berikan kepadanya dan peluang kemungkinan tidak terjadi sama sekali tidak ada. Karena Tuhan, sudah menghendaki itu terjadi.

Jadi sangatlah aneh ketika berbicara soal perencanaan seperti pemahaman yang populer dan mungkin diantara saudara pernah dengarkan, ketika kita melakukan manajemen keuangan yakni “failing to plan is planning to fail” (gagal merencanakan berarti merencankan kegagalan). Sementara bahan yang digunakan adalah kebijakan Yusuf untuk bangsa mesir.

Bukan berarti calonteolog.com mengatakan bahwa perencanaan itu sebagai sesuatu yang tidak penting. Tapi apakah setiap rancangan yang matang juga menghindari kegagalan? Tidak juga. Karena tidak ada yang pernah mengetahui apa yang terjadi esok hari, selain Tuhan. Tapi terkadang Tuhan juga memberikan petunjuk untuk mengetahui peluang ataupun hal yang bisa saja terjadi di esok hari. Itu tidaklah menutup kemungkinan sama sekali, untuk semua kegagalan yang bisa datang kapan saja.
Pertannyaannya apa yang disebut sebagai kegagalan? Bagi calonteolog.com yang disebut sebagai kegagalan itu ketika setiap orang jatuh, tapi tidak berusaha untuk bangkit lagi. Jadi ketika jatuh dan mencoba kembali, dia tidak dikatakan gagal. Tapi ketika dia berhenti pada kesalahannya yang pertama justru disitulah dia disebut sebagai orang yang gagal.

Terlebih bila kita hanya terpusat pada pertimbangan saja, yang calonteolog.com bayangkan. Saudara mengkhawatirkan sesuatu yang sebenarnya saudara sendiri ciptakan sebagai ketakutan bagi saudara sendiri. Hal, ini yang akhirnya membuat tidak ada kata “memulai”, selalu fokus pada perencanaan saja.   

Karena itu, bagi calonteolog.com perencanaan itu memang baik. Tapi saudara juga harus memikirkan bagaimana kita mengambil langkah yang Tuhan telah berikan untuk kita pikirkan sebagai bentuk pertimbangan awal. Sehingga tidak hanya berhenti pada perencanaan belaka saja.
Bahkan ketika berbicara soal perencanaan keuangannya. Setiap orang memang benar-benar harus maksimal untuk menyusun pertimbangan dan rancangannya. Walaupun harus disadari bila inflasi itu akan selalu terjadi cepat atau lambatnya. Karena itu, perencanaan keuangan juga bukan tentang bagaimana sekedar menyimpan keuangannya saja tetapi tentang bagaimana juga menginvestasikan keuangannya, mengingat inflasi yang akan terjadi.

Kesimpulannya, bila calonteolog.com ditanyakan mana yang lebih penting antara perencanaan dan memulai? Jawabannya, setiap orang tidak harus hebat berencana ketika memulai, tetapi Anda harus memulai dan melangkahkan kaki saudara dalam penyertaan dan hikmat yang Tuhan berikan untuk saudara menjadi seorang yang hebat dan menjadi berkat sama seperti apa yang Yusuf lakukan bagi bangsa Israel.

Komentar