DISURUH MEMBERIKAN PERSEMBAHAN ? JAWABNYA :TERGANTUNG SITUASI


Setiap orang mengetahui bahwa memberi itu sudah selayaknya dilakukan oleh seorang yang beriman. Bahkan tidak sedikit juga yang paham bahwa dirinya sudah selayaknya untuk menjadi penyalur berkat bagi banyak orang. Namun benarkah pemahaman berbanding lurus dengan sikap kesehariannya? Tentuk tidak selalu. Sebab banyak orang yang memahami kebenaran, namun sulit untuk melakukan kebenaran.

Danau Galilea dan Laut Mati di Palestina memiliki karakteristik yang berbeda. Di Danau Galilea hidup banyak ikan. Para nelayan biasa menangkap ikan di sana. Di sekitarnya hidup bermacam tumbuhan hijau dan subur. Kontras dengan Laut Mati. Air Laut Mati banyak mengandung garam, sehingga tak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di sana. Daerah di sekelilingnya pun kering dan gersang.

Mengapa bisa demikian? Rupanya begini, Danau Galilea memperoleh air dari sungai-sungai kecil yang ada di sekitarnya, lalu mengalirkannya ke Sungai Yordan. Membuat tanah di sepanjang aliran antara danau itu dengan Sungai Yordan menjadi subur. Sebaliknya, Laut Mati memperoleh air dari Sungai Yordan, tetapi ia tidak mengalirkannya ke mana pun. Laut itu sama sekali tidak punya saluran keluar.

Hikmahnya adalah, bahwa membagi berkat itu menyehatkan. Bukan saja bagi orang yang menerima, melainkan juga bagi yang memberi. Maka, jangan menganggap bahwa dengan membagi berkat kepada yang lain, seolah-olah kita melulu yang berkorban. Tidak. Sebab pada saat kita memberi, saat itu juga sebetulnya kita menerima, walaupun mungkin dalam bentuk yang berbeda. Berkat yang kita tebar akan selalu "berbunga" dan "berbuah". Sebaliknya, berkat yang kita simpan hanya untuk diri sendiri malah bisa membusuk.
Sebagai orang kristiani, kita dipanggil untuk menjadi penyalur berkat, seperti Danau Galilea; bukan menjadi penimbun berkat seperti Laut Mati. Dengan memberi kita mendapat, dengan menahan berkat kita justru akan kehilangan (ayat 24).

Apakah kita tidak mengetahui pesan utamanya? Kita mengetahuinya! Apakah kita tidak memahami pesannya? Kita paham! Tapi apakah kita juga melakukannya dalam kehidupan? TERGANTUNG SITUASI

Tetapi bila anda tidak setuju dengan pandangan calonteolog.com. Tidak mengapa, saudara dapat membuktikan kesalahan pandangan ini dengan memberikan bantuan saudara kepada Gereja yang sudah 15 tahun lamanya merindukan sebuah bangunan untuk jemaat GBKP Banjarmasin-sekitarnya beribadah. Saudara bisa langsung memberikan bantuan dana saudara dengan mentransfernya ke rekening panitia [BRI – An. PANITIA PEMBANGUNAN GBKP BJM-BJB 024201009645532] Bukti rekeningnya dapat anda kirimkan ke email aaronagi12@gmail.com

Sebab calonteolog.com memiliki dasar yang sederhana dalam menyampaikan pandangan ini. Dasar yang terlihat pada pemahaman setiap orang yang selalu memiliki kebutuhan dan berfikir untuk memberi, justru ketika kebutuhan tidak ada lagi. Sementara disisi lain, semua orang juga sadar bahwa kebutuhan akan selalu datang setiap waktunya. Seorang Bill Gates, sampai saat ini akan selalu berhadapan dengan sesuatu yang kita sebut kebutuhan. Tetapi, sekalipun demikian Bill Gates juga terkenal dengan kedermawanannya. Dengan kata lain, bila setiap orang berfikir untuk memberikan sesuatu tepat pada situasi yang tidak lagi dikejar-kejar dengan kebutuhan. Maka, jawabanya saudara tidak akan pernah mampu untuk memberikan sesuatu kepada siapapun, terlebih kepada Gereja.

Hal yang kedua membuat calonteolog.com pesimis, untuk orang-orang saat ini ingin memberikan materinya kepada Gereja. Karena kebenaran yang tebang-pilih. Bila, seorang pendeta mengingatkan tentang persembahan untuk pembangunan Gereja misalnya. Tentu, akan dikritik habis-habisan. Tidak heran, ketika calonteolog.com menuliskan refleksi ini, cukup menguras batin. Sebab, sering kali calonteolog.com lebih senang berbicara dengan persembahan hidup kepada Gereja, bukan hanya persembahan materi.


Walaupun calonteolog.com punya dasar yang jelas. Bahwa setiap orang yang menjadikan dirinya sebagai persembahan hidup kepada Tuhan, adalah mereka yang tidak menuntut apapun dan memaksakan kehendak apapun sekalipun mereka telah memberikan materi yang dimilikinya untuk pelayanan Gereja. Tapi, tetap saja pemahaman itu tidak sampai. Karena tebang-pilih pada kebenaran. Ketika, calonteolog.com mengatakan hal tersebut yang diambil hanya pemberian diri untuk melakukan pelayanan kepada Gereja. Itupun, masih beruntung bila memang benar-benar selalu siap, memberikan dirinya. Justru yang sering kali terjadi adalah lebih besar kepentingan diri daripada kepentingan dalam pelayanan Tuhan.

Hal ketiga, calonteolog.com belajar dari orang yang bergerak dibidang pemasaran/penjualan. Orang-orang tersebut sering memiliki pandangan seperti; “semakin besar umpan maka semakin besar pula ikan yang didapatkan”. Tetapi, pengalaman memancing, mengajarkan tidak selamanya cacing yang besar akan mengangkat ikan yang besar. Justru sering kali cacing yang besar akan dikerumuni ikan yang kecil-kecil. Tentu hal ini juga tidaklah baik bila dimasukkan dalam prinsip memberikan persembahan terlebih dalam memberikan bantuan. Mengapa? Karena kekecewaan yang akan datang! Sebab Gereja bukanlah seperti kolam permintaan, yang setiap orang datang lalu melemparkan koinnya ke kolam tersebut dan berharap Tuhan melakukan sesuatu pada apa yang diminta dan dia inginkan. SUNGGUH ITU HANYALAH, PEMAHAMAN YANG MENIPU! DIA TUHAN BUKANLAH JIN!


Tuhan akan memberikan dan mengabulkan permintaan kita, bukan karena kita telah melakukan sesuatu untukknya. Tapi karena Tuhan lebih mengetahui dan telah merancangkan apa yang terbaik untuk kita. Karena itu, dalam setiap usaha dan pekerjaan yang kita lakukan, Tuhan selalu kita butuhkan untuk membimbing dan menguatkan. Pertanyaannya justru, Apakah kita mau memberikan diri kita sepenuhnya (termasuk materi) dalam pemberitaan dan saluran pelayanan Tuhan kepada banyak orang?

Hal terakhir yang sering membuat calonteolog.com kesulitan dalam memberikan dirinya sebagai persembahan utuh kepada banyak orang adalah ikatan emosional yang terbangun. Bila pelayan Gereja ataupun orang tersebut adalah orang-orang yang memiliki ikatan emosional yang baik dengan saudara. Maka saudara akan lebih mudah memberikan bantuan kepadanya. Seolah-olah Gereja dilihat dari para pelayannnya, bila para pelayanan tidak memberikan dirinya sepenuhnya untuk melayani, menghormati dan memberikan penghargaan kepada saudara. Maka sulit untuk memberikan diri saudara sebagai persembahan yang utuh terlebih sebagai saluran berkat bagi pelayanan Kabar Baik kepada banyak orang.

Calonteolog.com sering mengalami dan melihat beberapa kejadian seperti ini terjadi. Dimana seorang pendeta yang mau menundukan dirinya untuk memberikan penghormatan kepada seorang kaya di jemaatnya akan selalu mendapatkan persembahan yang baik dari orang tersebut. Tetapi ketika, pendeta tersebut menegur kesalahan dari orang kaya tersebut. Ya, tentu saja. Persembahan akan berkurang dan bahkan bisa sampai tidak ada lagi. Mengapa? Karena mata hati bukan mengarah pada Tuhan, tetapi kepada para pelayan yang seorang manusia dan tidak terlepas daripada kekurangan. Atau malah keutamaan diri sendiri yang lebih besar.
Sekali lagi, bila saudara tidak setuju dengan pandangan calonteolog.com. Tidak mengapa, saudara dapat membuktikan kesalahan pandangan ini dengan memberikan bantuan saudara kepada Gereja yang sudah 15 tahun lamanya merindukan sebuah bangunan untuk jemaat GBKP Banjarmasin-sekitarnya beribadah. Saudara bisa langsung memberikan bantuan dana saudara dengan mentransfernya ke rekening panitia [BRI – An. PANITIA PEMBANGUNAN GBKP BJM-BJB 024201009645532] Bukti rekeningnya dapat anda kirimkan ke email aaronagi12@gmail.com
Bila saudara, merasa bahwa apa yang calonteolog.com ini adalah kebenaran. Berubahlah, arahkanlah mata hatimu kepada Tuhan dan jadilah saluran berkat! Sebab, Tuhan membutuhkanmu untuk menjadi mitraNya.

Komentar