JANGANLAH NAIF, SEKEDAR BERSYUKUR-PUN JUGA TAK BAIK!



Seorang gadis muda yang ayahnya tergolong tukang mengeluh, berkata kepada ibunya, "Saya tahu kesukaan setiap orang di rumah ini. Johnny suka hamburger, Janie suka es krim, Willie suka pisang dan ibu suka ayam." Ayahnya yang merasa jengkel karena belum dilibatkan dalam daftarnya bertanya, "Bagaimana dengan ayah? Apa yang ayah sukai?" Gadis lugu itu pun menjawab, "Ayah suka semua yang tidak kita miliki."

      Waktu saudara mulai menginginkan sesuatu yang kita mau, kita bakal cenderung memfokuskan perhatian kita untuk itu. Mungkin saja, saudara nggak mendapatkan yang saudara mau, tapi biasanya hal itu yang justru bikin saudara terus kepikiran.

            John MacArthur pernah bilang di bukunya bahwa ‘keingintahuan adalah soal sikap’ dan ‘ketamakan dan keserakahan mengikuti prinsip meningkatnya keinginan dan menurunnya kepuasan, sebuah bentuk hukum pengembalian terbalik’.

         Kata ‘tamak’ seringnya kita identikkan dengan uang. Karna uang adalah sarana untuk mencapai apapun yang kita mau di dunia ini. Inilah yang dialami seorang pemuda bernama John Rockefeller. Waktu pertama kali ditanya berapa banyak uang yang dia inginkan, dia menjawab ‘1 juta dolar’. Setelah memiliki uang sebanyak itu, pertanyaan yang sama ditanyakan lagi ke John dengan jawaban ‘1 juta dolar’. Dia pun mendapat uang sebesar itu, lalu ditanyai pertanyaan yang sama untuk ketiga kali. John tetap menjawab dengan jawaban yang sama. Apakah kamu bisa melihat terjadinya peningkatan keinginan dan penurunan kepuasan kerja di sini?

            Mungkin kita nggak bakal punya uang 1 juta dolar. Tapi kita bisa menggantinya dengan hal-hal sederhana ini. Berapa pasang sepatu hitam atau tas sandang yang kita butuhkan? Berapa besar ukuran rumah yang kamu perlukan? Berapa banyak pengakuan dari orang lain karena pelayanan yang kamu kerjakan? Apakah kamu benar-benar butuh pakaian baru? Apakah punya ponsel baru sebuah kebutuhan?

            ‘Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu’. Puaslah dengan yang kamu punya! Bukan berarti memang kalau kita nggak bisa membeli sesuatu. Kalau kamu memang bener-bener butuh sesuatu, maka pakailah uang yang merupakan berkat dari Tuhan untuk membelinya. Nggak ada yang salah membeli pakaian baru atau tas sandang baru. Asalkan jangan sampai hal itu justru membuatmu melarat. Saat kita fokus pada materi, hasrat kita pasti nggak bakal pernah sejalan sama keinginan kita.

            Ingatlah kalau Tuhan sendiri nggak bakal pernah ninggalin dan biarin kita kekurangan. Dia pasti menyediakan semua kebutuhan kita kalau kita memegang teguh janji-Nya. Ingat yang disampaikan Yesus di Lukas 12: 22-23 dan 29-31, supaya kita nggak perlu kuatir soal hidup kita, soal apa yang kita makan dan tentang tubuh dan pakaian kita.

            Jangan mau diseret dengan beragam godaan dunia. Tapi belajarlah untuk terus memperkuat karakter kita di dalam Tuhan. Supaya kita bisa mematikan semua keinginan daging yang nggak berasal dari surga. Yakinlah saat kita ada di dalam Dia, kita nggak akan sama lagi dengan dunia ini.

            Saat hasrat akan sesuatu semakin kuat, periksalah hatimu secara mendalam dan singkirkanlah semua roh kedagingan itu satu per satu dengan nama Yesus
Namun, apakah dengan calonteolog.com menulis hal ini, seseorang akan langsung hilang rasa khawatir dan ketakutannya? Ataukah calonteolog.com mengajak untuk menghilangkan rasa khawatir dan ketakutan dalam diri saudara?



            Salah satu dongeng karya Grimm mengisahkan seorang pemuda agak bodoh yang tak tahu artinya gemetar ketakutan. Orang-orang berusaha membuatnya takut dengan menempatkannya di berbagai situasi menyeramkan, tetapi sia-sia. Akhirnya pemuda itu dapat merasa gemetar, tetapi bukan karena takut. Ia gemetar ketika seseorang menuangkan seember air dingin lengkap dengan ikan menggelepar-gelepar ke atas tubuhnya sewaktu ia tidur.

            Saudaraku, bila tidak ada rasa takut dan khawatir dalam diri saudara sepertinya ada yang tidak beres dalam diri kita jika kita tidak pernah takut. Takut adalah reaksi wajar manusia terhadap segala macam kesulitan atau bahaya, dan Allah tidak mengutuknya. Namun, Allah juga tak ingin kita dilumpuhkan ketakutan. Yesus berkali-kali berkata kepada murid-murid-Nya, "Jangan takut" (Lukas 5:10; 12:4Yohanes 6:20). Setiap kali mengatakannya, Yesus menggunakan bentuk kata kerja yang mengandung arti keberlanjutan. Dengan kata lain, Yesus berkata kepada mereka, "Jangan terus-menerus merasa takut."

            Jangan sampai kita ditaklukkan oleh ketakutan dan kekhawatiran kita. Kita juga jangan sampai menolak melakukan apa yang dikehendaki Allah hanya karena merasa takut. Allah dapat mengubah rasa takut kita menjadi kekuatan. Kita dapat mempercayai Allah dan menjadi "tidak takut" (Mazmur 56:12).

            Keberanian bukan tiadanya ketakutan atau kekhawatiran, melainkan penguasaan atas rasa takut. Jadi, mari kita lawan ketakutan kita dan hadapilah dengan iman kepada Tuhan, karena Dia telah berfirman, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibrani 13:5)


            Terakhir, Pencapaian saudara memang nggak bisa dianggap sebelah mata, perjuangan yang melelahkan itu terbayar dengan lunas. Saudara boleh bangga, setelah mendapatkan apa yang saudara telah guluti selama ini dan dalam pergelutan itu rasa syukur nggak lupa saudara ucapkan. Bahkan boleh jadi sekarang saudara sudah patut dan pantas bersyukur, karena telah diberikan pencapaian yang datangnya dari Tuhan telah mendengar doa dan usaha saudara. Tetapi waktu kembali berjalan, kalau saudara masih terlena dalam pencapaian saudara kini, kesuksesan selanjutnya bisa jadi milik orang lain. Jangan berhenti di sini, bangkit dan berkarya lah.

            Mengapa?

            Sebab sering kali orang-orang Kristen terjebak pada kata Bersyukur yang menurut calonteolog.com terlalu naif. Saudara mungkin puas dan nggak mau sibuk atau ribet dengan hal-hal baru lagi, perkara mencapai kesuksesan bagi saudara adalah sesuatu yang gampang dan bisa digarap esok hari. Hanya, calonteolog.com mengingatkan agar kita tidak boleh menyalahkan kalau saudara nggak bisa berkembang dan ketinggalan jauh dari orang lain.

      Karena sebenarnya, saudara bisa menghimpun energi baru dan semangat yang menyegarkan, kemampuan saudara pun bisa dikembangkan untuk menjawab perkembangan zaman yang kian hari kian kejam. Tapi saudara memilih untuk berhenti dan terjebak pada kata bersyukur yang menuru calonteolog.com naif. Belajarlah dari perumpamaan Yesus tentang TALENTA. (Bdk Mat 25:14-30)

            Saudara harus sadar semua berjalan cepat, saudara harus siap, rencanakan segala hal tanpa harus ribet.Saudara boleh puas sekarang, tetapi waktu terus berjalan dan semua berkembang. Kepuasan batin memang perlu, nggak bisa dimungkiri tanpa kepuasan saudara nggak bisa merasakan kelegaan dan rasa syukur. Saudara tak punya alasan juga untuk berhenti dan memuji pencapaianmu sendiri. Bersyukurlah, dan jangan lupa untuk bergerak maju, sambut dan susun ulang tujuan baru, pencapaian gemilang menantimu di hari depan.



Komentar