Pada
bagian perikop ini Paulus, lebih dahulu mengajak untuk kita memperlengkapi diri
dan menguasai diri dari roh-roh jahat. Untuk itu, baik bila seorang Kristen, memberikan
diri dan doanya untuk dipimpin, dibimbing serta dicerahkan oleh Roh Kudus dan
bukannya sesuka hati. Orang Kristen seharusnya berdoa demi kepentingan Roh,
sesuai dengan sifat Roh dan menjalankan semua natur pribadiNya di dalam diri si
pendoa. Alkitab mengatakan bahwa justru karena Tuhan yang tinggal di dalam
diri manusia, telah mengetahui segala kebutuhannya maka ia harus berdoa sesuai
dengan kehendakNya. Dengan demikian, doa Kristen berbeda secara total dengan
semua konsep doa di dunia. Jikalau orang Kristen belum mampu melihat perbedaan
ini, berarti ia belum berdoa secara Kristen.
Mereka yang berdoa
demikian akan membiarkan kehendak Allah lebih berkuasa dalam dirinya. Walaupun tidak
semua orang mampu menerima kehendak Tuhan. Tentu itu sangatlah manusiawi, namun
berjuanglah atas dirimu untuk melawan semua rasa kecewa akan kehendakmu yang sering
kali, justru berbeda dengan apa yang dikehendaki Tuhan.
Ada satu orang yang
selamat dari kecelakaan kapal yang terdampar di sebuah pulau kecil yang tidak
berpenghuni. Ia pun berdoa agar Tuhan menyelamatkannya. Setiap hari, ia
mengamati langit dan mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada yang terjadi.
Ia membangun gubuk dengan peralatan seadanya, untuk melindungi dirinya dari cuaca
dan menyimpan barang-barang yang dia miliki. Suatu hari , ketika ia kembali ke
gubuknya setelah mencari makanan mendapati gubuknya terbakar. Ia kehilangan
segalanya.
Ia pun bersedih dan
berkata:”Tuhan betapa teganya engkau melakukan hal seperti ini”, tetapi
keesokan harinya ia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu untuk
menyelamatkannya.
Terkadang kita mudah
sekali menyerah ketika keadaan memburuk. Namun, kita tidak boleh goyah karena
Tuhan tetap bekerja dalam hidup kita, meskipun kita berada dalam kesusahan atau
kesakitan. Ingatlah ketika gubuk Anda terbakar. Itu merupakan “Asap” bagi kuasa
Tuhan untuk bekerja. Ketika ada hal yang negatif terjadi dalam hidup Anda, kita
harus menyakinkan diri kita bahwa Tuhan memiliki jawaban positif atas hal itu
Hal lainnya dalam perikop
ini membuat calonteolog.com berefeleksi tentang pengakuan diri sendiri dan peristiwa
yang sering terlihat, yakni saat beberapa orang lain meminta kita untuk
mendoakannya. Orang-orang yang kerap kali minta kita
doakan, apakah kita dengan setia mendoakan mereka? Kita sering melihat
orang-orang yang sangat membutuhkan, namun kita lebih mudah memperbincangkan
situasi mereka daripada menjadi perantara doa bagi mereka. Padahal , orang-orang
sangat membutuhkan dan menginginkan doa kita.
Paulus menyimpulkan
panggilannya untuk mengenakan "seluruh perlengkapan senjata Allah" (Efesus
6:13-17) dengan menulis, "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh
dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak
putus-putusnya untuk segala orang Kudus" (ayat 18).
Oswald Chambers kerap kali mengatakan doa
sebagai "pelayanan dalam hati" dan berkata, "Anda akan
bersikap tulus dan tidak akan sombong saat menjadi perantara doa. Itu merupakan
pelayanan tersembunyi yang menghasilkan buah di mana lewat doa itu Bapa
dipermuliakan."
Kerap doa dipandang sebagai pelayanan yang kecil dan kurang berarti.
Padahal doa justru menghubungkan kita dengan kuasa Allah yang tidak terbatas.
Dalam kerinduan membawa orang kepada Tuhan, sudahkah doa kita prioritaskan?
Pikirkanlah satu nama orang yang rindu Anda bawa mengenal Kristus, atau satu
nama orang yang sedang memberitakan Injil, dan ambillah komitmen mendoakannya
secara terus-menerus selama bulan ini. Doa yang setia,
entah di depan umum atau secara pribadi, merupakan salah satu hadiah terbesar
yang dapat kita berikan kepada orang lain.
Komentar
Posting Komentar