NASIHAT PAULUS UNTUK JEMAAT EFESUS (Efesus 6:10-20)



Pada bagian perikop ini Paulus, lebih dahulu mengajak untuk kita memperlengkapi diri dan menguasai diri dari roh-roh jahat. Untuk itu, baik bila seorang Kristen, memberikan diri dan doanya untuk dipimpin, dibimbing serta dicerahkan oleh Roh Kudus dan bukannya sesuka hati. Orang Kristen seharusnya berdoa demi kepentingan Roh, sesuai dengan sifat Roh dan menjalankan semua natur pribadiNya di dalam diri si pendoa. Alkitab mengatakan bahwa justru karena Tuhan yang tinggal di dalam diri manusia, telah mengetahui segala kebutuhannya maka ia harus berdoa sesuai dengan kehendakNya. Dengan demikian, doa Kristen berbeda secara total dengan semua konsep doa di dunia. Jikalau orang Kristen belum mampu melihat perbedaan ini, berarti ia belum berdoa secara Kristen.

Mereka yang berdoa demikian akan membiarkan kehendak Allah lebih berkuasa dalam dirinya. Walaupun tidak semua orang mampu menerima kehendak Tuhan. Tentu itu sangatlah manusiawi, namun berjuanglah atas dirimu untuk melawan semua rasa kecewa akan kehendakmu yang sering kali, justru berbeda dengan apa yang dikehendaki Tuhan.

Ada satu orang yang selamat dari kecelakaan kapal yang terdampar di sebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni. Ia pun berdoa agar Tuhan menyelamatkannya. Setiap hari, ia mengamati langit dan mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada yang terjadi. Ia membangun gubuk dengan peralatan seadanya, untuk melindungi dirinya dari cuaca dan menyimpan barang-barang yang dia miliki. Suatu hari , ketika ia kembali ke gubuknya setelah mencari makanan mendapati gubuknya terbakar. Ia kehilangan segalanya.

Ia pun bersedih dan berkata:”Tuhan betapa teganya engkau melakukan hal seperti ini”, tetapi keesokan harinya ia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu untuk menyelamatkannya.

Terkadang kita mudah sekali menyerah ketika keadaan memburuk. Namun, kita tidak boleh goyah karena Tuhan tetap bekerja dalam hidup kita, meskipun kita berada dalam kesusahan atau kesakitan. Ingatlah ketika gubuk Anda terbakar. Itu merupakan “Asap” bagi kuasa Tuhan untuk bekerja. Ketika ada hal yang negatif terjadi dalam hidup Anda, kita harus menyakinkan diri kita bahwa Tuhan memiliki jawaban positif atas hal itu

Hal lainnya dalam perikop ini membuat calonteolog.com berefeleksi tentang pengakuan diri sendiri dan peristiwa yang sering terlihat, yakni saat beberapa orang lain meminta kita untuk mendoakannya. Orang-orang yang kerap kali minta kita doakan, apakah kita dengan setia mendoakan mereka? Kita sering melihat orang-orang yang sangat membutuhkan, namun kita lebih mudah memperbincangkan situasi mereka daripada menjadi perantara doa bagi mereka. Padahal , orang-orang sangat membutuhkan dan menginginkan doa kita.

Paulus menyimpulkan panggilannya untuk mengenakan "seluruh perlengkapan senjata Allah" (Efesus 6:13-17) dengan menulis, "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus" (ayat 18).

Oswald Chambers kerap kali mengatakan doa sebagai "pelayanan dalam hati" dan berkata, "Anda akan bersikap tulus dan tidak akan sombong saat menjadi perantara doa. Itu merupakan pelayanan tersembunyi yang menghasilkan buah di mana lewat doa itu Bapa dipermuliakan."

Kerap doa dipandang sebagai pelayanan yang kecil dan kurang berarti. Padahal doa justru menghubungkan kita dengan kuasa Allah yang tidak terbatas. Dalam kerinduan membawa orang kepada Tuhan, sudahkah doa kita prioritaskan? Pikirkanlah satu nama orang yang rindu Anda bawa mengenal Kristus, atau satu nama orang yang sedang memberitakan Injil, dan ambillah komitmen mendoakannya secara terus-menerus selama bulan ini. Doa yang setia, entah di depan umum atau secara pribadi, merupakan salah satu hadiah terbesar yang dapat kita berikan kepada orang lain.

Komentar