MENABUR DENGAN DAMAI Zakharia 8:9-13




Salah satu tafsiran menyebutkan bahwa Kitab Zakharia pada pasal 1-8 memiliki pesan untuk mendorong sisa-sisa Bangsa Israel agar melanjutkan pembangunan kembali Bait Sucinya. Bahkan teks yang menjadi bahan renungan kita hari ini juga mengajak Bangsa Israel untuk semakin yakin, bahwa Tuhan akan memampukan. Tuhan sendiri yang akan bekerja bagi pemulihan keadaan Bangsa Israel.

Mengapa?

Karena sejak pertama kali umat Tuhan kembali ke Yerusalem, Bait Allah sudah pernah mulai dibangun. Namun sayang terhenti di tengah jalan. Hagai sudah mencoba berkhotbah, mendorong umat kembali meneruskan pembangunan yang terbengkalai. Zakharia melalui serangkaian  penglihatan, mendorong semangat umat untuk mengantisipasi pemulihan dari Tuhan dengan mulai memabgnun rumahNya tersebut. Namun kelihatanya, tidak ada tanda-tanda pembangunan itu akan kembali terwujud. Mengapa demikian

Kalau tergantung kepada umat Tuhan sendiri, apa yang menjadi rencana Tuhan tidak akan menjadi kenyataan. Paling sedikit dua alasan mengapa umat Tuhan kala itu bisa lambat bahkan lalai membangun rumah Tuhan. Tekanan musuh yang membuat mereka ketakutan dan lumpuh (ezr 4) dan himpitan ekonomi yang membuat mereka lebih peduli pada rumahnya masing-masing (Hag. 1:2. 6; Za 8:10)

Untuk itu, dalam kisah ini Zakharia berharap melalui apa yang dilihat dan diyakininya. Bangsa Israel ini bisa membangun kembali semangat didalam dirinya, keyakinan dalam dirinya pada Tuhan yang ikut melakukan pemulihan pada keadaanNya. Sebab, Pemulihan umat Tuhan bagi calonteolog.com juga bukanlah karya manusia, tetapi bagian dari karya Allah. Apa yang mustahil manusia lakukan karena dibatasi dosa dan kelemahan, tidak mustahil di mata Tuhan. Kasih setia dan kemahakuasaan-Nya akan memastikan pemulihan itu terjadi. Siapakah Anda merespons positif dan proaktif? Mari bangun hidup Anda sepadan dengan tuntutan-Nya yang kudus.

Ada juga yang menggunakan ayat ini sebagai alat untuk membicarakan tentang Yerusalem Baru. Salah satunya kaum Zionisme sebagai gerakan nasional orang Yahudi dan budaya Yahudi yang mendukung terciptanya sebuah tanah air Yahudi di wilayah yang didefinisikan sebagai Tanah Israel. Berbagai agamawan Zionisme mendukung orang-orang Yahudi menegakkan identitas Yahudi mereka, menentang asimilasi Yahudi ke dalam masyarakat lain dan telah menganjurkan Aliyah orang Yahudi ke Israel sebagai sarana bagi orang Yahudi menjadi mayoritas di negara mereka sendiri, dan harus dibebaskan dari diskriminasi antisemitisme, pengucilan, dan penganiayaan yang secara historis terjadi dalam kondisi mereka sebelumnya sebagai diaspora.

Tapi perkembangan dan tafsiran ini tidak berkembang pada hal itu saja, nyatanya akhir-akhir ini juga muncul Kristen Zionisme sebagai suatu keyakinan di antara orang-orang Kristen bahwa kembalinya orang-orang Yahudi ke Tanah Perjanjian, dan pembentukan dari negara Israel pada tahun 1948. Adalah sesuai dengan nubuat Alkitab. Istilah Kristen Zionisme dipopulerkan pada pertengahan abad ke-20. Saudara akan bisa melihat beberapa orang-orang ini akan meneriakkan pembelaan kepada ISRAEL atas penyerangan kepada PALESTINA tanpa memikirkan kemanusiaan apapun. Hanya berfikir bahwa ISRAEL menang dan kembalinya tanah perjanjian itu kepada orang-orang Israel. Alhasil kedatang Yesus semakin terasa dekat baginya.

Sebab bagi calonteolog.com, Kristen Zionis meyakini bahwa "berkumpulnya" orang-orang Yahudi di Israel adalah suatu prasyarat untuk Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Keyakinan ini utamanya berhubungan dengan Dispensasionalisme Kristen meskipun tidak secara eksklusif. Ide bahwa orang Kristen harus secara aktif mendukung kembalinya orang-orang Yahudi ke Tanah Israel, bersamaan dengan ide paralel bahwa orang Yahudi harus didorong untuk menjadi Kristen, sebagai sarana pemenuhan nubuat Alkitab telah umum di kalangan Protestan sejak Reformasi. Sampai, orang-orang ini lupa tentang ayat yang mengatakan bahwa “Anak Manusia akan datang seperi Pencuri, tidak tahu kapan dan bagaimana waktunya”. Jadi, berhentilah cocokologi!

Calonteolog.com, berfikir bila terus menerus berbicara pembangunan rumah Tuhan. Rasa-rasanya itu hanyalah jeritan-jeritan kepada para pembaca dengan situasi pelayanan saat ini. Bila membawa ayat ini pada refleksi gerakan Zionisme atau Zionisme Kristen. Itu juga mengerikan!

Alhasil, calonteolog.com menjatuhkan pilihan pada ayat 12 yang dirasa cukup menarik untuk dibahas;
Aku akan menabur damai sejahtera. Maka pohon anggur akan memberi buahnya dan tanah akan memberi hasilnya  dan langit akan memberi air embunnya. Aku akan memberi semuanya itu kepada sisa-sisa bangsa  ini sebagai miliknya

Mengapa?

Ketika beberapa pembaca memfokuskan diri pada pembacaan yang mengarah kepada pembangunan Gereja, pembangunan wilayah atau bahkan sampai pada  peperangan, Calonteolog.com malah melihat Allah yang sedang memberikan teladan tentang bagaimana pekerjaan itu dia lakukan dengan damai, tanpa gresak-grusuk sama sekali. Allah ikut serta dalam proses pemulihan Yerusalem, bukan dengan pembangunan wilayah, penguasaan wilayah ataupun sampai melakukan peperangan. Allah sepertinya lebih menarikkan perhatian kita kepada alam.

Alam diabaikan, karena kehancuran yang akan terjadi ketika Yesus datang kedua kalinya (pemahaman “sok tau” yang tidak pernah calonteolog.com mengetahui dasarnya”. Alam dikambinghitamkan dan dijadikan alat untuk menakut-nakuti tentang kedatangan Allah. Bahkan, pemulihan pada Alam yang selama ini dipandang sebelah mata oleh para nabi lainnya. Justru menjadi alat Allah untuk menabur damai sejahtera didalamnya.

Sekarang, pertanyaan kembali pada saudara? Apa itu pemulihan bangsa? Apakah ini soal rohani pribadi saudara saja?
Atau saudara ingin menjadi seorang teolog sinting, yang berdoa dan bernyanyi kepada Tuhan agar bangsa Indonesia dipulihkan dan dirahmati oleh Tuhan. Sementara, saat ia keluar dari Gereja. Teolog sinting¸itu malah berbicara tentang bagaimana bisnis-bisnisnya justru merusak rencana Allah, agar manusia ikut ambil bagian dalam memulihkan Alam.

Semua dikembalikan kepada daya tarik saudara, pemulihan seperti apa yang saudara ingin harapkan dan lakukan dalam aksi kehidupan saudara saat ini. Jangan berteriak dan mengeluhkan banjir bila saudaralah penyebabnya. Jangan berteriak dan mengeluhkan air kotor, bila saudara pula juga ikut andil dalam memperkeruh sungai. Bahkan, berhentilah untuk terus menerus menjadikan alam sebagai alat kambing hitam saudara untuk menyatakan tentang kehadiran Allah yang semakin dekat. Karena pada kenyataanya, Alam itu hidup. Ia memiliki kehidupan yang perlu saudara hargai sebagai sesama ciptaaNya.




Komentar