BEKERJA DENGAN IMAN - Mazmur 121:4-8 dan Yohanes 5:17



Menarik bila kita mendengarkan dan menganalisa apa yang diungkapkan seorang Merry Riana mengenai tips untuk meraih kesuksesan. Ia mengatakan dalam talkshow bersama MLD Talk-In, demikian; "Saya memiliki 3 tips sederhana untuk bisa meraih sukses yaitu: Think Big, Start Small and Move Fast", kata Merry.[1]

THINK BIG – Bermimpi Besar

Bila saudara berfikir bahwa mimpi yang disampaikan Merry Riana sebagai bunga-bunga tidur maka, itu menjadi kekeliruan. Tapi bila saudara memaknai mimpi tersebut sebagai harapan dan tujuan hidup, maka calonteolog.com juga menyamakan mimpi itu dengan iman.

Loh koq bisa ?

Saat seorang menjalani hidup untuk mewujudkan mimpinya, maka saat itu pula seseorang punya sinergi positif dalam diri dan jiwanya untuk meraih mimpi tersebut. Bila, manusia tidak bermimpi bagaimana mungkin dirinya dikatakan hidup. Sama halnya ketika seseorang tidak memiliki iman, ia hidup tapi diri dan jiwanya tidak memiliki sinergi positif. Alhasil dia dikatakan telah mati, walaupun ia tidak terkubur dalam tanah.

Setiap orang harus memiliki iman dalam pekerjaannya, ini bukan soal saudara harus bekerja sembari menyebarkan iman, itu kebenaran yang lain. Tapi calonteolog.com ingin mengajak saudara untuk bekerja, bukan sekedar bekerja. Saudara harus menanamkan iman dalam setiap pekerjaan saudara, agar kesemua itu bersifat progresif.

Tidak berhenti pada hal itu saja, ketika saudara menanamkan iman dalam setiap pekerjaan saudara. Ketahuilah bahwa, Allah tidak pernah tidur. (Bdk.  Yoh 5:17). Ini menjadi hal penting bagi saudara untuk tidak sekedar bermimpi, sebab saudara memiliki sikap optimis ketika bermimpi. Semua orang memiliki mimpi, tapi tidak semua orang menaruhkan iman dalam mimpinya. Alhasil, mimpinya hanya terwujud dari mindset yang tidak bertumbuh, tidak berani memimpikan sesuatu yang diluar kemampuannya saat ini. Padahal kemampuan setiap orang berkembang setiap waktunya, bila ia bersikap optimis, belajar dan terus mengevaluasi untuk mengembangkan diri. Jangan heran, mimpi tanpa iman memperlihatkan seorang pesimisme.

START SMALL – Memulai dari hal yang kecil


Dalam kesempatan tersebut, Merry Riana juga tidak lupa untuk berbicara tentang tindakan setelah bermimpi.  Sebab, baginya setiap orang jangan hanya berhenti pada kata mimpi saja. Saudara harus memulai dari hal yang kecil, tapi intens dan konsisten, jalani prosesnya dan nikmatilah. Itulah perjuangan seorang pemimpi besar. Ia bukan tukang tidur, yang hanya sibuk berangan-angan tanpa memulai apapun. Sebab, faktor penentu untuk seseorang mencapai mimpinya bukanlah berdasarkan kemampuan sebelumnya.

Ini bisa menjadi sesuatu yang tidak realistis, bila saudara tidak pernah menyadari tentang kekecewaan, kegagalan dan kesalahan berarti yang telah menanti saudara. Inilah kenyataan yang tidak boleh disembunyikan dari seorang pekerja. Tapi kenyataan tersebut bukan untuk ditakutkan, selama saudara melangkah dengan iman. Sebab, mereka yang melangkah dengan iman memungkinkan saudara untuk mencintai apa yang saudara telah lakukan- dan tetap akan mencintainya meskipun menghadapi berbagai kesulitan. Ketika sseorang melangkah dengan iman sampai ke puncak mimpi besarnya, ia percaya bahwa ada bayangan Allah yang selalu mengikuti perziarahannya. Karena itu, saat kekecewaan, kegagalan dan kesalahan menghampirinya. Ia menyadari, Allah tetap menopangnya dan membangkitkannya dari ketiga hal tersebut.

Seperti halnya dengan Mazmur 121:1-8, teks ini merupakan nyanyian ziarah yang dinyanyikan oleh orang-orang yang beribadah dalam perjalanan tahunan mereka ke Yerusalem. Keyakinan bahwa Allah adalah “Penjaga” umat-Nya diulang sebanyak lima kali (ay.3,4,5,7,8). Mazmur ini disusun menjadi empat couplet atau stanza 2 baris, masing-masing dengan tema yang berbeda, tetapi semuanya berkaitan dengan perlindungan Allah. Ayat 1-2 menyatakan dengan khidmat bahwa pertolongan datang dari yang “menjadikan langit dan bumi.” Ayat 3-4 menekankan bahwa Dia tidak pernah tidur dalam menjaga umat-Nya. Ayat 5-6 menyatakan perlindungan-Nya atas Israel siang dan malam. Selanjutnya ayat 7-8 menunjukkan perlindungan kekal Allah adalah “dari sekarang sampai selama-lamanya.”. Mengapa dituliskan demikian? Sebab mereka juga menyadari dalam perjalanannya akan ada tantangan-tantangan yang pastinya akan mereka hadapi. Tapi, hal tersebut tidak mengurungkan niat mereka untuk sampai menuju puncak Gunung Sion, tempat mereka bertemu dengan Tuhan. Mengapa? Mereka menaruh iman dalam setiap langkahnya, kepercayaan tentang Allah yang selalu menolong, menjagai dan melindungi. Itu yang menyemangati mereka, untuk tetap konsisten melakukan perziarahan tersebut..  

Demikian pula refleksi ini, calonteolog.com tambahkan untuk saudara meraih mimpi besar tersebut. Bukan sekedar merencanakannya, tetapi juga melangkah dan memulainya dengan iman.

MOVE PAST – Bergerak lebih cepat


Dalam setiap pekerjaan dan usaha yang saudara lakukan, Merry Riana menyarankan untuk mengejarnya dengan penuh semangat dan cepat. Di era industry 4.0 ini, pegerakan perekonomian semakin cepat dan keras. Seperti beberapa pekan terakhir ini, perang dagang membuat beberapa ekonomi bergejolak tidak menentu. Untuk itulah, calonteolog.com memberikan tambahan dari refleksi iman, yakni mengajak saudara untuk bekerja dengan iman. Mengapa? Karena saudara tidak boleh lengah dalam setiap hal yang saudara mulai dan kerjakan. Saudara harus mampu menyemangati diri sendiri, seperti teks sebelumnya. Bila saudara terus mengeluh pada situasi dan keadaan, ataupun menyerah pada hal tersebut. Maka saudara akan benar-benar ketinggalan. Saat ini semua orang sedang berusaha mencari potensi-potensi yang tidak pernah dilihat oleh orang lain, untuk menghasilkan perekonomian lebih baik. Semua tidak bergerak dengan dasar pendidikannya masing-masing.

Dalam pemikiran calonteolog.com, seseorang yang bekerja dengan iman menyadari bahwa kasih Allah setiap waktunya baru dan terus hidup. Dia memiliki pemahaman sebagai manusia yang diciptakan dan dianugerahi dengan iman yang menghidupkan, terlebih mengembangkan dirinya. Bila saudara tidak berfikir demikian, maka iman saudara perlu dipertanyakan. Apakah iman saudara benar-benar bukanlah iman hafalan atau iman bentukan para pemuka agama? Sebab mengimani dan memahami sesuatu hal, itu satu kebenaran mengenai iman. Tapi memahami, mengiplikasikan dan mengembangkannya, sungguh orang-orang inilah yang disebut sebagai orang yang berbahagia.

Komentar