ROH DAN IMAN PERCAYA, MENJADI IKATAN KITA DI DALAM YESUS KRISTUS - Matius 26:26-30



Sampai saat ini, saudara kita yang beragama Yahudi selalu mengingat bagaimana Kuasa Allah bekerja untuk menyelamatkan Bangsa Israel keluar dari Mesir. Bahkan hal tersebut memberikannya kekuatan yang baru untuk selalu bersyukur dan bersukacita karena kasih setia Kristus.

Perihal mengingat, beberapa saudara juga pernah mendengar atau mengatakan nasihat kepada saudara yang berduka karena kecewa pada sesuatu dengan mengatakan “Ingatlah, kebaikannya. Lupakan kesalahannya”. Ya, mengingat memang selalu menjadi bagian dan alat untuk kita bisa sembuh dari luka dan rasa putus asa. Mengingat menjadi obat untuk hati yang hampir hilang harapan. 

Malam ini 09 April 2020, kita juga diajak untuk mengingat bagaimana malam terakhir Yesus dengan para muridNya, sebelum menghadapi peristiwa Salib. Adapun 3 hal bagian yang paling diingat dalam peristiwa malam terakhir ini, yakni;
  • -          Perjamuan Kudus
  •           Pembasuhan Kaki
  •       Yesus Berdoa di Taman Getsemani


Saat kita mengingat ketiga hal ini, maka kita akan menyadari bagamina semua hal tersebut maka “Kerendahan Hati”. “Kesetiaan” dan “Menerima Kehendak Allah” menjadi tema-tema utama yang terus menerus dibagikan kepada kita. Tetapi, mengingatpun akan menjadi sia-sia. Sebab ingatan manusia sangatlah rapuh. Ketika kekecewaan, masalah dan beban hidup menghapiri. Kisah-kisah tersebut tinggalah cerita yang tinggal didalam Alkitab. Bukan dalam hati dan kehidupan kita. Untuk itu, lebih daripada mengingat, kita juga harus meneladani akan perbuatan Yesus kepada kita.

Sekalipun hal tersebut tidak pernah terlihat oleh kita, dan bahkan dianggap oleh orang lain sebagai ketidakbenaran. Sekalipun demikian, kita bisa terus bersekutu dan bersama-sama mengingatnya dalam Roh dan Iman percaya. Ya, sebab Roh dan Iman percayalah yang meneguhkan kisah ini menjadi sebuah kebenaran didalam hidup orang-orang percaya. Roh dan Iman percaya membuat setiap kita memiliki ikatan dalam kebenaran dan kasih Allah. Sekalipun tidak pernah terlihat mata kita, namun karena Roh dan Iman percaya kita terhubung oleh Allah bersama para penulis Alkitablah yang membuat kita tidak pernah meragukan kisah ini.

Termasuk pula dalam situasi seperti saat ini, yang mana kita tidak bersekutu dalam ritual bersama, seperti biasanya kita lakukan. Tetapi, dalam Roh dan Iman percaya kita dapat bersekutu bersama. Kita masih terhubung dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Seperti kisah seorang wanita Rusia yang masih muda diberangkatkan ke sebuah rumah sakit di Jepang untuk menjalani serangkaian prosedur perawatan yang langka untuk menyelamatkan hidupnya. Setibanya di rumah sakit ia terus-menerus menangis. Para dokter dan perawat, yang tidak dapat berbahasa Rusia, tak dapat menghiburnya. Akhirnya mereka memutuskan untuk memanggil seorang utusan Injil Amerika yang ada di kota mereka, kalau-kalau ia dapat menolong wanita itu.

Utusan Injil tersebut tiba di rumah sakit dan berusaha menghiburnya, tetapi ternyata ia juga sama sekali tidak mengerti bahasa Rusia. Namun ketika melihat Alkitab, roti serta anggur perjamuan yang dibawanya, wanita tersebut tersenyum dan mengangguk tanda bahwa ia pun mengakui tubuh dan darah Kristus itu. Lalu, tanpa berkomunikasi lewat kata-kata sama sekali, pria Amerika dan wanita Rusia ini merasakan adanya suatu ikatan dalam Kristus. Sang utusan Injil melihat bahwa wanita Rusia ini didukung dan dikuatkan ketika mereka bersama-sama mengingat kematian Tuhan.

Pengalaman ini menggambarkan tentang kesatuan dalam Kristus yang kita miliki sebagai orang-orang percaya. Kita merayakan kesatuan itu ketika kita bersama-sama mengingat kematian-Nya, pengampunan-Nya, dan hidup baru yang dikaruniakan-Nya kepada kita.

Kadangkala, seperti dalam kasus pria Amerika dan wanita Rusia tadi, perbedaan bahasa tak mampu merintangi kesatuan umat Kristen. Termasuk pula perbedaan jarak, tempat dan suku. Para pengikut Kristus dapat selalu mengalami adanya ikatan di dalam Dia

Kepercayaan akan hal ini jugalah yang meyakinkan saya, bahwa saudara dan orang-orang percaya. Sekalipun sedang mengisolasi diri masing-masing didalam rumah, dan tidak beribadah seperti biasanya. Ikatan dalam Roh dan Iman percaya tidak membuat ikatan di dalam Dia menjadi renggang. Kita tetap bersama dalam persekutuaan bersama dengan Allah. Maka berhentilah untuk sekedar mengingatnya saja, tetapi marilah kita bersama-sama dalam Roh dan Iman percaya untuk berdoa akan saudara-saudara kita untuk tetap dalam penyertaan dan Kebenaran Kristus. Kita berdoa dalam Roh dan Iman percaya untuk saling menguatkan. Sebab perjamuan kudus bukanlah sekedar kisah, namun keyakinan akan hidup dalam ikatan bersama Yesus Kristus. Sebab, pembasuhan kaki juga bukanlah sekedar metode kebersihan, namun keteladanan untuk merendahkan hati dan mengasihi dalam kasih Yesus Kristus. Dan Doa Yesus di taman Getsemani juga bukan sekedar metode berdoa, melainkan ajakan untuk menyerahkan diri, kehidupan saudara kita dalam kehendak Allah yang penuh kasih dan penyayang.

ROH DAN IMAN PERCAYA TIDAK HANYA MENGHIBUR, TIDAK HANYA MENGUATKAN NAMUN MENYATUKAN KITA UNTUK SALING MENGHIBUR DAN MENGUATKAN DI DALAM KASIH KRISTUS - AGM

Komentar