TUHAN MENUNTUN UMATNYA - YESAYA 63:11-14


Diceritakan tentang Sarjana Muda berkunjung ke suatu desa dengan panorama alam yang begitu indah. Ia berjalan-jalan disana sembari menikmati panorama yang disajikan desa tersebut. Perjalanan tersebut membawa ia sampai pada suatu tempat untuk melihat air terjun yang begitu deras dan sangat indah. Ia  terlihat seperti sedang menganalisa sekitaran air terjun tersebut. Sampai akhirnya seorang anak kecil mendatanginya dan bertanya,

            “Kak, apa yang sedang engkau lakukan?”

            “Ah, engkau tidak akan mengerti”, jawab Sarjana Muda itu.

Mendengar jawaban tersebut, anak kecil itu sedih dan raut wajahnya berubah tidak seceria sebelumnya. Karena merasa bersalah, Sarjana Muda itupun menghiburnya dan mengatakan yang sebenarnya kepada anak kecil itu,

            “Ini salah satu sumber energi yang paling kuat di jagat raya dan belum             dimanfaatkan. Saya seorang Sarjana Muda telah mempelajarinya”

            “Kakak, salah! Roh Kuduslah sumber energi yang paling kuat di jagat raya dan           sering kali dilupakan. Ah, kakak tidak akan mengerti.!”

Orang Kristen percaya bahwa Roh Kudus adalah kehadiran Allah yang hidup dan penuh daya. Daya Roh Kudus secara terus menerus digambarkan dalam seluruh halaman Kitab Suci. Sebab hanya karena Daya dari Roh Kuduslah orang dapat melihat siapakah Yesus sesungguhnya dan mengakui Dia sebagai penyelamat dan Tuhan (1 Kor 12:3). Roh  Kuduslah yang meyakinkan orang-orang akan dosa mereka dan bertobat dengan penyesalan mendalam atas segala kesalahan di masa lalu. (Yoh 16:8-11). Karena Roh Kuduslah orang memulai hidup kembali dalam pengalaman kelahiran rohani (Yoh. 3:3-5). Dengan Roh Kuduslah orang dimasukkan ke dalam hubungan mesra sebagai anak dengan Bapa, dan Roh Kudus memampukan mereka menyebut Allah sebagai “Bapa terkasih” (Roma 8:15). Sungguh, Roh Kudus bukan hanya dapat membantu kita melakukan keajaiban-keajaiban seperti banyak yang tertulis dalam kesaksian-kesaksian penulis Alkitab. Tetapi Roh Kudus juga membuat hidup kita penuh dengan keajaiban seperti yang telah kita lihat dari fakta-fakta tersebut. Betap heran, bila masih ada orang-orang yang tidak menyadari hal tersebut.

Hmm… Saudaraku, sebelum melanjutkan refleksi ini. Apakah saudara menyadari fakta-fakta mengenai Roh Kudus tersebut? Apakah saudara sudah tercurah dan berserah pada kekuatan ini? Ataukah saudara tidak menyadarinya, bahwa hanya Roh Kuduslah yang mampu menuntun saudara dalam melewati segala hal dalam kehidupan ini? Okey, saudara tidak perlu menjawab! Cukup masukkan pertanyaan itu dalam hati dan pikiran saudara.

Saya ingin melanjutkan refleksi ini pada kisah yang diambil dari Yesaya 63:11-14. Bagian dari Trito-Yesaya, yakni masa sesudah kembali ke Yehuda dari pembuangan Babel. Di sini pergumulan yang dihadapi umat adalah kehidupan saat kembali ke Yerusalem dan usaha membangun kembali Bait Allah. Apa yang terjadi saat mereka kembali?

Setelah begitu lama mereka meningglakan Yerusalem, karena menjalani masa pembuangan. Umat merasakan bahwa Yerusalem tidak seperti dulu lagi. Ada perasaan asing didalam diri mereka, sekalipun mereka kembali ke “Rumah” mereka sendiri.

Bahkan perasan-perasaan itu sepertinya membuat mereka mempertanyakan identitas mereka sebagai bangsa pilihan. Sungguh situasi itu membuat mereka mengalami krisis iman dan Tuhan seakan jauh dari mereka.

Lalu, dalam masa yang sama Nabi Yesaya tampil memberikan pengharapan, dengan mengingat perbuatan Tuhan di masa lampau sembari memberikan pengjaran. Misalnya, pada ayat 10 dikatakan Tuhan berubah menjadi musuh umatnya, berperang melawan mereka, karena mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus. Peringatan dan pengjaran itulah menjadi momen bagi umat merindukan masa-masa dimana Tuhan berperang bagi mereka, bukan berperang melawan mereka.

Moment yang akhirnya membawa umat tersadar, betapa mereka memerlukan Tuhan. Mereka mengingat Tuhan. Mereka bertanya: “Dimanakah Dia…..?” Mereka mencari Tuhan. Tuhan yang sejak zaman dahulu kala, zaman Musa, selalu memberikan pertolongan bagi umat-Nya. Mereka mencari Tuhan yang mencurahkan Roh Kudus dalam hati umat-Nya (ay 11).

Okey, sekarang kita kembali pada masa kita saat ini. Saudaraku, masihkah pertanyaan sebelumnya ada dalam ingatan saudara? Bagaimana jawaban saudara sekarang? Apakah saudara menunggu momen seperti Umat Israel, yang mana Allah tidak lagi beperang bagi mereka? Atau, kita buat pertanyaan ini lebih sederhana, “Apakah saudara mempercayai Roh Kudus”?

Bila tidak, saya tidak mampu berbuat apa-apa. Tapi saya tetap berharap dalam doa dan harapan saya, agar Roh Kudus selalu bekerja dan menyertai kehidupanmu. Namun bila saudara mempercayaiNya, maka saat yang sama saudara seharusnya mempercayaiNya sebagai Allah yang hidup, dan membiarkanNya memasuki keperibadian kita untuk diubahNya menjadi lebih baik; untuk dituntun dan dimbimbing dalam menjalani setiap kehidupan; dan untuk dilayakkan mendapatkan belas kasih dan keselamatan daripadaNya.


Komentar