RAGU SAMA KUASA TUHAN? / MARKUS 5:1-10

 

Perikop dari pembacaan firman hari ini adalah Tuhan Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa.  Alkitab menyatakan bahwa orang tersebut mendatangi Yesus dan meminta pertolongan baginya. Permintaan ini cukup menarik untuk kita telusuri lebih jauh, mengingat kondisi yang diceritakan dalam firman kita hari ini tentang orang tersebut sangatlah buruk. Seperti dituliskan bahwa; “….Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu…”

Dengan kata lain, setiba Yesus ditempat tersebut kuasaNya sungguh dirasakan oleh setan tersebut sampai-sampai dari jauhpun ia mengetahui kedatangan Yesus dan menghampirinya. Bahkan lebih daripada itu, Kitab Markus mencatat bahwa setan tersebut memohon agar Yesus tidak menyiksanya.

Menarik bukan? Siapa yang meragukan kuasa Yesus? Siapa yang meragukan kekuatan Tuhan kita? Tidak ada! Banyak kesaksikan akan kuasa dan kebaikannya nyata di hidup orang-orang percaya. Termasuk dalam firman kita hari ini kuasa Yesus Tuhan kita untuk mengalahkan setan sudah tidak diragukan lagi. Bahkan setan sendiri mengakui kuasa Tuhan, tapi bagaimana dengan realisasi dari pengakuan kita?

Apakah kita benar-benar tidak meragukan kuasa Yesus dalam kehidupan kita, atau malah bibir kita yang mengaku tapi realita kehidupan kita justru mempertunjukan bagaimana kita sangat meragukan kuasa Yesus dalam hidup kita.

Saya tidak mengetahui apa yang sedang menjadi pergumulan saudara saat ini; mungkin ada yang bergumul dengan masalah kesehatan, perekonomian ataupun keluarga dsb. Hanya yang penting bagi kita saat ini, dalam setiap pergumulan yang saat ini kita hadapi, masihkah bisa dapat bersyukur dan bersukacita menjalani kehidupan kita?

Pertanyaan ini menjadi sangat penting, sebab sering kali kita hanya bisa bersukacita dan bersyukur ketika semua pergumulan dan masalah yang sedang kita hadapi mendapat titik terang ataupun jawabannya. Bila kita mau menyadari bahwa sikap demikian ini justru menyatakan bahwa kita meragukan kuasa Tuhan. Seolah-olah Tuhan tidak dapat bertindak apapun dalam kehidupan kita. Padahal bila kita mengaku dan beriman kepadaNya. Maka imanlah yang berperan ketika akal tidak bisa mengerti persoalan hidup. Dalam iman, kita akan dibantu untuk lebih mudah mengerti bahwa Yesus bekerja dengan caraNya yang ajaib. Sehingga kita tidak terbelenggu pada pergumulan-pergumulan hidup yang terjadi pada diri kita. Sebab kita meyakini dan percaya bahwa Yesus berkuasa dan merancangkan segala sesuatu yang baik untuk itu. Keyakinan akan kuasa dan rancanganNya yang baik dalam kehidupan kita, itulah iman dan iman itu jugalah yang menjadi titik terang dan penerang dalam perjalanan hidup kita. Jadi bukan kondisi yang berbalik; sakit menjadi sembuh ataupun miskin menjadi kaya.

Sebab, seperti yang tertulis dalam firman kita hari ini nyawa satu manusia sangatlah berharga bagi Tuhan, Jadi mengapa kita harus terus menerus larut dalam semua problema kehidupan yang menghampiri kita saat ini?

Saudaraku, adakah diantara kita yang mengetahui lagu “Dari kukungan Malam Gelap?” lagu ini diciptakan dengan judul asli “Jesus I Come” oleh William Sleeper. Ada kisah menarik tentang lagu ini yakni Pada tahun 1932, ketika Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi yang berat, seorang utusan Injil, Robert Cummings, menderita tekanan batin yang hebat. Ketika sedang melakukan tugasnya di India bersama istrinya, ia terobsesi dengan pikiran yang menghujat Allah dan penuh dosa sehingga ia merasa disingkirkan oleh Allah dan terhilang selamanya. Segala jenis perawatan dan terapi medis tidak berhasil menolong-nya. Lalu istrinya membawanya pulang ke Amerika Serikat dan menyerahkannya kepada perawatan rumah sakit jiwa di sana.

Selama lebih dari dua tahun Robert mengalami gangguan jiwa yang tidak dapat di-tangani para dokter. Suatu pagi ia berlutut di samping tempat tidurnya dan berdoa untuk kesembuhannya. Dan Allah menjawab doanya secara dramatis dengan puisi yang ditulis oleh James Procter: Hatiku gelap, hatiku keras-aku tak dapat melihat, aku tak dapat merasa; dengan iman yang sederhana kepada Yesus aku memohon cahaya dan kehidupan.

Ketika Robert terus mengulang puisi itu, jiwanya merasa damai. Ketakutan di hatinya seketika lenyap dan digantikan dengan sukacita serta ucapan syukur. Lalu sebuah pujian ciptaan William Sleeper mengalun dalam ingatannya, yang kemudian dinyanyikannya dengan mengubah liriknya. Ia mengganti, "Yesus, aku datang kepada-Mu," dengan "Yesus telah datang padaku."

Ya demikianlah, ini bukan soal bagaimana kondisi kita diputarbalikkan dari yang sakit menjadi sembuh. Apakah ketika Robert berdoa dia seketika langsung sembuh, maka dia dapat bersukacita dan bersyukur? Tidak! Justru iman yang membawa dia pada perubahan yang akhirnya menyembuhkan hidupnya. Iman yang menjadi titik terang baginya untuk sampai pada jawaban yang pertama dan terutama yakni datang pada kuasa dan meminta pertolongan Tuhan untuk dia bisa kembali bangkit dan berjalan kembali.

Percayalah ini saudaraku, Yesus tidak terikat oleh batasan atau harapan kita. Dia berbicara dan bertindak dengan kuasa dan hikmat yang jauh melampaui akal kita. Maukah kita mengimaninya?

Komentar