BARNABAS : DERMAWAN YANG MELAYANI





Diceritakan dalam satu kisah, tentang suatu persekutuan yang sedang hikmat berdoa dan bernyanyi lagu “Menyenangkanmu”. Lagu yang ditulis baik oleh Ir. Welyar Kauntu. Sampai akhir dari bait lagu itu, seluruh anggota persekutuan sangat hikmat menyanyikannya dan diantara mereka juga ada yang terseduh-seduh menyanyikannya. Hingga suara nyaring tiba tiba terdengar dan berkata kepada mereka “Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." Seketika itu juga mereka saling menatap dan melihat satu dengan yang lainnya. Seorang diantara mereka berteriak, “Hantuuu….” dan membuat persekutuan itu bubar.

Tahukah kita, dunia saat ini telah memperlihatkan dua pribadi yang menurut saya sangat menarik yakni pribadi kaya yang suka memberi, namun tidak suka melayani dan pribadi yang miskin yang suka melayani, namun sulit untuk berbagi. Beberapa orang berkata, hal ini merupakan kewajaran karena kedua pribadi itu telah mengambil bagiannya masing-masing. Namun benarkah demikian? Bukankah, Paulus pernah menasihatkan “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (bdk Roma 12:1). Tapi mengapa hal ini terlihat menjadi sesuatu yang rumit untuk dilakukan?

Dunia Perusahaan saat ini sangat menerapkan dan menuntut sikap “Loyalitas” kepada karyawan. Bahkan, beberapa perusahan menjadikan hal ini sebagai keharusan untuk memperpanjang masa kerja para karyawan. Bila hal ini diterapkan kepada orang-orang Kristen, jangan-jangan banyak diantara kita yang dipecat dan tidak layak berlama-lama menjadi pengikutNya.

Tahukah kamu, dahulu ada seorang dermawan yang diutus oleh para Rasul ke Anthiokhia. Ia diutus untuk melayani, orang-orang yang bukan hanya Yahudi, disituasi yang sejatinya sangat mencekam dan rumit. Namanya adalah Barnabas, sebuah nama sampingan dari seorang (Lewi) Yusuf dari Siprus.

Demikianlah kehidupan seorang Kristen saat berserah penuh kepada Kristus. Ini bukan soal, tentang menyerahkan segala bentuk problema kehidupan, permohonan dan harapan kepada Tuhan. Tapi penyerahan diri secara penuh juga menuntut sebuah loyalitas untuk selalu menjadi mitra Allah dalam menyampaikan Kabar Baik. Tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi dan kamu miliki. Sebab ini bukan soal tentang yang “kamu miliki”, melainkan apa yang telah “diberi” juga “dibagi”.

Komentar

Unknown mengatakan…
👌👌👌👌