“DISABILITY BECOMES TO ABILITY” – RBM TANJUNG BARUS

 


Keberadaan penyandang disabilitas di Indonesia kebanyakan tinggal di pedesaan, kurang lebih berjumlah 70% dari seluruh penyandang disabilitas. Jumlah penyandang disabilitas di Indonesia diperkirakan 8,5 juta orang, mereka umumnya tinggal di pedesaan (Direktur PLB, 2005). Sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Nomor 4 tahun 1997 tentang Penyandang disabilitas dijelaskan bahwa rehabilitasi diarahkan untuk memfungsikan kembali dan mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial penyandang disabilitas agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar sesuai dengan bakat, kemampuan, pendidikan dan pengalaman. Pada umumnya pelayanan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan yang bersifat kelembagaan atau sistem panti (institutional Based) maupun rehabilitasi yang berbasis masyarakat (community Based). Kegiatan rehabilitasi melalui pendekatan berbasis masyarakat kemudian dikembangkan menjadi pelayanan sistem non panti; artinya pelayanan rehabilitasi yang diselenggarakan diluar panti yang dikenal dengan sebutan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) atau Community Based Rehabilitation.



Rehabilitasi Bersumberdaya Masyrakat yang didirikan di desa Tanjung Barus menjadi salah satu contoh pelayanan system non panti. Kegiatan ini dimulai sejak tahun 2019 dengan jumlah anggotanya mencapai 24 orang.

Pada dasarnya saudara disabilitas yang tergabung dalam RBM di desa Tanjung Barus, telah sepakat untuk menekankan setiap programnya pada usaha pemberdayaan seluruh potensi yang ada. Pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi yang sangat potensial untuk meningkatkan ekonomi, sosial dan transformasi budaya, karena proses tersebut pada akhirnya akan menciptakan pembangunan yang berpusat pada rakyat. Dengan program RBM tersebut mereka semakin mandiri dan mampu melayani dirinya sendiri.

Berdasarkan, hasil diskusi saya bersama saudara RBM di desa Tanjung Barus didapati bahwa mereka telah melakukan berbagai kegiatan usaha bersama yakni pembuatan sabun cair untuk kebersihan peralatan dapur dan alat pengepel lantai. Produk-produk ini telah dipasarkan dan pemerintahan desa juga ikut ambil bagian membeli produk tersebut.

Tapi, saudara-saudara disabilitas RBM di desa Tanjung Barus tidak mau terlalu cepat untuk berpuas diri. Mereka juga ingin mengembangkan beberapa potensi lain yang mereka miliki. Adapun, saya mencatat beberapa hal yang dapat dikembangkan lebih lanjut yakni

-          Pertanian

Perlu diketahui, selain berusaha secara kelompok beberapa diantara saudara disabilitas juga bertani kopi dan kentang. Sesuatu yang saya kira dapat dikembangkan menjadi produk-produk khas dari RBM Tanjung Barus. Tentu dengan terlebih dahulu memberikan pelatihan budidaya yang baik sebelum akhirnya melakukan pengolahan menjadi produk turunan seperti Bubuk Kopi dan Keripik Kentang.

Adapun usulan yang saya berikan ini, didukung penuh oleh saudara-saudara disabilitas RBM Tanjung Barus. Untuk itu, besar harapan kepada para pembaca ikut ambil bagian dalam mendukung keberlangsungan proses ini. Sebab, sampai sekarang mereka hanya memiliki satu kompor beserta tabung gas.

-          Peternakan dan Perikanan

Sektor peternakan dan perikanan juga ternyata sudah disentuh oleh saudara-saudara RBM di Tanjung Barus selama ini. Seperti peternakan Kambing, Ayam dan Ikan Lele. Selama ini mereka telah menyentuhnya, hanya saja kegiatan tersebut dirasa kurang maksimal. Hal tersebut diakibatkan kurangnya pengetahuan dalam proses pemeliharaan yang baik. Tidak heran, dalam kesempatan ini saya menyampaikan kepada para pembaca yang memahami hal ini; dapat membantu saudara kita. Sehingga mereka dapat mengembangkannya ke arah yang lebih baik.

-          Kesenian dan Budaya

Tak ketinggalan pula dalam bidang kesenian dan budaya. Saudara-saudara Disabilitas sangat ingin mendapatkan pelatihan-pelatihan akan keterampilan-keterampilan seperti merangkai bunga dan belajar untuk merias pakaian karo. Besar harapan saudara-saudara kita bisa mendapatkan pelatihan-pelatihan tersebut dari para pembaca.

Demikianlah hasil penggalian potensi yang kami dapatkan dari diskusi bersama saudara-saudara disabilitas RBM di Tanjung Barus. Tentu hal ini sangat membuat diri saya kagum dan bersemangat. Sekalipun beberapa diantara mereka masih belum mendapatkan fasilitas-fasilitas yang layak seperti alat pendengar, kaki palsu dan tongkat. Tapi hal ini tidak mengurangi semangat mereka untuk terus berjuang dan berkarya.

Melalui tulisan ini pula, besar harapan saya kepada para pembaca untuk bisa bekerjasama membantu terwujudnya harapan saudara-saudara RBM di Tanjung Barus. Saudara dapat mengkontak saya secara langsung melalui whatsaap atau telegram untuk membahas hal ini lebih lanjut (Aron Ginting Manik – 085372363155)


Komentar