KUASA YANG BESAR DARI ALLAH YANG BESAR LUKAS 9:37-42

 

Aku Tenang dalam GenggamanNya

Belum lama ini seorang bertanya padaku, “Jika Tuhan berkuasa, lalu mengapa dibiarkan orang-orang jahat seperti Hitler, pelaku bunuh diri, pembunuh darah dingin dsb. Apakah Tuhan membiarkan begitu saja dunia ini bergerak dengan sesukanya?”. Pertanyaan ini dicetuskan padaku tepat dua hari yang lalu. Setelah aku membawa kebaktian untuk kaum bapak-bapak. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara pernah mempertanyakan kuasa Tuhan dalam kehidupan ini? Atau sadar dan tidak sadar kita sering melakukan hal-hal yang menunjukkan bahwa kita mempertanyakan kuasaNya?

Saya tidak ingin menceritakan diskusi dan pembicaraan kami kemarin. Tapi saya sering melontarkan pertanyaan ke beberapa orang, “Benarkah Setan dan Iblis masih mempunyai kuasa di dunia yang telah mengalami Globalisasi ini?”. Pertanyaan ini saya lontarkan dengan anggapan, bahwa jangan-jangan Setan dan Iblis selalu jadi kambing hitam atas setiap kejahatan yang dilakukan oleh manusia. (?)

Mari kita lihat kejadian saat Yesus didatangi oleh seorang Ayah yangmana anaknya sedang kerasukan. Kala itu, katanya para murid tidak dapat mengusir setan tersebut, lalu jawab Yesus, “ "Hai kamu angkatan w  yang tidak percaya 1  dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!" (ay 41). Menurut saudara, apakah ketegasan itu hanya ditujukkan kepada para murid? Atau kata-kata itu juga ditujukkan kepada Ayah dan anak yang kerasukan tersebut? Atau kepada semua orang yang datang kepadaNya?

Refleksi ini membawa saya pada pengertian akan ketegasan yang Yesus sampaikan pada semua orang yang hadir ditempat itu. Bahwa hal-hal kecil semacam ini dapat selesai dan terselesaikan, oleh karena kepercayaan kepada Dia yang berkuasa. Tapi lihatlah, ketika Yesus telah dimuliakan di atas Gunung, tetap saja orang-orang tersebut memilih untuk Yesus selesaikan bukan menyembahNya dan mempercayai kekuatan yang Tuhan telah anugerahkan kepada setiap orang yang mau percaya dan berserah kepadaNYA. Atau kembali lagi dengan pertanyaan diawal, bahwa jangan-jangan problemnya bukan Setan dan Iblis. Tapi lebih tepatnya kita menjadi anak-anak yang terus menerus meminta tolong kepada Bapa, sementara Bapa telah memberikan kuasa untuk keluar dari problem-problem semacam ini?

Tentu, ini tidak sama dengan mengandalkan kekuatan sendiri atau memakai akal untuk menyelesaikan segala sesuatunya tanpa campur tangan Tuhan. Sebaliknya, segala sesuatu yang telah Tuhan berikan; hikmat, kuasa, pengajaran dsb. Seharusnya kita pergunakan untuk menjadi problem solver.

Mungkin, beberapa diantara saudara beranggapan bahwa saya melihat peristiwa ini sebagai kasus yang kecil dan sederhana. Faktanya demikianlah yang terjadi, problem-problem semacam itu sangatlah kecil dan sederhana. Seperti yang tertulis dalam Roma 16:20;”Si iblis akan hancur di bawah kaki kita saat kita menolak bujukan, kebohongan dan tipu dayanya yang menyesatkan. Dengan kuasa Roh Kudus, Tuhan akan memampukan kita untuk menawannya”. Jelaslah, ayat ini menyebut bahwa semua persoalan-persoalan ini sederhana dan kecil. Sebaliknya, persoalan ini hanya semakin besar apabila orang-orang percaya justru tunduk pada kuasa-kuasa Gelap tersebut.

Atau dengan kata lain, besar dan kecilnya suatu masalah itu kembali pada cara pandang kita. Apakah kita melihat dengan hikmat dan kuasa yang Roh Kudus berikan? Atau justru sebaliknya, kita hanya melihat dengan akal juga pikiran manusia yang penuh dengan kerapuhan juga ketakutan?

Akan berbeda kasusnya, bila diantara saudara kita mengalami Skizofrenia Paranoid. Seperti kita ketahui, Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia dengan kekhasan pada munculnya gejala positif, seperti waham (keyakinan pada sesuatu yang tidak nyata) dan halusinasi. Meski bisa diderita oleh siapa pun, kondisi ini lebih sering dialami oleh orang yang berusia 18–30 tahun.

Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang paling sering terjadi. Umumnya, penderita skizofrenia paranoid akan mengalami kecurigaan atau ketakutan terhadap sesuatu yang tidak nyata.

Merasa seperti diperintah, dikejar, atau dikendalikan oleh orang lain, serta halusinasi pendengaran merupakan gejala yang sering dialami penderitanya. Hal ini selanjutnya memengaruhi caranya dalam berpikir dan berperilaku.

Skizofrenia paranoid merupakan penyakit yang diderita seumur hidup. Namun, dengan bantuan dokter dan perawatan rutin, gejala skizofrenia paranoid dapat diredakan dan penderitanya dapat beradaptasi dengan kondisi yang dimilikinya.

Namun problemnya, setiap kali aku menceritakan hal ini. Maka saya mendapatkan pandangan-pandangan yang memperlihatkan diri kurang beriman dan lari dari persoalan. Padahal bukan bermaksud demikian, bukankah kuasa Tuhan juga nyata bagi para dokter? Atau kita hanya mengganggap bahwa kuasa Tuhan hanya diberikan bagi pendeta dan pelayan Tuhan lainnya?

Terkadang saya berfikir, jangan-jangan kita sering kali menutup diri pada penyakit penyakit mental semacam ini. Karena diri kita atau keluarga kita tidak mau dianggap ODGJ? Tanpa ingin memperpanjang problema ini, saya hanya ingin menyampaikan bahwasanya Tuhan berkuasa pada hal apapun, dengan cara apapun dan melalui apapun. Melihat kuasaNya yang besar seharusnya tidak membuat setan dan iblis memiliki kuasa yang setara denganNya. “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!” (1 Yakobus 4: 7)

Komentar