AJARKU BERDIAM DAN MENGERTI - MARKUS 14:3-9

 


TAHUKAH KAMU?

Dalam Perjanjian Lama, Nabi, Imam dan Raja 46 sebelum menjalankan tugasnya harus terlebih dahulu diurapi dengan minyak urapan (Imamat 8:12; 1 Samuel 10:1; 1 Raja-Raja 19:15-16), sebagai tanda kekhususan atas jabatan yang dipercayakan bagi mereka. Bukan hanya Nabi, Imam dan Raja, tetapi kemah suci dan perkakas-perkakas yang dipakai pun diurapi dan dikuduskan dengan minyak (Imamat 8:10- 11). Minyak urapan seringkali dilambangkan sebagai kehadiran Roh Kudus dalam Perjanjian Lama (PL). Dalam konteks ibadah bangsa Israel, minyak digunakan sebagai sarana penyucian. Minyak urapan yang kudus digunakan untuk menyucikan Kemah Pertemuan, tabut hukum Tuhan, seluruh perlengkapan ibadah, dan mereka yang ditetapkan untuk memegang jabatan keimaman (Kel. 30:22-33)

LALU, BAGAIMANA?

Lalu seorang perempuan, bila dilihat dari beberapa Injil bernama Maria saudara Lazarus, memberikan dan mengurapi Yesus dengan Minyak Narwastu. Ia tidak hanya mengoleskan tetapi mencurahkan seluruhnya, dan ia juga tidak berkata sepatah katapun. Tentu ini membuat dirinya yang merupakan seorang berdosa dikritik. Mengingat dirinya mampu memberikan uang untuk membeli minyak tersebut sebagai bantuan dana bagi orang yang lebih membutuhkan. Seperti tertulis pada Ayat 4 dan 5 kita melihat bagaimana reaksi dari orang orang yang hadir pada saat itu ada yang gusar artinya ia tidak merasa senang dengan perbuatan perempuan tersebut selain itu mereka juga mengatakan itu pemboroson (apoleia, kehancuran) yang sering diartikan juga melawan kehidupan bukan memberi kehidupan. Mereka juga membuat nilai dari ekonomis minyak tersebut yang berharga tiga ratus dinar lebih. Tiga ratus dinar saat itu setara dengan satu tahun gaji pekerja biasa dan masih ada kata lebih berarti bisa lebih mahal lagi. Nilai sebanyak itu akan lebih baik diberikan kepada orang miskin untuk menolong mereka dalam kehidupan mereka. Tapi dalam injil Yohenes yang berkata adalah Yudas ia mau berdalih untuk menolong orang miskin tetapi sebenarnya ia mau mencurinya. Gusar dan marah juga mungkin karena mereka menggap bahwa perempuan tersebut tidak layak untuk meminyaki Yesus sebab bisa saja mereka menggap bahwa Yesuslah seharusnya yang meminyaki dan mengurapi. Tindakan yang lain bukan hanya gusar menghitung secara ekonomis tetapi juga mereka memarahi perempuan tersebut.

TAPI APA KATA, YESUS?

Menariknya, hal itu dilihat Yesus dengan cara berbeda. Sikap Yesus menunjukan persetujuan dan juga pembelaan terhadap perbuatan perempuan tersebut selain itu Yesus juga memberikan penilaian terhadap apa yang dilakukannya. Yesus melihat segala sesuatu yang dilakukan perempuan tersebut bukan hanya dengan minyak narwatsu yang mahal tetapi juga pasti Yesus melihat ke dalam hati dari perempuan tersebut. Sikap Yesus sangat berbeda jauh bahkan bertolak belakang dengan orang orang yang ada pada saat itu disaat semua orang mungkin mengkritik gusar dan marah pada saat itu Yesus membela dan menunjukan bahwa apa yang dilakukan perempuan itu pekerjaan baik. Dalam bahasa Yunani ada dua kata mengenai baik. Yesus juga melihat bahwa apa yang bisa dilakukan oleh perempuan tersebut sudah dilakukan dengan maksimal “Dalam bahasa Yunani ada dua kata untuk  kebaikan . Ada agathos yang menggambarkan sesuatu yang baik secara moral; dan ada kalos yang menggambarkan sesuatu yang tidak hanya baik tetapi indah . Sesuatu mungkin agathos , namun keras, tegas, kaku, tidak menarik. Tapi sesuatu yang kalos itu menawan dan indah, dengan pesona mekar tertentu di atasnya. (Barclay) Yesus membelanya dan menunjukan keadilan kepadanya.

MENGAPA BISA?

Bagi saya, Yesus melihat bahwa diantara orang-orang yang datang saat itu dan mengikutinya. Maria saudara Lazarus yang mengerti tentang kelanjutan dari tugas Yesus yakni menuju pada kemuliaan di Kayu Salib. Hal ini dikarenakan Maria yang pernah dicatat dalam Injil, sebagai perempuan yang turut mendengar perkataan Yesus sedang Martha dan lainnya mengambil kegiatan lain.

BAGAIMANA DENGAN KITA?

Banyak hal yang sulit untuk kita mengerti dari suatu perbuatan orang lain, tak lain hal ini disebabkan karena perasaan dan pemikiran negatif dalam diri kita. Sehingga hal tersebut membuat setiap hal positif yang orang lain lakukan menjadi sia-sia dan tidak sampai dalam diri kita. Koq bisa? Tentu hal ini dikarenakan ego diri yang sulit menerima dan belajar dari orang lain. Semisal mereka yang hadir, atau Yudas dengan kritikannya bagi Maria yang memberikan Minyak Narwastu untuk Yesus. Mereka tidak belajar sedikitpun, sampai akhirnya mereka tidak mengerti bahwa hanya perempuan tersebut yang telah mengerti dan memahami akan Yesus yang tidak lama lagi menuju pada kemuliaannya.

Saudaraku, bayangkan bahwa setiap orang yang kita temui adalah orang-orang yang sudah mengalami pencerahan. Semua, kecuali kita!

Dengan kesadaran ini, kita akhirnya menyadari bahwa Orang-orang yang kita temui memang ada di dekat kita untuk memberi pelajaran tertentu. Mungkin pengemudi yang ugal-ugalan atau remaja yang tidak sopan itu  memang ditakdirkan bertemu dengan kita untuk mengajarkan kesabaran, remaja berpakaian gaya punk rock itu mungkin memang dimaksudkan agar Anda tidak terlalu gampang menghakimi orang lain.

Tugas kita pada akhirnya adalah berusaha mengetahuo apa yang hendak diajakan orang-orang dalam hidup kita. Anda akan menemukan bahwa, bila melakukan hal ini, anda tidak mudah jengkel, tergganggu dan frustasi karena tingkah laku dan kekurangan orang. Kita dapat benar-benar menyikapi hidup dengan cara ini dan, bila melakukannya kita akan menyesal teah melakukannya. Sering kali, bila kita mengetahuo apa yang hendak diajarkan oleh seseorang kepada kita, kita tidak mudah menjadi frustasi.

Anda mungkin tidak akan menyangka betapa menyenangkan dan mudahnya strategi ini. Yang kita lakukan sebenarnya mengubah persepsi dari, “ Mengapa orang-orang bersikap begitu?” menjadi “Apa yang hendak mereka ajarkan kepadaku?”

Hal kedua, kegiatan yang sering kita lakukan terhadap Tuhan dan pada akhirnya menjadi kesulitan bagi kita untuk menyadari akan rencana juga rancangan Tuhan itu, tak lain karena kita sulit dengar-dengaran kepada Tuhan. Sulit bagi kita untuk diam dan mengikuti apa yang Tuhan ingingkan dalam kehidupan kita. Alhasil, sikap ini membawa kepada kita untuk berhenti mendengar dan jauh dari rancangan Tuhan. Kita lupa bahwa pada akhirnya rancangan Tuhan jauh lebih indah daripada rancangan kita. Karena itu, Yesus tersalibkan kembali karena kitalah yang sebenarnya tidak mempercayai Tuhan kita berkuasa atas kehidupan kita saat ini.

JADI, BAGAIMANA?

Sadarilah, melihat apa yang tersembunyi di balik tingkah laku seseorang lebih mudah daripada yang kita bayangkan. Demikian pula, mendengar dan menantikan rancangan Tuhan yang masih tersembunyi dalam bayangan kita, lebih mudah daripada mempertanyakan tentang Tuhan dan KaryaNya dalam hidup saudara.

Komentar