KENDALIKU DAN KENDALI-NYA Yohanes 12:12-19

Cerita yang sama, namun digambarkan secara berbeda; kira-kira demikianlah bila kita membandingkan kisah tentang Yesus yang di elu-elukan ketika ia memasuki Yerusalem dari Injil Yohanes Pasal 12. Mengapa?

Dalam Injil Yohanes disebutkan beberapa hal yang saya rasa cukup menarik dan layak untuk menjadi perhatian kita;

1.      Murid-murid yang mendapatkan ingatan akan nubuatan dalam Kitab Zakharia mengenai Raja Mesias di Sion

2.      Mereka yang mengelu-ngelukan karena ada yang melihat kebangkitan Lazarus dan ada yang mendengar kisah tersebut.

Kedua poin ini tampaknya hanya diceritakan dalam Injil Yohanes. Sebab Injil lainnya menceritakan tentang bagaimana detail kisah ini berlangsung. Tentu, tak lain dikarenakan cara pandang dari penulis yang berbeda.

Oke, lalu bagaimana? Anda tidak ingin saya berlama-lama dengan urusan tafsiran, bukan?

Tahukah kita? Zaman sebelum Yesus lahir dan sesudah Yesus lahir, mencatat berbagai tokoh yang menganggap dan mencitrakan dirinya sebagai Mesias. Hal ini menjadi salah satu penyabab orang-orang farisi, dan para ahli taurat tidak mempercayai kehadiran Yesus. Sebab, tokoh-tokoh itu telah membuat banyak korban meninggal. Mengingat para tokoh tersebut berjuang secara Mesias Politik. Kejenuhan itu ternyata hidup dan nyata bagi orang-orang yang berniat untuk membunuh Yesus. Tak ubahnya seperti kita yang sering beranggapan seperti, “AH TUHAN ITU SAMA SEMUA KOQ, SEMUA AGAMA MENGAJARKAN HAL YANG SAMA”.

Nyatanya hal ini berbeda dan mengingatkan para murid tentang nubuatan dalam Kitab Zakharia, mengenai Raja yang datang dengan keledaiNya. Tapi apakah harapan dan pengertian para murid berbeda? Tidak! Harapan dan Pengertian mereka juga tetap sama, yakni Mesias yang berjuang secara politik untuk membebaskan dari penjejahan. Tak heran, mengapa Lukas 19:41-44 mencatat bagaimana Yesus menangisi Yerusalem. setelah semua prosesi itu selesai.

Bagaimana dengan kita sekarang? SEBERAPA SERING KITA TERBUAI DENGAN KEGIATAN MENYAMA-NYAMAKAN ATAU MEMBANDING-BANDINGKAN?

Faktanya, tak seorangpun dapat berbahagia karena mereka memliki sikap untuk menyama-nyamakan atau membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Bahkan sering kali, sikap demikian akhirnya membuat kita menangisi diri kita dan melupakan tentang rancangan Tuhan yang berbeda bagi kita.

Setiap orang mungkin melakukan proses awal yang sama, tapi apakah hal itu mengartikan bahwa setiap dari kita memiliki hasil yang serupa? Tidak! Kita menyadari hal tersebut, tapi sering kali kita lupa dan akhirnya mengutuki diri kita sendiri. Tak ubahnya seperti kaum farisi yang membandingkan atau menyama-nyamakan Yesus dengan mesias lainnya. Alhasil penglihatan mereka gelap dan menutup secercah harapan yang dibawa oleh Yesus dalam kehidupan juga pelayananya.

Padahal, bila kita merenungkan kembali Iman kepada Yesus selalu menumbuhkan pengharapan yang baru. Harapan kita tidak akan pernah mati di dalam Kristus yang telah dimuliakan di atas Kayu Salib.

Hari ini, seberapa hancurnya saudara?

Seberapa letihnya saudara menjalani kehidupan saudara?

Mari kita sama-sama telisik, apa yang membuat diri kita demikian? Benarkah karena Kristus yang tidak lagi berkuasa atas kehidupan kita? Atau sebenarnya justru kita memiliki rancangan yang berbeda tak seperti yang Tuhan rancangkan dalam kehidupan kita? Kebahagian yang muncul karena menyamakan atau membandingkan karya Tuhan dalam hidup kita dengan orang lain?

Mau kah kita menerima suatu kenyataan? Bahwa demikianlah masa depan yang terus dan akan selalu kita hadapi. Ada sesuatu yang lain dari yang kita pikir akan terjadi. Karena itu, kita harus dan selalu berdaptasi terhadap apa yang terjadi. Mungkin benar, bahwa Yesus telah menghidupkan Lazarus. Tapi, tak berarti kejadian serupa juga terjadi dalam peristiwa lainnya. Selalu ada yang diluar kendali kita dan selalu ada yang diserahkan pada kendaliNya.

Ketika anda mencoba memahaminya; percayalah anda menemukan bahwa sebagaimanapun antisipasinya, rancanganya dan rencananya. Selalu ada yang harus kita serahkan pada kendaliNya. Sebab Dialah Tuhan, dalam kendaliNya lah kita meletakkan ; bukan hanya penghormatan tetapi harapan dan rancangan akan kehidupan kita seutuhnya.

 

Komentar