"SETIDAKNYA, TUHAN KITA SAMA ROMA 12:4-8"



Setiap orang dikaruniakan talenta yang berbeda-beda. Melalui hal tersebut, Yesus memotivasi kita untuk memasuki dunia ini secara berani dan tangguh. Tentu dalam kebersamaan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya.

Hal ini saya sampaikan mengingat perdebatan-perdebatan dan kompetisi yang bermunculan diantara kita yang menjadi Kristen sekaligus utusan bagi Allah untuk melaksanakan Amanat Agung. Hanya saja, hal yang sering kali kita lupakan bahwa Amanat Agung itu sangat luas, tidak bisa direduksi hanya pada pemberitaan kata-kata, tetapi juga melalui perbuatan-perbuatan yang dinyatakan oleh kita sebagai tubuh Kristus.

Karena itu setiap orang dibutuhkan untuk bisa saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Kesadaran inilah yang membawa kita pada penghancuran dari kesombongan rohani yang kita miliki. Tentu di dalam kenyataanya, tidak mudah membangun persaudaraan di dalam kesamaan derajat.

Untuk itu maka, Alkitab telah menggambarkan hubungan yang begitu indah dan membebaskan dalam pelayanan. Kita tidak dipanggil untuk melakukan semua pelayanan secara sendirian, namun apa yang kurang dari pelayanan seseorang akan dilengkapi oleh anggota yang mempunyai panggilan yang sesuai. Hal ini pun disadari oleh Melanchthon yang pendekatan halusnya dikritik oleh Luther. Ketika dibandingkan dengan Luther ia menjawab, “If I myself do not do my part, I cannot expect anything from God in prayer.” Dari sini kita bisa mempelajari beberapa hal. Pertama, kita patut mengenal diri, mengerti takaran kita, dan mengetahui panggilan kita (Rm. 12:3). Jika kita melihat diri kita lebih daripada apa yang sesuai, maka kita bisa jatuh di dalam kecongkakan. Sebaliknya, bila kita melihat diri kita lebih rendah daripada yang seharusnya, kita menjadi rendah diri.

Dua sisi ekstrem ini bukanlah pikiran yang “begitu rupa” yang dimaksudkan Paulus dalam Surat Roma. Dengan mengenal diri dan panggilan, Tuhan akan menempatkan kita di dalam rencana kekal-Nya untuk kita dari semenjak dunia belum dijadikan. Kedua, kita perlu mengerti bahwa di dalam tubuh Kristus tidak ada yang lebih rendah dibanding yang lain. Semua anggota tubuh adalah manusia berdosa yang ditebus oleh Kristus. Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang-orang di Korintus, 1 Korintus 12, mengatakan bahwa anggota tubuh yang paling kecillah yang perlu diangkat (ay. 22-23). Maka dalam pelayanan kita tidak perlu iri, meremehkan, ataupun “menciut” melihat pelayanan orang lain. Karena, karunia yang dimiliki satu anggota dan lainnya berbeda-beda, namun semua tetap merupakan anggota tubuh Kristus yang diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, gereja yang dikepalai oleh Kristus memerlukan setiap anggotanya untuk bekerja agar dapat melayani setiap zaman secara efektif.

Jikalau gereja mau belajar, dan melihat pada apa yang Alkitab saksikan tentang bagaiamana Allah memakai tiap orang yang dipanggil-Nya dari kegelapan dan masuk dalam anugerah-Nya, maka kita akan mengerti setiap posisi yang Tuhan anugerahkan.

Aron Ginting Manik, S.Si Teol C.CM
GBKP Rg Buluh Awar (085372363155)

Komentar