TUHANLAH PEMERAN UTAMANYA - Mazmur 71:17-24

 


Putus asa menjadi topik yang seringkali saya bahas dalam setiap tulisan di www.kekasihyesus.com. Sampai akhirnya saya menyadari, ada juga perasaan yang sering kali menguasai dan mengendalikan pola pikir juga kehidupan kita yakni Ambisius.

Ambisius adalah sifat yang menunjukkan adanya keinginan kuat untuk mencapai sesuatu. Orang yang ambisius biasanya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Dia akan memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan yang ada dengan bekerja keras. Bahkan orang yang ambisius sering merasa tidak puas dengan hasil kerja kerasnya, meski sebenarnya hasilnya sudah lebih baik dari kebanyakan orang. Orang yang memiliki sifat ambisius biasanya juga pekerja keras.

Perasaan ini juga akhirnya melupakan hal yang utama dalam kehidupan kita masing-masing. Bahwa pada akhirnya kita tidak melakukan apapun. Kita tidak pernah menyelesaikan apapun. Sebaliknya, Tuhanlah yang menyelesaikan segala sesuatunya. Tuhan jugalah yang memproses kita dalam setiap lini kehidupan kita; apakah itu tentang keberhasilan ataupun kegagalan. Tuhanlah pemeran utamanya dan hikmatnya yang membawa kita sampai pada tahap ini.

Tidak percaya? Coba lihat kembali kehidupan kita masing-masing dan lihat bagaimana cara Tuhan menjadi pemeran utama dalam kehidupan kita.

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah terkejut dengan seorang kakek tua yang menyalami saat selesai kebaktian. Kala itu dia langsung memberikan salam dan memperingatkan saya dengan keras juga kuat, katanya “Anakku, Aku percaya.. Tuhanlah pemiliki segalanya. Tuhanlah empunya kehidupan. Dialah pemeran utamanya dan menyelesaikan segala sesuatunya. Beritakanlah dan sampaikanlah, bahwa Tuhanlah yang terbesar”

Bila mengingatnya kembali, saya menjadi merinding. Tidak habis pikir saya, kakek itu mengatakan demikian kepadaku. Hal itu bagaikan cambukan keras didepan banyak orang. Walau, kala itu jemaat yang melihatnya mengatakan bahwa kakek itu selalu mengatakan demikian kepada siapapun pengkhotbah di Gereja dan tujuannya bukan memperingatkan. Sebaliknya, dirinya bersaksi tentang keselamatan yang dia terima dikala dia bekerja di Jerman.

Sekalipun demikian perkataan dari para jemaat tidak membuat perkataan itu hilang “keajaibannya”. Justru perkataan itulah yang akhirnya menjadi poin utama pada renungan kita kali ini. Sebab, mereka yang ambisius tidak akan pernah melihatnya dan mereka yang sedang berputus asa, juga lupa tentang kemahakuasaan Tuhan itu. Sementara sampai masa tua kita, Tuhanlah pemeran utama dan berkuasa atas segala sesuatunya.

Apa yang pernah kita selesaikan? Banyak hal! Tapi siapa yang menyelesaikannya? Kita? Tidak! Tuhanlah pemeran utamanya, kita tidak pernah melakukannya tanpa pertolongan dan hikmat Tuhan. Bahkan saat semangat kita terjatuh sekalipun, dan tumbang sampai kedalam kubur. Tuhanlah yang membangunkan kita dan membawa kita berjalan kembali. (Bdk ay 19-20).

Terakhir, ada kisah akan seorang ibu menemukan sebuah kepompong kupu-kupu di halaman rumahnya. Suatu hari terlihat sebuah lubang kecil. Lalu ibu ini melihat kupu-kupu sedang berjuang melalui lubang kecil tersebut. Sudah beberapa jam berlalu tanpa hasil. Ibu ini memutuskan untuk menolongnya. Ia mengambil gunting dan membuka kepompong tersebut. Akhirnya kupu-kupu tersebut bisa keluar dengan mudah. Kupu – kupu tersebut mempunyai badan yang besar tetapi sayap yang kecil dan lemah. Ibu ini beharap pada saatnya sayapnya akan membesar dan sanggup menopang. tubuhnya. Namun harapannya sia-sia! Kupu-kupu itu tak kunjung terbang , ia hanya bisa merayap. Ibu tersebut baikhati, tetapi terlalu tergesa -gesa sehingga tidak menyadari bahwa ia telah menjadi penghambat bagi kupu-kupu tersebut. Perjuangan kupu-kupu untuk keluar dari lubang yang kecil kepompongnya sesungguhnya adalah cara Tuhan untuk memindahkan cairan dari tubuh si kupu-kupu kesayapnya. Jadi,pada waktu kupu-kupu tersebut keluar dari kepompongmya, ia dapat segera terbang. Sama halnya dengan kupu-kupu tersebut, seringkali Tuhan izinkan ada banyak kepompong-kepompong perjuangan yang harus kita hadapi dalam hidup ini, baik itu dalam pekerjaan, karier, cita-cita, keluarga, dsb. Jika   Tuhan membiarkan hidup kita tanpa hambatan dan kesulitan, hal itu justru akan melumpuhkan kita. Kita tidak akan pernah mengembangkan potensi dan kekuatan yang sudah Tuhan tanamkan dalam diri kita. Namun,   dalam   renungan   hari   ini   dengan   sangat   jelas berkata bahwa meski Tuhan mengizinkan kesukaran dalam hidup kita, tetapi Dia juga yang akan menghibur, menaikkan, dan bahkan menambah kebesaran kita. Di setiap kesendirian kita, ada Tuhan yang menemani. Di setiap sedih kita, ada Tuhan yang menghibur. Di setiap kesusahan, ada Tuhan yang membuka jalan. Dan di setiap   kekurangan,   ada   Tuhan   yang   mencukupkan. Tuhan yang akan membawa kita mengalami hal-hal lebih besar dan lebih cepat, serta menyatakan pelangi kemulian-Nya dalam hidup kita. Dan dari kesemua ini, yang terpenting bahwa hal itu tidak hanya dilakukan semasa kita muda. Tapi sampai usia kita menua, seperti yang disaksikan Daud dalam Mazmur.

Inilah yang menjadi pengharapan bagi kita dan menjadi kesaksian akan kekuatan dan kemahakuasaan Allah yang selalu menyertai seumur hidup kita

Komentar