AKU BAIK, TENTU AKU AKAN SELAMAT KAN? ROMA 1:16-17

 


Seringkali disebutkan jikalau menginginkan sesuatu harus melakukan sesuatu untuk meraihnya. Usaha-usaha tersebutlah yang memperbesar peluang untuk kita mendapatkan apa yang diinginkan. Hal ini sering dipakai oleh beberapa orang sebagai cara memperbesar agar Tuhan melakukan sesuatu untuk hal yang diinginkannya. Apakah hal ini salah? Mari kita membahasnya secara perlahan

Apabila kita berdoa saja tanpa melakukan usaha, tentulah kita menyepaktinya sebagai bentuk kekonyolan. Semisal berdoa untuk mendapatkan rezeki, tentu harus dibarengi dengan usaha pula. Sebab, bila tidak demikian hal itu tidak akan mungkin terjadi. Bahkan Durian jatuh sekalipun, dimungkinkan karena ada Pohon Durian yang telah dirawat dan tumbuh menghasilkan buah. Namun, apakah hal ini berlaku juga pada Anugerah Tuhan?

Jawabannya, jelas TIDAK! Anugerah Tuhan tidak sejalan dengan usaha manusia, apalagi ketika kita beranggapan bahwa hal itu didapatkan oleh kebaikan. Itu sesuatu yang sesat. Faktanya, segala bentuk anugerah dari Tuhan datang dari kehendak-Nya yang berbelas kasih kepada manusia.

Dengan kata lain, segala bentuk usaha yang kita lakukan dapat menghasilkan sesuatu dari yang kita harapkan. Namun hasil dari tersebut, belum tentu baik dan seturut kehendak-Nya. Semisal para penguasa yang melakukan tindakan nepotisme terhadap keluarganya, dengan tujuan mengangkat harkat dan martabat dari keluarganya. Mungkinkah itu berhasil? Tentu hal itu dapat berhasil! Tapi, apakah itu seturut dengan kehendak-Nya? Tidak!

Dalam Matius 5:45 jelas dikatakan, “Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak  Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” Dengan kata lain, Matahari dan Hujan adalah anugerah dari Tuhan kepada semua orang, termasuk yang jahat. Tapi kehendak Tuhan tidaklah sama dengan yang dibayangkan oleh orang-orang jahat yang menganggap anugerah Tuhan dalam bentuk rezeki yang diterimanya sebagai persetujuan dari Tuhan.

Dengan kata lain, Anugerah dari Tuhan yang diberikan seturut kehendaknya hanya mampu kita terima dan dipahami hanya oleh Kuasa Roh Kudus yang mengajarkan dan membantu kita saat melihat juga membaca Firman-Nya. Itulah iman yang dinyatakan Paulus dalam surat Roma sebagai bagian dari refleksi kita hari ini.

Bahwa IMAN yang timbul karena Firman-Nya, membuat diri kita mendapatkan Anugerah daripada-Nya seturut kehendak-Nya. Sehingga hal ini bukan karena usaha, tapi seturut kehendak-Nya. Sebab, pada akhirnya DIA yang membantu kita mengerti dan memahami segala sesuatunya dalam rupa Roh Kudus. Jadi bukan karena usaha kita, tetapi usaha-Nya yang setiap waktu membimbing dan menolong kita.

Hal tersebut akan tampak dan nyata dalam keseharian dan kehidupan kita. Sehingga setiap kebaikan yang muncul, bukan untuk Tuhan melakukan sesuatu bagi kita. Sebaliknya karena Tuhan telah melakukan sesuatu bagi kita.

Nah, yang menjadi pertanyaan adalah “Maukah kita dibimbing oleh-Nya untuk melihat Kehendak-Nya dalam kehidupan kita?”. Bila saudara menginginkannya, datang dan dengarkan perkataan-Nya. Sebab, sudah terlalu sering untuk kita membuat diri-Nya mendengar setiap keinginan dan kehendak kita. Lupa untuk mendengar dan melihat kehendak-Nya.

Datanglah sebab IA adalah Tuhan yang penuh belas kasih. Datanglah, karena Anugerah itu telah IA siapkan untuk kita seturut kehendak-Nya.

Komentar

Anonim mengatakan…
Bujur Pdt
Anonim mengatakan…
Semangat Pdt
Aron Ginting Manik (AGM) mengatakan…
Bujur melala
Tuhan simasu masu