APA YANG KAU NANTIKAN, BERSIAPLAH! JESAYA 40

 


Khotbah Yohanes pembaptis sangat terkenal dalam ingatan orang-orang Kristen. Apa yang menjadi khotbahnya adalah bahan yang pernah diberikan oleh Jesaya pasal 40, tentu ini proses kedua kali ketika Tuhan berkeinginan untuk mengampuni kesalahan manusia. Pertanyaannya, apakah saat ini kita sudah siap menerima kehadiran Yesus itu? Atau setelah 2023 ini kita juga belum siap menerima kehadiran Yesus karena, seluruh kekurangan yang masih kita miliki?

Yohanes Pembaptis, yang meru-pakan "peninjau" bagi kedatangan Kristus, mendorong manusia untuk bersiap menyam-but kedatangan Mesias. Untuk menggenapi nubuatan dalam Yesaya 40:3,4, ia meminta mereka menyingkirkan rintangan-rintangan rohani

*1. Ay 4a, “Setiap lembah harus ditutup,……….”*

Tekanan hidup yang begitu berat serta waktu yang cukup lama dalam masa pembuangan telah membuat sebagian orang merasa pesimis dan kehilangan pengharapan. Padahal pembuangan dan penderitaan bukan dimaksudkan Allah untuk menghancurkan hidup mereka, tetapi justru memurnikan hidup mereka. Namun situasi kehidupan yang mereka alami telah membuat mereka kehilangan iman, kurang sabar, akhirnya jatuh dalam lembah keputus-asaan. Karena itu, hati yang seperti “lembah” inilah yang harus diratakan, supaya dapat melihat kemuliaan dan keselamatan yang dari Tuhan. Seruan seperti ini jugalah yang disampaikan oleh Yohanes pembaptis, ketika ia diberi tugas mempersiapkan jalan bagi Tuhan. (Mark 1:2-3). Mengapa? Karena situasi yang juga kurang lebih sama ketika Kristus datang dalam dunia ini. *Banyak orang yang berputus asa menjalani hidup dalam himpitan penderitaan, penjajahan Romawi, pemimpin politik yang korup, pemimpin agama yang munafik dan konformis, telah membawa hati umat menjadi pesimis dan hilang harapan.* Selama hati seseorang dikuasai oleh keputusasaan, ia tidak akan pernah melihat dan menyambut keselamatan yang dari Tuhan. Sebab itu Yohanes menyerukan hal ini, untuk memberikan penghiburan, pengharapan dan kepastian akan janji Allah yang telah digenapi.

*Mungkinkah di masa Advent ini, banyak juga diantara kita yang tengah kehilangan harapan? Biarlah seruan ini menjadi penghiburan dan kekuatan kepada kita. Bukalah hati untuk dilawat dan dijamah oleh Allah sehingga ada secercah harapan untuk menerima keselamatan yang dari Tuhan (ay 5).*

2. Ay 4a, “…………Setiap gunung dan bukit diratakan;………”

Ternyata keadaan yang sebaliknya juga bisa terjadi. Hati bukan lagi digambarkan seperti “lembah” tetapi seperti “gunung” dan “bukit”. Itulah kesombongan atau keangkuhan hidup. Untuk melihat keselamatan yang dari Tuhan “gunung kesombongan” ini harus diratakan. Sampai hari ini pun sebagian besar orang Yahudi tidak menerima Yesus Kristus sebagai Mesias, sebab mereka tinggal dalam kesombongannya. Di mana mereka memimpikan Mesias yang lahir di istana, bukan di atas palungan. Mereka merindukan Mesias sebagai pemimpin politik yang duduk di atas kuda perang, bukan Gembala sederhana yang menunggang keledai. Kerendahan hati sangatlah penting untuk menyambut Raja yang akan datang, sama seperti sikap para Majus, yang merendahkan dirinya, mempersembahkan harta yang terbaik, bahkan lutut mereka untuk menyembah sang Raja. Biarlah kerendahan hati mereka menjadi teladan bagi kita dalam menyongsong kedatangan Raja kita.

*Mari perhatikan lagi saudara, jangan kehimpitan yang kita selama ini alami juga dikarenakan kesombongan yang menguasai diri kita? Cobalah lihat kembali, jangan-jangan Yesus telah hadir dalam rupa-rupa orang yang selama ini kita rendahkan? Hanya kita tidak menginginkan mereka untuk yang menolong.*

 

3. Ay 4b, “…….dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran.”

“tanah yang berlekuk-lekuk” menjadi simbol orang yang tidak konsisten, orang yang tidak setia. Orang yang gampang terombang-ambing dengan situasi, orang yang tidak tulus dalam mengikut Tuhan. Contohnya para imam, yang dengan tepat dapat memberi informasi kepada raja Herodes tentang di mana Mesias dilahirkan menurut nubuatan Alkitab. Mereka sebenarnya mengetahui dengan persis, tetapi mereka tidak pernah mau menyembah kepada Yesus, karena hati mereka telah ditawan oleh rupa-rupa nafsu dunia, sehingga mereka pun tidak dapat melihat keselamatan yang dari Tuhan. Di Akhir zaman ini di dalam menyongsong kedatangan Tuhan, bukankah banyak juga orang yang hatinya sudah tidak melekat lagi kepada Allah? Bukankah banyak orang yang hatinya telah ditawan oleh kepentingan dunia ini, sehingga matanya telah dibutakan oleh ilah zaman ini?

*Saya sering memperhatikan orang-orang yang akan liburan, sedang liburan dan pulang liburan. Dalam perjalanan itu, mereka yang ingin liburan akan berbicara kepada semua orang. Mereka bicara tentang apa yang ingin mereka lakukan di tempat liburan tersebut. Lalu setelah mereka sampai, ia berpikir tentang apa yang harus mereka bawakan sepulang liburan. Akhirnya mereka tidak menikmati apapun*

Hal serupa juga sering terjadi pada kehidupan kita. Kita sering terjebak pada proses kebimbangan yang menghabiskan waktu kita dan sampai tidak menikmati apapun bahkan sampai tidak melakukan apapun.

Di masa Adent ini, bagi kita yang hatinya penuh kebimbangan, Yesaya juga berseru Ingatlah hidup manusia terbatas, hanya seperti bunga rumput sebab itu jangan sia-siakan anugerah keselamatan yang Tuhan sudah berikan (ay 6-8). Namun bagi kita yang telah menerima pemulihan dan pengampunan dari Tuhan beritakanlah kabar baik!, yaitu keselamatan yang datang dari Tuhan Yesus Kristus kepada dunia ini! (ay 9-11). Amin



Komentar