ALIRAN CALVINIS, TIDAK DIPENUHI OLEH ROH KUDUS?

 


Salah satu yang sering dituduhkan kepada Gereja-Gereja bealiran calvinis, oleh aliran lainnya adalah topik-topik mengenai Roh Kudus. Bahkan diantara para pendeta dan pelayan-pelayan lainnya juga terkada seolah-olah mengiyakan hal tersebut dan mengabaikan peran Roh Kudus dalam Gereja. Pertanyaannya, benarkah demikian? Jelasnya, tuduhan tuduhan tersebut sangatlah salah. Lalu, bagaimana pengajaran Calvinis mengenai Roh Kudus? Hal inilah yang layak untuk kita eksplorasi dan refleksikan secara pribadi mengenai peran Roh Kudus yang menurut Calvinis, bukan hanya kekuatan yang memberikan kehidupan, tetapi juga adalah pengajar, penuntun, dan pemelihara iman, demikian;

1. Roh Kudus sebagai Penuntun dalam Pengertian dan Penafsiran Kitab Suci

Calvin menekankan bahwa Kitab Suci adalah Firman Tuhan yang hidup dan hanya bisa dipahami dengan benar melalui bantuan Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, manusia hanya akan melihat teks-teks yang mati. Roh Kudus membuka mata rohani dan memberi pemahaman yang benar tentang pesan ilahi yang terkandung dalam Alkitab.[1]

Pertanyaannya adalah “Bagaimana selama ini kita melihat Alkitab dan penggunaannya?”. Salah satu fakta yang layak untuk kita gumuli adalah “kita terlalu sering memakai Alkitab untuk kepentingan kita; apakah itu mengenai ayat-ayat yang membenarkan pemikiran kita; apakah itu tentang alat-alat untuk menghakimi orang lain; ataupun ayat-ayat alkitab yang dipaksa untuk memenuhi kebutuhan kita.

2. Roh Kudus dalam Proses Regenerasi dan Konversi

Calvin mengajarkan bahwa regenerasi atau pertobatan adalah pekerjaan eksklusif Roh Kudus. Manusia yang berdosa tidak dapat mengubah hatinya sendiri; hanya Roh Kudus yang bisa memberi kehidupan baru dan mengubah hati dari yang keras menjadi lembut, sehingga seseorang dapat percaya kepada Kristus dan menerima keselamatan.[2]

Pernahkah kita membingungkan orang-orang yang sampai saat ini masih belum mengerti tentang belas kasihan Tuhan dalam hidup kita di kayu Salib? Atau pernahkah Anda membayangkan orang-orang yang begitu keji karena dosa, lalu dia mengalami pertobatan dan dipakai oleh Kristus dalam Gereja-gereja Anda saat ini, mungkin? Faktanya, semua hal tersebut bukan karena usaha manusia itu. Karena itu, orang-orang yang sering memakai hikmatnya sendiri merasakan kekecewaan. Sebab dirinya pikir, mereka mampu mengubah orang lain. Faktanya, kuasa dari Roh Kuduslah yang mampu mengubah orang lain menjadi lebih baik. Itu bukan karena usaha manusia, tapi belas kasih Tuhan (anugerah). Hal itu nyata dalam baptisan yang diberlakukan Gereja untuk kita. Itulah proses regenerasi yang Roh Kudus nyatakan dalam kehidupan kita. Pertanyaannya, apakah kamu mempercayai hal tersebut atau hal itu hanya menjadi seremonial yang biasa bagimu?

3. Roh Kudus sebagai Pemelihara Iman

Setelah regenerasi, Roh Kudus tetap bekerja dalam kehidupan orang percaya dengan memelihara iman mereka. Roh Kudus menguatkan, menghibur, dan menuntun orang percaya agar tetap setia dan teguh dalam iman mereka. Calvin menekankan bahwa iman yang sejati tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan berkelanjutan Roh Kudus dalam hidup orang percaya.[3]

Pernahkah kita membayangkan, bahwa sejak kita mengakui Yesus sebagai juruselamat dan Tuhan dalam kehidupan kita. Saat yang sama, kita adalah orang-orang kudus. Hal penting untuk dipertanyakan adalah; “apakah kita memahami diri sebagai orang kudus?”; “apakah kesalehan nyata dalam setiap langkah kita?”. Faktanya, segala hikmat dan kebaikan yang kita lakukan di kehidupan ini, akan menjadi benar bukan karena kita. Semua oleh karena peran Roh Kudus yang mengajari dan menuntun kita untuk melakukan, serta hidup dalam kesalehan itu. Apakah kita menyadarinya atau kita hanya terus terusan memakai pengertian kita saja?

4. Roh Kudus dalam Proses Pengudusan

Pengudusan adalah proses berkelanjutan di mana Roh Kudus mengubah orang percaya menjadi semakin serupa dengan Kristus. Calvin menekankan bahwa ini adalah proses seumur hidup di mana Roh Kudus bekerja di dalam hati dan kehidupan orang percaya, membantu mereka melawan dosa dan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.[4]

Terkadang, khotbah yang mengajak orang-orang untuk sama seperti Kristus sering dianggap suatu kekonyolan. Bahkan diantaranya, beranggapan bahwa Kristus menjadi bukti bahwa DIA sebagai Tuhan dan kita manusia yang tidak bisa menyamai Tuhan. Analogi yang merupakan pembenaran dalam diri untuk tidak hidup dalam kekudusan yang Yesus lakukan. Tapi bila kita melihat lagi kepada alkitab, dituliskan seperti  Efesus 4:13-14 mengatakan bahwa kita harus bertumbuh sampai menjadi seperti Kristus dan mencapai kesempurnaan-Nya. Ayat ini juga mengatakan bahwa kita tidak akan lagi menjadi bayi dan tidak akan terombang-ambing seperti kapal yang diombang-ambingkan ombak ke sana kemari.

Tentu sulit, bila kita mengandalkan hikmat dari dalam pikiran kita saja. Tetapi akan menjadi sesuatu yang mungkin, bila kita meminta Roh Kudus untuk menuntun kehidupan kita sama sepertinya, yakni kudus. Pertanyaannya, maukah kita untuk melakukan hal tersebut?

5. Roh Kudus dalam Kehidupan Gereja

Calvin juga melihat Roh Kudus sebagai sumber kesatuan dan kehidupan dalam gereja. Roh Kudus yang membaptis orang percaya ke dalam tubuh Kristus dan memberi karunia rohani untuk pembangunan gereja. Roh Kudus memastikan bahwa gereja tetap berada dalam kebenaran dan berfungsi sebagai komunitas iman yang hidup.[5]

Dalam realitas sekarang, peran Roh Kudus ini sangat relevan ketika kita melihat gereja-gereja menghadapi tantangan global seperti perpecahan doktrin, krisis moral, dan perubahan sosial yang cepat. Kesadaran akan kehadiran Roh Kudus sebagai pengikat kesatuan dan pemberi hidup dapat menginspirasi komunitas iman untuk tetap berpegang teguh pada kebenaran Alkitab, memanfaatkan karunia rohani untuk pelayanan yang efektif, dan membangun hubungan yang harmonis di tengah keberagaman, sehingga gereja dapat menjadi terang dan garam di dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan.

Kesimpulan

Menuduh gereja-gereja beraliran Calvinis mengabaikan peran Roh Kudus adalah kesalahpahaman besar yang perlu diluruskan. Pengajaran Calvinis sebenarnya menempatkan Roh Kudus pada posisi yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan Kristen. Dari membimbing pemahaman Kitab Suci, mengarahkan proses regenerasi dan pertobatan, memelihara iman, menguduskan hidup, hingga menjaga kesatuan dan kehidupan gereja, Roh Kudus berperan aktif dan tak tergantikan. Dalam konteks zaman sekarang yang penuh tantangan seperti perpecahan doktrin, krisis moral, dan perubahan sosial yang cepat, pengakuan dan penghormatan terhadap peran Roh Kudus ini menjadi semakin relevan. Gereja dan individu yang menyadari serta mengandalkan Roh Kudus akan menemukan kekuatan untuk tetap berpegang pada kebenaran, menjalankan pelayanan dengan karunia rohani, dan membangun komunitas iman yang kuat dan harmonis. Maka, marilah kita merenungkan kembali peran vital Roh Kudus dalam hidup kita dan gereja, sehingga kita dapat menjadi terang dan garam yang nyata di dunia ini.

Referensi Tambahan:

  • Parker, T. H. L. (1954). Calvin: An Introduction to His Thought. Geoffrey Bles.
  • McGrath, A. E. (1990). A Life of John Calvin: A Study in the Shaping of Western Culture. Basil Blackwell.
  • Warfield, B. B. (1909). Calvin and Augustine. Presbyterian and Reformed Publishing Company.


[1] Calvin, J. (1536). Institutes of the Christian Religion. Book I, Chapter IX: "The Fanaticism Which Discards the Scripture, Under the Pretense of Resorting to Immediate Revelations, Subverts All the Principles of Piety."

[2] Calvin, J. (1536). Institutes of the Christian Religion. Book III, Chapter III: "Our Regeneration by Faith: Of Repentance."

[3] Calvin, J. (1536). Institutes of the Christian Religion. Book III, Chapter II: "Of Faith: In What Sense We May Say That It Is Acquired By Us."

[4] Calvin, J. (1536). Institutes of the Christian Religion. Book III, Chapter VI: "The Life of a Christian Man. Scriptural Arguments Exhorting to It."

[5] Calvin, J. (1536). Institutes of the Christian Religion. Book IV, Chapter I: "Of the True Church. Duty of Cultivating Unity With Her, as the Mother of All the Godly."

Komentar