Series Kepemimpinan AGM #6 - Biarkan Setiap Mata Tertuju Padamu (Kepemimpinan dengan Integritas dan Kasih)

 


Di era modern yang dipenuhi dengan ambisi untuk menonjol dan menjadi pusat perhatian, banyak dari kita terjebak dalam upaya menarik perhatian sebanyak mungkin. Layaknya burung merak jantan atau burung cendrawasih jantan yang menampilkan keindahan bulu-bulunya untuk memikat pasangan, kita sering kali terobsesi untuk memamerkan diri di hadapan dunia. Hal ini tercermin dalam tindakan sehari-hari seperti menampilkan diri secara mencolok, mengumpulkan pengikut di media sosial, atau menciptakan sensasi agar menjadi sorotan utama. Namun, sebelum terlalu larut dalam strategi ini, penting bagi kita untuk menilai dan mengkritisi pendekatan tersebut melalui ajaran Yesus Kristus, yang menunjukkan bahwa pengaruh yang mendalam dan abadi berasal dari sumber yang jauh berbeda.

Yesus Kristus menawarkan contoh kepemimpinan yang berakar pada kebijaksanaan dan pengertian. Alih-alih mencari sorotan atau perhatian, Yesus memusatkan diri pada pelayanan dan pengorbanan. Dalam Injil Matius 20:26-28, Yesus memberikan panduan tentang kepemimpinan sejati, "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa ingin menjadi yang terdepan di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba." Dalam konteks ini, Yesus mengajarkan bahwa pengaruh dan kekuatan sejati tidak berasal dari pameran diri atau pencarian perhatian, tetapi melalui tindakan pelayanan yang tulus dan kasih yang mendalam terhadap sesama.

Meski strategi untuk menarik perhatian mungkin terlihat efektif dalam jangka pendek, Yesus menunjukkan bahwa esensi kepemimpinan yang berdampak berasal dari tindakan sehari-hari yang dipenuhi kasih dan perhatian. Dalam Yohanes 13:34-35, Yesus memberikan perintah yang mendalam, "Kasihilah seorang akan yang lain; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian juga kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-Ku, yaitu jika kamu saling mengasihi." Pengaruh sejati yang diajarkan oleh Yesus tidak tergantung pada penampilan atau usaha menarik perhatian, tetapi pada cara kita menunjukkan kasih dan kepedulian yang tulus kepada sesama.

Di dunia yang penuh dengan media sosial dan tekanan untuk selalu tampil menarik, banyak orang merasa terdorong untuk menggunakan segala cara demi mendapatkan perhatian. Namun, Yesus mengingatkan kita dalam Matius 6:1, "Hati-hatilah jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang untuk dilihat mereka. Jika demikian, kamu tidak akan memperoleh upah dari Bapamu yang di sorga." Pesan ini menekankan pentingnya motivasi yang tulus dalam tindakan kita—bahwa apa yang kita lakukan seharusnya bukan untuk pamer, tetapi untuk melayani dan memberkati orang lain.

Mengikuti ajaran Yesus, kita belajar bahwa penampilan fisik dan pencapaian tidak selalu mencerminkan kualitas dan karakter sejati seseorang. Yesus sendiri hidup dalam kesederhanaan, lahir di palungan, dan menjalani kehidupan yang jauh dari kemewahan. Namun, pengaruh-Nya yang mendalam dan transformasional tidak berasal dari sorotan duniawi, tetapi dari tindakan kasih dan pelayanan yang tulus. Ini mengajarkan kita bahwa pengaruh yang bertahan lama tidak datang dari pencarian perhatian yang dangkal, tetapi dari tindakan yang konsisten dengan nilai-nilai kasih, pelayanan, dan integritas.

Sebagai pemimpin atau individu yang ingin memengaruhi orang lain, kita harus mengingat bahwa yang terpenting bukanlah bagaimana kita dapat menarik perhatian dengan segala cara, melainkan bagaimana kita bisa mencerminkan prinsip-prinsip Yesus—melayani, mengasihi, dan menunjukkan integritas dalam segala hal yang kita lakukan. Ini berarti kita harus berhati-hati dalam memilih cara untuk menonjolkan diri, memastikan bahwa motivasi kita tetap pada pelayanan dan kebaikan, bukan sekadar mencari perhatian atau status.

Dalam kehidupan sehari-hari, ini dapat diterapkan dengan memilih untuk berkontribusi secara positif tanpa selalu menjadi pusat perhatian. Misalnya, daripada mencari publikasi untuk setiap proyek yang kita lakukan, kita bisa fokus pada dampak positif yang kita buat dan bagaimana kita dapat melayani orang lain dengan tulus. Ini juga berarti menghindari skandal atau tindakan memalukan hanya demi sorotan, dan lebih memilih untuk membangun hubungan yang kuat dan bermakna melalui tindakan nyata dan kebaikan.

Penting juga untuk menyadari bahwa perhatian dan sorotan yang kita dapatkan sering kali bersifat sementara. Pengaruh sejati yang membekas di hati orang lain adalah hasil dari tindakan yang konsisten dan integritas yang mendalam. Seiring waktu, pelayanan dan kasih yang kita tunjukkan akan lebih berdampak dibandingkan upaya untuk menarik perhatian dengan cara yang sementara dan dangkal.

Sebagai penutup, meskipun menarik perhatian bisa menjadi strategi yang efektif dalam jangka pendek, ajaran Yesus mengajarkan kita bahwa pengaruh yang mendalam dan bertahan lama datang dari pelayanan yang tulus, kasih, dan integritas. Dengan mengikuti teladan Kristus, kita bisa memastikan bahwa pengaruh kita tidak hanya terlihat, tetapi juga dirasakan secara mendalam oleh mereka yang kita layani. Dalam setiap usaha kita, mari kita selalu mengingat bahwa kepemimpinan yang berpengaruh bukan tentang mendapatkan perhatian, tetapi tentang mengubah hidup dengan cara yang penuh kasih dan pelayanan yang setia.

Komentar

Anonim mengatakan…
Bujur Pdt