REFRENSI PEKAN KELUARGA 2024 GBKP HARI KETUJUH "Manisnya Mecintai Firman Tuhan"

 


Invocatio : Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak (Yesaya 11:8)

Bacaan I : Filipi 4:8-9

Khotbah : Mazmur 119:97-104

Tema : Manisnya Mecintai Firman Tuhan

Dalam tradisi Yahudi kuno, memperkenalkan Kitab Suci kepada anak-anak merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari, dan hal ini dilakukan dengan cara yang sangat simbolis dan penuh makna. Salah satu praktik yang terkenal adalah ketika seorang anak Yahudi memulai pembelajaran Taurat, sang guru meneteskan madu di atas halaman kitab tersebut dan memintanya menjilatnya. Tindakan ini memiliki makna yang sangat dalam, menyimbolkan bahwa Firman Tuhan itu manis, bahkan lebih manis daripada madu. Hal ini selaras dengan apa yang dinyatakan dalam Mazmur 119:103: "Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih daripada madu bagi mulutku." Anak-anak belajar untuk tidak hanya menghormati Kitab Suci sebagai aturan dan hukum, tetapi untuk mengasihi dan menghargai Firman Tuhan, seolah-olah itu adalah sesuatu yang harus dinikmati dan dirindukan setiap hari.

Tradisi ini menjadi refleksi bagi kita sebagai keluarga Kristen di masa kini. Bagaimana kita memperkenalkan Alkitab kepada anak-anak kita? Apakah mereka melihat Alkitab sebagai kewajiban yang berat atau sebagai sesuatu yang mereka cintai dan rindukan? Keluarga-keluarga Kristen masa kini menghadapi tantangan besar, di mana teknologi, informasi, dan budaya modern seringkali mengambil alih perhatian anak-anak dari Firman Tuhan. Namun, seperti bangsa Israel yang berhasil menanamkan kecintaan mendalam terhadap Taurat, kita pun bisa melakukan hal yang sama jika kita memperkenalkan Firman Tuhan dengan cara yang membuatnya terasa manis, relevan, dan penuh makna dalam kehidupan sehari-hari.

Firman Tuhan tidak hanya berisi perintah dan larangan, tetapi juga merupakan sumber sukacita, kekuatan, dan penghiburan. Sebuah keluarga yang mencintai Firman Tuhan akan dipenuhi dengan hikmat, kebenaran, dan damai sejahtera yang melampaui segala akal. Melalui kecintaan ini, kita diajak untuk merasakan keindahan, kekuatan, dan kebaikan yang datang dari Firman Tuhan.

Firman Tuhan sebagai Perlindungan

Dalam Yesaya 11:8, kita membaca sebuah gambaran yang menakjubkan tentang anak-anak yang hidup tanpa rasa takut. Dikatakan, “Anak-anak kecil akan bermain dekat liang ular tedung, dan bayi akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.” Ini adalah gambaran simbolis dari dunia yang aman, tempat di mana anak-anak tidak perlu takut akan bahaya karena mereka hidup dalam perlindungan dan anugerah Tuhan. Gambaran ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa keluarga yang hidup dalam Firman Tuhan juga menikmati perlindungan dan keamanan rohani. Mereka yang mencintai Firman Tuhan, membaca dan merenungkannya setiap hari, akan mengalami perlindungan Tuhan yang luar biasa dalam kehidupan mereka.

Keluarga yang mencintai Firman Tuhan ibarat anak-anak yang digambarkan dalam Yesaya 11:8—mereka hidup dalam dunia yang penuh tantangan, namun tidak gentar karena Tuhan adalah perisai mereka. Firman Tuhan menjadi pedoman dan pegangan hidup yang memampukan mereka untuk menghadapi segala bahaya, godaan, dan kesulitan. Dalam situasi apapun, mereka selalu mendapatkan perlindungan dan hikmat yang datang dari Tuhan melalui Firman-Nya.

Namun, ketika sebuah keluarga jauh dari Firman Tuhan, mereka akan mudah tersesat dan terjebak dalam bahaya. Keluarga yang tidak menjadikan Alkitab sebagai pusat kehidupan mereka bagaikan anak kecil yang bermain di tempat yang penuh bahaya tanpa perlindungan. Mereka rentan terhadap serangan dunia yang penuh dengan godaan, dosa, dan kebingungan. Oleh karena itu, keluarga harus selalu merindukan, mencintai, dan menjadikan Firman Tuhan sebagai fondasi dan pelindung hidup mereka.

Mencintai Firman Tuhan dan Pikiran Positif yang Membentuk Karakter

Mazmur 119:97-104 adalah sebuah pernyataan cinta yang tulus terhadap Firman Tuhan. Pemazmur menyatakan bahwa ia merenungkan Firman Tuhan sepanjang hari. Cinta yang mendalam ini menghasilkan hikmat, lebih besar dari pada musuh-musuhnya, lebih dalam daripada para pengajar, dan lebih kuat daripada orang-orang tua. Firman Tuhan menjadi sumber kekuatan dan hikmat yang tak tertandingi. Inilah yang terjadi ketika keluarga hidup dengan Firman Tuhan di hati mereka. Pikiran mereka dipenuhi dengan kebenaran, dan hidup mereka dibimbing oleh hikmat ilahi.

Paulus, dalam Filipi 4:8-9, mengajarkan pentingnya memusatkan pikiran pada segala sesuatu yang benar, mulia, adil, suci, manis, dan patut dipuji. Pikiran yang terfokus pada hal-hal positif ini akan membentuk karakter yang kuat, mempengaruhi tindakan, dan membawa kita pada kehidupan yang diberkati. Hal ini juga berlaku dalam konteks keluarga. Ketika kita mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak kita, kita sedang membentuk pikiran dan karakter mereka agar selalu memusatkan perhatian pada hal-hal yang benar dan mulia.

Ahli psikologi juga sepakat bahwa pikiran yang positif sangat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan mental seseorang. Pikiran yang dipenuhi dengan kebaikan, kasih, dan keadilan akan membawa seseorang pada kehidupan yang lebih seimbang dan penuh makna. Hal ini sejalan dengan ajaran Firman Tuhan. Melalui meditasi dan penghayatan Firman setiap hari, keluarga akan dipenuhi dengan pikiran-pikiran positif yang membangun, yang akhirnya akan tercermin dalam sikap, tindakan, dan kehidupan sehari-hari.

Salah satu contoh keluarga yang sangat mencintai Firman Tuhan dan telah dikenal luas adalah keluarga Green dari Amerika Serikat. Keluarga Green adalah pemilik jaringan toko ritel Hobby Lobby, yang didirikan oleh David Green. Keluarga ini dikenal tidak hanya karena kesuksesan bisnis mereka, tetapi juga karena komitmen mereka yang mendalam terhadap nilai-nilai kekristenan dan kecintaan mereka terhadap Alkitab.

David Green dan keluarganya secara aktif menerapkan prinsip-prinsip alkitabiah dalam bisnis dan kehidupan pribadi mereka. Mereka percaya bahwa kesuksesan mereka datang dari penyerahan kepada Tuhan dan pengajaran Firman-Nya. Keluarga Green mengintegrasikan nilai-nilai Kristen ke dalam budaya perusahaan mereka, termasuk dengan menutup semua toko Hobby Lobby pada hari Minggu untuk memberi waktu bagi karyawan beribadah dan beristirahat.

Selain itu, keluarga Green juga mendirikan Museum of the Bible di Washington, D.C., yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menyebarkan Firman Tuhan kepada banyak orang. Komitmen mereka terhadap Alkitab terlihat tidak hanya dalam kehidupan pribadi tetapi juga dalam tindakan nyata yang menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.

Kisah keluarga Green menggambarkan dengan jelas bagaimana kecintaan pada Firman Tuhan dapat menjadi fondasi kesuksesan dan kehidupan yang bermakna. Mereka bukan hanya sekadar menjalani kehidupan spiritual yang mendalam, tetapi juga menghidupkan prinsip-prinsip Alkitab dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Melalui komitmen untuk mencintai dan merenungkan Firman Tuhan, mereka tidak hanya menjadi saksi akan janji-janji Tuhan dalam hidup mereka, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.

Sebagaimana Mazmur 119:97-104 mengajarkan, Firman Tuhan adalah hikmat yang manis dan menjadi panduan dalam setiap langkah hidup. Dengan mencintai Firman Tuhan, keluarga dapat menemukan kekuatan, hikmat, dan arahan yang diperlukan untuk menjalani hidup yang penuh berkat. Pikiran-pikiran positif yang tertanam dari kecintaan akan Firman Tuhan akan mempengaruhi setiap keputusan, tindakan, dan hubungan di dalam keluarga, menciptakan suasana yang harmonis dan penuh dengan kehadiran Tuhan.

Marilah kita belajar dari keluarga-keluarga seperti keluarga Green yang telah membuktikan bahwa hidup yang berakar pada Firman Tuhan akan menghasilkan buah yang manis. Mengajarkan, merenungkan, dan menjalani Firman Tuhan bukan hanya sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk mencapai kehidupan yang penuh dengan hikmat dan kesuksesan sejati.

Mari kita semua, sebagai keluarga, menjadikan Firman Tuhan sebagai pusat dalam hidup kita—membaca, menghayati, dan menjalankannya setiap hari. Dengan demikian, kita dapat menikmati manisnya hidup di dalam Tuhan dan melihat berkat-berkat yang tercurah atas keluarga kita.

Komentar

Anonim mengatakan…
Terima kasih Detaser ,tambah pemeteh ras pengertin kami ibahanndu kerna kata Dibata. Bujur Tuhan masu2.
Aron Ginting Manik (AGM) mengatakan…
Terpujilah Tuhan, semangat dalam melayani