(Mikha 5:2: “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”)
Betlehem bukanlah kota
besar seperti Yerusalem atau tempat berpengaruh seperti Roma. Ia hanyalah kota
kecil di wilayah Yehuda, namun dipilih Allah untuk menjadi tempat di mana Sang
Juruselamat memulai perjalanan-Nya. Dalam kesederhanaan Betlehem, Allah menyatakan
rencana besar-Nya untuk menyelamatkan dunia.
Kelahiran Yesus di
Betlehem adalah penggenapan janji Allah yang telah dinubuatkan sejak zaman para
nabi. Melalui bayi yang lahir di palungan, rencana keselamatan bagi seluruh
umat manusia dimulai—sebuah rencana yang berakar dalam kasih Allah kepada ciptaan-Nya.
Betlehem menjadi tempat
pertama di mana terang Allah hadir secara fisik di dunia. Dari sana, Yesus
memulai perjalanan-Nya yang penuh kasih, pengorbanan, dan penyelamatan. Rencana
Allah tidak hanya berhenti di kelahiran Yesus, tetapi terus berlanjut melalui
kehidupan-Nya, kematian-Nya di kayu salib, dan kebangkitan-Nya.
Filsuf Kristen C.S.
Lewis menggambarkan karya Allah sebagai “Invasio Ilahi,” di mana Allah masuk ke
dunia yang gelap untuk memulihkan terang dan kehidupan. Betlehem adalah titik
masuk dari invasi ini, awal dari karya besar penebusan.
Betlehem mengingatkan
kita bahwa setiap perjalanan besar dimulai dengan langkah pertama. Bagaimana
kita memulai rencana keselamatan dalam hidup kita?
1.
Mengakui Kebutuhan Akan
Juruselamat: Langkah pertama dalam perjalanan
keselamatan adalah mengakui bahwa kita membutuhkan Kristus. Seperti Betlehem
yang sederhana, kita dipanggil untuk rendah hati dan terbuka kepada
kehadiran-Nya.
2.
Mengambil Langkah Iman:
Rencana keselamatan tidak terjadi hanya dengan mengetahui kebenaran. Kita harus
mengambil tindakan nyata—bertobat, percaya, dan mengikuti jalan Kristus.
3.
Menjadi Saksi Keselamatan:
Setelah menerima keselamatan, kita dipanggil untuk menjadi saksi seperti para
gembala. Kita harus membagikan kabar baik ini kepada orang lain, sehingga
rencana Allah terus berjalan melalui hidup kita.
John Newton, penulis
lagu Amazing Grace, adalah seorang mantan pedagang budak yang mengalami
pertobatan radikal. Ia memulai kembali hidupnya setelah menyadari betapa
dalamnya kasih karunia Allah. Seperti Betlehem, awal perjalanannya tampak kecil
dan tidak berarti, tetapi melalui pertobatannya, ia menjadi alat dalam rencana
Allah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa lain.
Kisah hidup Newton
menunjukkan bahwa tidak ada yang terlalu kecil atau terlalu hancur untuk
dipakai Allah dalam rencana-Nya.
Betlehem mengajarkan
bahwa rencana besar Allah dapat dimulai dari tempat kecil dan hati yang
sederhana. Dalam hidup kita, apakah kita bersedia menjadi Betlehem—tempat awal
karya Allah untuk menyelamatkan dan memberkati orang lain?
Sebagai murid Kristus,
kita dipanggil untuk terus melangkah dalam rencana keselamatan, mempercayakan
setiap langkah kepada Tuhan. Betlehem mungkin kecil dan sederhana, tetapi dari
sana, Allah membawa terang yang tidak akan pernah padam.
Referensi
1.
Alkitab (Mikha 5:2, Lukas 2:11-12,
Yohanes 3:16)
2.
C.S. Lewis, Mere Christianity
(tentang rencana keselamatan sebagai "Invasio Ilahi")
3.
Kisah hidup John Newton dalam Amazing
Grace
4.
Buku The Purpose Driven Life oleh
Rick Warren (mengenai menemukan tujuan hidup dalam rencana Allah)
5.
Artikel Desiring God tentang
langkah iman dalam keselamatan.
6.
Buku Knowing God oleh J.I.
Packer, yang membahas kasih Allah dan rencana-Nya bagi manusia.
Komentar
Posting Komentar