RENUNGAN #12 "Betlehem: Tempat Dimulainya Rencana Keselamatan" (RENUNGAN MENUJU 25 DESEMBER)

 



(Mikha 5:2: “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”)

Betlehem bukanlah kota besar seperti Yerusalem atau tempat berpengaruh seperti Roma. Ia hanyalah kota kecil di wilayah Yehuda, namun dipilih Allah untuk menjadi tempat di mana Sang Juruselamat memulai perjalanan-Nya. Dalam kesederhanaan Betlehem, Allah menyatakan rencana besar-Nya untuk menyelamatkan dunia.

Kelahiran Yesus di Betlehem adalah penggenapan janji Allah yang telah dinubuatkan sejak zaman para nabi. Melalui bayi yang lahir di palungan, rencana keselamatan bagi seluruh umat manusia dimulai—sebuah rencana yang berakar dalam kasih Allah kepada ciptaan-Nya.

Betlehem menjadi tempat pertama di mana terang Allah hadir secara fisik di dunia. Dari sana, Yesus memulai perjalanan-Nya yang penuh kasih, pengorbanan, dan penyelamatan. Rencana Allah tidak hanya berhenti di kelahiran Yesus, tetapi terus berlanjut melalui kehidupan-Nya, kematian-Nya di kayu salib, dan kebangkitan-Nya.

Filsuf Kristen C.S. Lewis menggambarkan karya Allah sebagai “Invasio Ilahi,” di mana Allah masuk ke dunia yang gelap untuk memulihkan terang dan kehidupan. Betlehem adalah titik masuk dari invasi ini, awal dari karya besar penebusan.

Betlehem mengingatkan kita bahwa setiap perjalanan besar dimulai dengan langkah pertama. Bagaimana kita memulai rencana keselamatan dalam hidup kita?

1.      Mengakui Kebutuhan Akan Juruselamat: Langkah pertama dalam perjalanan keselamatan adalah mengakui bahwa kita membutuhkan Kristus. Seperti Betlehem yang sederhana, kita dipanggil untuk rendah hati dan terbuka kepada kehadiran-Nya.

2.      Mengambil Langkah Iman: Rencana keselamatan tidak terjadi hanya dengan mengetahui kebenaran. Kita harus mengambil tindakan nyata—bertobat, percaya, dan mengikuti jalan Kristus.

3.      Menjadi Saksi Keselamatan: Setelah menerima keselamatan, kita dipanggil untuk menjadi saksi seperti para gembala. Kita harus membagikan kabar baik ini kepada orang lain, sehingga rencana Allah terus berjalan melalui hidup kita.

John Newton, penulis lagu Amazing Grace, adalah seorang mantan pedagang budak yang mengalami pertobatan radikal. Ia memulai kembali hidupnya setelah menyadari betapa dalamnya kasih karunia Allah. Seperti Betlehem, awal perjalanannya tampak kecil dan tidak berarti, tetapi melalui pertobatannya, ia menjadi alat dalam rencana Allah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa lain.

Kisah hidup Newton menunjukkan bahwa tidak ada yang terlalu kecil atau terlalu hancur untuk dipakai Allah dalam rencana-Nya.

Betlehem mengajarkan bahwa rencana besar Allah dapat dimulai dari tempat kecil dan hati yang sederhana. Dalam hidup kita, apakah kita bersedia menjadi Betlehem—tempat awal karya Allah untuk menyelamatkan dan memberkati orang lain?

Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk terus melangkah dalam rencana keselamatan, mempercayakan setiap langkah kepada Tuhan. Betlehem mungkin kecil dan sederhana, tetapi dari sana, Allah membawa terang yang tidak akan pernah padam.




Referensi

1.      Alkitab (Mikha 5:2, Lukas 2:11-12, Yohanes 3:16)

2.      C.S. Lewis, Mere Christianity (tentang rencana keselamatan sebagai "Invasio Ilahi")

3.      Kisah hidup John Newton dalam Amazing Grace

4.      Buku The Purpose Driven Life oleh Rick Warren (mengenai menemukan tujuan hidup dalam rencana Allah)

5.      Artikel Desiring God tentang langkah iman dalam keselamatan.

6.      Buku Knowing God oleh J.I. Packer, yang membahas kasih Allah dan rencana-Nya bagi manusia.

Komentar

Anonim mengatakan…
Bujur Pdt semangat Selalu
Anonim mengatakan…
Bujur melala, Tuhan berkati