RENUNGAN #8 "Mengikuti Cahaya Bintang di Tengah Kegelapan" (RENUNGAN MENUJU 25 DESEMBER 2024)

 



(Matius 2:9b-10: “Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.”)

Para majus adalah orang-orang bijak dari Timur yang berani memulai perjalanan jauh, dipandu hanya oleh cahaya sebuah bintang. Mereka tidak tahu secara pasti apa yang menunggu mereka di ujung perjalanan, tetapi mereka percaya bahwa bintang itu membawa mereka ke sesuatu yang besar—sang Raja yang dinubuatkan.

Di tengah kegelapan malam, bintang itu menjadi penuntun mereka. Kegelapan itu bisa melambangkan ketidakpastian, keraguan, atau tantangan hidup yang kita hadapi hari ini. Namun, seperti para majus yang terus melangkah dengan iman, kita juga dipanggil untuk mencari terang di tengah kegelapan.

Dalam dunia modern, "kegelapan" sering kali berupa informasi yang membanjiri, membuat kita bingung menentukan arah. Dengan teknologi dan media sosial, ada begitu banyak suara dan pendapat yang saling bertentangan. Siapa atau apa yang harus kita ikuti?

Filsuf Immanuel Kant pernah mengatakan bahwa pencerahan (Enlightenment) adalah keberanian untuk berpikir sendiri dan mencari kebenaran. Namun, bagi orang Kristen, terang itu tidak ditemukan dalam pikiran manusia, melainkan dalam Kristus, Sang Terang Dunia (Yohanes 8:12). Seperti para majus yang mengikuti bintang, kita dipanggil untuk mengikuti Kristus sebagai penuntun yang membawa kita ke tujuan yang sejati.

Hari ini, bintang itu bisa berupa Firman Tuhan, komunitas iman, atau pengalaman spiritual yang memanggil kita untuk bergerak mendekat kepada Tuhan. Psikolog Abraham Maslow menjelaskan dalam hierarki kebutuhannya bahwa manusia memiliki dorongan mendalam untuk mencapai self-actualization, atau menjadi versi terbaik diri kita. Tetapi, sebagai orang percaya, puncak dari perjalanan kita bukanlah menemukan diri kita sendiri, melainkan menemukan Tuhan.

Betapa pentingnya memiliki petunjuk yang benar di dunia yang penuh godaan dan jebakan. Seperti GPS yang membantu kita menemukan jalan di kota yang asing, Firman Tuhan adalah "peta rohani" yang memandu langkah kita, memberikan arah di tengah kebingungan dunia modern.

Seorang misionaris bernama Jim Elliot dan timnya memutuskan untuk pergi ke suku Huaorani di Ekuador, yang terkenal karena kekerasannya. Meskipun perjalanan mereka penuh risiko dan ketidakpastian, mereka mengikuti panggilan Tuhan, yang bagi mereka adalah "bintang" yang memandu hidup mereka. Meskipun Jim kehilangan nyawanya dalam misi ini, keberanian dan pengorbanannya menginspirasi banyak orang untuk mengikuti Kristus dengan setia.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa mengikuti "bintang" Tuhan mungkin memerlukan keberanian besar, tetapi hasilnya adalah kehidupan yang membawa kemuliaan bagi Allah.

Apa bintang yang sedang Anda ikuti dalam hidup Anda? Apakah Anda dipandu oleh terang Kristus, atau terjebak oleh cahaya palsu yang ditawarkan dunia? Sama seperti para majus yang melangkah dengan iman, kita juga dipanggil untuk mengikuti panggilan Tuhan, bahkan ketika jalan tampak gelap.

Cahaya Kristus tidak hanya membimbing kita menuju tujuan, tetapi juga memberi kita sukacita dalam perjalanan. Saat kita mengikuti-Nya, kita tidak hanya menemukan Anak yang lahir di Betlehem, tetapi juga makna sejati dari hidup kita.


Referensi

1.      Alkitab (Matius 2:9-10, Yohanes 8:12)

2.      Abraham Maslow, Motivation and Personality

3.      Immanuel Kant, What is Enlightenment?

4.      Kisah Jim Elliot, misionaris yang menjadi inspirasi bagi banyak orang Kristen.

5.      Artikel dari Desiring God tentang menemukan panggilan hidup yang berpusat pada Kristus.

6.      Buku Pursuing the Christ oleh Jennifer Kennedy Dean, yang mengeksplorasi makna rohani dari perjalanan para majus.

Komentar