(Mazmur
119:105: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”)
Betlehem bukan hanya
sebuah lokasi geografis; ia adalah simbol pusat kehidupan rohani kita. Dalam
perjalanan rohani, kita sering mencari arah, bertanya-tanya ke mana tujuan kita
sebenarnya. Para gembala dan orang-orang majus di masa kelahiran Yesus menemukan
jalan mereka menuju Betlehem karena bimbingan Allah—baik melalui bintang, pesan
malaikat, atau Firman Tuhan. Betlehem menjadi tempat di mana kemuliaan Allah
dinyatakan melalui Kristus.
Mazmur 119:105
menggambarkan Firman Tuhan sebagai pelita yang menerangi jalan hidup kita.
Seperti peta, Firman-Nya memberikan arah, membantu kita menghindari jalan yang
salah, dan memandu kita ke tujuan ilahi, yakni hidup yang berpusat pada
Kristus.
Di era digital, peta
GPS dan aplikasi navigasi seperti Google Maps atau Waze menjadi alat utama
untuk menemukan jalan. Namun, alat-alat ini hanya efektif jika kita mempercayai
dan menggunakannya dengan benar. Jika kita menolak mengikuti petunjuk atau mengabaikan
peringatan, kita bisa tersesat, meski alat itu akurat.
Firman Allah berfungsi
seperti GPS rohani. Teknologi mempermudah kita untuk membaca Alkitab, mendengar
khotbah online, atau mengikuti renungan harian. Namun, teknologi hanya alat.
Jika kita tidak mendalami Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, kita tetap bisa
salah arah. Psikolog Cal Newport, dalam bukunya Digital Minimalism,
menekankan bahwa teknologi hanya berguna jika kita menggunakannya untuk
memperkuat hal-hal yang benar-benar penting.
Filsuf Blaise Pascal
menulis bahwa hati manusia memiliki "kekosongan berbentuk Allah" yang
hanya bisa diisi oleh Kristus. Peta kehidupan yang menuju Betlehem adalah
perjalanan untuk menemukan Kristus sebagai pusat hidup kita. Ketika Dia menjadi
pusat, hidup kita menjadi terarah, seperti bintang yang memandu orang-orang
majus ke tempat kelahiran-Nya.
Sayangnya, seperti
jalan-jalan bercabang di dunia nyata, dunia modern menawarkan banyak pilihan
yang bisa mengalihkan perhatian kita. Media sosial, hiburan, dan ambisi pribadi
sering kali membingungkan kita. Menggunakan teknologi tanpa bimbingan rohani
bisa membawa kita ke arah yang salah. Firman Tuhan menjadi penuntun yang
membantu kita menyaring pilihan-pilihan ini, mengarahkan kita untuk hidup
sesuai dengan kehendak-Nya.
Seorang misionaris
bernama Mary Jones dari Wales pada abad ke-19 terinspirasi oleh Firman Tuhan
sejak kecil. Karena keluarganya miskin, Mary berjalan sejauh 26 mil hanya untuk
membeli sebuah Alkitab. Baginya, Firman Tuhan adalah peta yang mengarahkan hidupnya
menuju kasih Kristus. Kisahnya menginspirasi gerakan distribusi Alkitab yang
meluas hingga ke seluruh dunia.
Mary Jones mengingatkan
kita bahwa mencari arah hidup tidak selalu mudah atau cepat. Namun, mereka yang
dengan tekun mengikuti peta rohani dari Firman Allah akan menemukan sukacita
sejati di dalam Kristus.
Panggilan untuk Hidup
Berdasarkan Iman
Dalam hidup ini, banyak
"jalan pintas" yang terlihat menarik, tetapi sering kali berujung
pada kekecewaan. Firman Tuhan memberikan panduan yang jelas untuk hidup yang
berpusat pada Kristus. Seperti para gembala dan orang majus yang pergi ke Betlehem,
kita juga dipanggil untuk menjadikan Kristus tujuan utama hidup kita.
Teolog Richard Foster
dalam Celebration of Discipline menulis bahwa hidup yang disiplin dalam
doa, pembacaan Firman, dan perenungan akan membantu kita tetap berada di jalan
yang benar. Teknologi dapat menjadi alat yang memperkuat disiplin ini jika
digunakan dengan bijak.
Refleksi Pribadi
Apakah Anda menggunakan
"peta" yang benar dalam hidup Anda? Bagaimana Firman Tuhan
memengaruhi keputusan Anda sehari-hari? Apakah teknologi Anda gunakan untuk
mendukung perjalanan rohani Anda, atau justru menjadi pengalih perhatian? Mari
kita berkomitmen untuk menggunakan alat-alat modern dengan hikmat, sehingga
kita tetap berada di jalan menuju "Betlehem" rohani kita, di mana
Kristus menjadi pusat hidup kita.
Referensi
1.
Alkitab (Mazmur 119:105)
2.
Cal Newport, Digital Minimalism
3.
Blaise Pascal, Pensées
4.
Richard Foster, Celebration of
Discipline
5.
Kisah Mary Jones dalam buku Mary
Jones and Her Bible
6.
Artikel dari Psychology Today
tentang penggunaan teknologi untuk keseimbangan hidup.
7.
Jurnal Christianity Today tentang
transformasi digital dalam kehidupan Kristen.
Komentar
Posting Komentar