Pernahkah
saudara mengenal nama Yasobam atau Isyabaal, orang Hakhmoni? Bagaimana dengan
nama, Eleazer anak Dodo, anak seorang Ahohi? Atau Sama anak Age? Apakah anda
mengenal ketiga tokoh ini? Calonteolog.com membaca kisah mereka dalam II Samuel
23 dan I Tawarikh 11. Kisah yang menarik, dikarenakan seorang Daud yang
menganggap mereka sebagai pahlawannya.
Kisah
ini menjadi hal yang menarik bagi Calonteolog.com dikarenakan, hanya sedikit
rasanya nama-nama yang disebutkan Daud sebagai pahlawan baginya. Walaupun tetap
saja, orang-orang Israel lebih mengarahkan hati dan kekagumannya pada Daud.
Bukan kepada ketiga nama ini, termasuk mungkin saudara yang membaca tulisan ini.
Tentu hal tersebut, juga dikarenakan kesetiaan, ketaatan dan perjuangan mereka
yang begitu gigih bahkan rela mati demi dirinya.
Hal
tersebut, sangat terlihat jelas dalam kisah ini. Yang mana, kala itu ada
perperangan diantara orang Israel dan Filistin. Dalam peristiwa tersebut, Dau
meminta untuk mereka mengambilkan air yang ada di perigi (sumber air) Betlehem.
Sementara, orang-orang Filistin sedang menguasai dan wilayah Betlehem. Namun,
ditengah kesulitan dan beban tersebut. Mereka tetap melakukan misi yang diminta
oleh Daud dan berhasil membawakan air seperti yang dimintakan oleh Daud.
Di
Keraton Jogja sendiri ada beberapa orang yang menurut calonteolog.com memiliki
jasa bagi perkembangan dan kehidupan di dalam Keraton. Mereka ini, adalah
orang-orang yang disebut sebagai Abdi Dalem.
Menurut
Brilio.net, untuk menjadi seorang Abdi Dalem harus menjalan beberapa tahap[1]. Namun
dari kesemua tahap dan jasa yang dilihat calonteolog.com, mereka-mereka ini
hanya diberikan upah sebanyak Rp. 15.000,-. Upah yang menurut calonteolog.com tidak
akan mungkin bisa diberikan kalau bukan karena ada hati murni untuk benar-benar
melayani. Walaupun tetap saja, nama-nama mereka tidak dikenal. Hanya sebutan
sebagai Abdi Dalem. Tapi, setidaknya kemurnian hati mereka jauh lebih baik
daripada orang-orang yang menjadi perusuh bagi Negara ini dan mematikan
beberapa perekonomian sesama negara. Sebab bagi para Abdi Dalem, yang terbaik dalam hidup ini bukanlah materi yang berlimpah. Tetapi hidup yang diberkahi dan menjadi berkah dalam kehidupannya.
Kadang
kemurnian hati, kesetiaan dan ketaatan kita dalam bekerja setiap waktu, tidak
menghasilkan sesuatu yang instan. Bahkan tidak menjanjikan jalan yang baik dan
aman didepan. Sering kali malah beberapa orang tua, Para Bapak khususnya. Justru
menjadi tempat untuk disalahkan oleh anak-anak dan Istri yang merasa tidak
diberikan waktu untuk menjalin kebersamaan dalam keluarga.
Calonteolog.com
teringat dengan kisah wawancara yang membuat hati sangat haru. Hal itu terjadi ketika
dalam satu acara talk show di televisi mengundang Sule. Dalam wawancara
tersebut, ia bercerita tentang bagaimana hatinya menjadi sedih ketika anak-anak
mempertanyakan waktunya untuk bersama keluarga. Sekalipun dalam kesempatan itu,
Sule mengatakan bahwa ia tidak menjawab apapun dan memberikan pembelaan dalam
dirinya. Tapi ia tetap berusaha dengan sepeuh hati untuk melakukan tanggung jawabnya
sebagai seorang Bapak. Hal yang paling membuat haru lagi, ketika acara talkshow
tersebut menayangkan video wawancara bersama anaknya Rizky Febian. Dalam wawancara
tersebut, anaknya mengatakan kerinduannya untuk memiliki waktu yang banyak
bersama Bapaknya.
Ini
adalah kisah nyata dan mungkin saudara juga merasakannya, sebagai seorang bapak
ataupun seorang istri dan anak yang
melihat dan mengalami kisah yang sama dalam keluarga saudara. Tentu, ada banyak
hal yang tidak bisa saudara perbaiki dan seringkali harus saudara korbankan
untuk keluarga. Tidak jarang pula, Bapak menjadi sosok yang tidak dikenal dan
menjadi pusat kebencian. Padahal saudara sudah menghabiskan tenaga untuk
bekerja di luar rumah. Tetapi, saat saudara masuk dalam rumah. Saudara, tidak
mendapatkan balasan yang baik dari penghuni rumah.
Saudara
tidak bisa memaksakan para penghuni rumah untuk memahami sakit, letih dan
capeknya bekerja. Tapi, bagi calonteolog.com saudara merupakan orang-orang yang
layak dibanggakan. Bukan karena istri ataupun anak-anak merasakan apa yang saudara
perjuangkan. Tetapi, karena saudara memiliki hati yang mau setia dan berkorban
untuk anak-anak dalam setiap pekerjaanmu.
Sebab
jauh lebih baik, demikian. Daripada saudara hanya mengeluh dan marah pada keadaan
keluarga saudara yang tidak pernah memikirkan perjuangan yang saudara lakukan. Seperti
Rizky Febian yang dalam kesempatan yang berbeda, setelah dia sudah terkenal dan
mendapatkan job di banyak stasiun
televisi. Ia mengatakan, betapa ia menyayangi dan mencintai Bapaknya. Karena
pengalaman yang sudah dia lewati dan alami seperti yang Bapaknya lakukan selama
ini.
Ya,
teruslah berjuang dengan sepenuh hatimu Bapak. Sekalipun engkau harus
bermandikan keringat setiap hari. Tetaplah berjuang! Sebab memaksakan keluargamu
untuk mengerti semua hal yang engkau alami dan perjuangkan selama ini. Hanya membuat
waktumu semakin habis. Biarkanlah semua hasil dari perjuanganmu menjadi
kesaksian untuk keluargamu saat ini, betapa murni hati dan pengorbanan yang
engkau lakukan kepada istri dan anak-anakmu.
Komentar
Posting Komentar