Menjadi
perempuan bukanlah sesuatu yang mudah. Pernyataan ini tidak berarti bahwa
menjadi seorang laki-laki adalah kemudahan. Tetapi banyak kesusahan yang sering
kali tidak terjadi pada laki-laki. Semisal menstruasi dan mengandung anak. Mungkin
beberapa pekerjaan perempuan dapat dilakukan oleh seorang laki-laki. Begitu juga
sebaliknya, namun urusan menstruasi dan mengandung, sepertinya masih
dikategorikan sebagai kesusahan yang dialami hanya oleh perempuan.
Mungkin
hal ini akan berubah, dengan semakin berkembangnya zaman. Seperti beberapa peristiwa transgender melahirkan dengan perkembangan teknologi bidang kesehatan .. Tapi, dalam kesempatan ini saya ingin menulis sesuatu
untuk perempuan yang sedang mengandung.
Berbicara
tentang kehamilan, dalam kebudayaan di Indonesia. Menjadi suatu hal yang lumrah
dilakukannya tradisi 7 bulanan kepada perempuan yang sedang mengandung. Saya
sebagai laki-laki suku Karo, juga melihat tradisi ini dilakukan dengan sebutan Mbesur-mbesuri untuk anak pertama sedangkan
untuk anak kedua dan yang seterusnya disebut dengan maba manuk mbur atau mecah
- mecah tinaruh.
Tujuan
dari tradisi ini sebenarnya adalah untuk memberikan semangat kepada sang ibu
pada saat melahirkan nanti dan juga sebagai harapan agar saat proses persalinan
nantinya semua akan berjalan lancar, sehingga anak akan lahir dalam keadan
sehat/selamat begitu juga dengan ibunya berada dalam kondisi sehat.
Hal
ini menjadi penting dilakukan kepada perempuan yang mengandung. Sebab, dalam
peristiwa ini perempuan sangat membutuhkan dukungan. Tapi lebih daripada itu,
saya juga ingin para perempuan yang mengandung belajar dari seorang Maria.
Sebab
Maria menjadi salah satu inspirasi dan kekaguman saya ketika melihat seorang
perempuan yang mengandung. Seperti kita ketahui, menyebut diri sebagai
perempuan yang berbahagia dalam situasi rumit itu bukanlah mudah. Tapi ini
bukanlah kemustahilan untuk dilakukan. Bila kita mau menyerahkan seluruh
kehidupan ini kepada Tuhan.
Seperti
kita dapat baca dalam teks, Maria merasa bingung. Ia baru saja mendengar
kata-kata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai
engkau" (Lukas
1:28). Perkataan ini tampaknya menghiburkan, tetapi mengejutkan karena
diucapkan oleh malaikat.
Maria
sedang dihadapkan pada berita yang paling mengagumkan, tetapi ia juga
ketakutan. Dan saat malaikat mengatakan bahwa ia akan mengandung seorang bayi,
ia berseru, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum
bersuami?" (ayat 34).
Ada
dua fakta tentang Maria di sini, yakni bahwa ia kebingungan dan bahwa ia
mempertanyakan perkataan malaikat itu. Fakta tersebut memberitahu kita bahwa ia
juga seorang manusia biasa seperti kita, dengan kekuatiran yang normal.
Namun
setelah mendengar perkataan malaikat itu, Maria menyebut dirinya "hamba
Tuhan," dan berkata, "Jadilah padaku menurut perkataanmu itu"
(ayat 38).
Dalam kisah ini, sesuatu yang mendorong dirinya untuk dapat menyebut diri
sebagai perempuan yang berbahagia adalah penyerahan diri pada setiap kehendak
Allah.
Mungkin
saudara, para perempuan yang sedang mengandung sedang mengalami ketakutan,
kekhawatiran, komentar atau masalah. Tapi jangan biarkan hal tersebut
mengurangi kegembiraan saudara. Sebab, kehamilan saudara adalah cara Tuhan
membawa kehidupan baru ke dunia. Kehamilan adalah sebuah anugerah terindah dari
Tuhan. Dia ingin agar para ibu yang tengah hamil terus bahagia demi menjaga
sang buah hati yang tengah dikandungnya.
Tetaplah berbahagia dan jangan biarkan apapun
merusakan kebahagian saudara. Sebab, anak saudara layak mendapatkan
kebahagiaan.
Siapkan
dirimu untuk kelahiran anak saudara, namun tanpa terobsesi, dan bergabunglah
dengan nyanyian sukacita Bunda Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku
bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan
hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku
berbahagia.”(Luk 1: 46-48).
Komentar
Posting Komentar