Tagar " Indonesia Terserah"
yang banyak dicuitkan pengguna Twitter dan diunggah di Instagram beberapa hari
ini, menjadi viral, bahkan beberapa media internasional juga menyoroti hal ini.
Tentu ada beberapa alasan kuat, untuk tagar ini dicuitkan. Namun terlepas dari
semua alasan tersebut pertama-tama haruslah disadari bahwa kita tidak akan
pernah bisa lolos dari orang sulit. Orang yang sulit adalah bagian dari hidup.
Ya, karena betapapun kita berupaya dan
berjuang, orang sulit akan selalu ada dalam kehidupan kita. Justru inilah
tantangan spiritual yang sejati bagi kita. Sebab sangatlah mudah berdamai dan
memiliki cinta kasih kepada orang-orang yang kita sukai. Namun, jika kita bisa
memiliki belas kasih dan kedamaian terhadap orang yang sulit, maka saat yang
sama kita juga bisa menolerir berbagai kesulitan dalam hidup ini.
Oke, anggaplah bila saya menyetujui
bahwa kebijakan-kebijakan yang berwenang menciptakan terlalu banyak masalah dan
beberapa oknum masyarakat juga menambah ruwet
situasi saat ini. Terlepas dari apa yang orang lain lakukan, baik juga untuk
kita sadari bahwa sangatlah sulit untuk menjadi orang yang berpuas hati bila
kita “menghitung-hitung” semua usaha dan perjuangan yang telah kita lakukan. Mencatati
apa yang kita lakukan hanya akan membawa kita pada kekecewaan, sebab kita
dipenuhi dengan pikiran; siapa yang harus melakukan apa, siapa yang harus
melakukan lebih banyak lagi, dan sebagainya.
Karena itu, jauh lebih bergembira
seseorang yang tetap menjalani hidup ini dengan terus melakukan tugasnya #dirumahaja untuk memotong penyebaran virus Covid-19, selalu berusaha
memberikan informasi-informasi yang positif, dan juga kepedulian antara sesama masyarakat.
Ketimbang merasa cemas dan meributkan sikap-sikap yang dilakukan oleh
orang-orang yang kita anggap sulit tersebut. Sebab pada hakikatnya, kecemasan
dan keributan-keributan yang muncul dalam pikiran kita sampai menciutkan tagar “Indonesia
Terserah”, dikarenakan kita mengizinkan
orang-orang yang kita anggap sulit tersebut merusak perjuangan kita dan merusak
harapan kita. Hal sebaliknya juga akan terjadi, saat kita tidak mengizinkan
sikap-sikap tersebut. Selama kita memiliki keberanian dan kekuatan untuk tidak mengizinkannya, maka kita akan tetap berjuang dan terus berharap kepada
pertolongan Tuhan.
Mungkin ini memang tidak adil bagi tenaga medis dan masyarakat yang telah mengorbankan banyak hal untuk memutuskan penyebaran virus ini. Tetapi, kita memang haruslah belajar untuk menerima bahwa kehidupan di dunia ini memang tidaklah adil. Namun, fakta bahwa hidup ini tidak adil bukanlah alasan untuk kita berhenti berjuang. Justru karena fakta inilah, maka kita (Indonesia) harus tetap berjuang. Sebab, bila kita benar-benar menyadari bahwa hidup ini tidak adil, kita akan terus merasa peduli pada orang lain dan diri kita sendiri. Dan rasa peduli adalah emosi yang tulus yang mengirimkan kebaikan yang penuh kasih untuk setiap orang yang disentuhnya.
Bila situasi perjalananmu gelap, kamu tidak perlu menghentikan perjalananmu dan mengeluh. Hidupkanlah pelitamu dan lanjutkanlah perjalananmu. - AGM
Komentar
Posting Komentar