Perikop dari pembacaan firman hari ini adalah Tuhan
Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa. Alkitab menyatakan bahwa
orang tersebut mendatangi Yesus dan meminta pertolongan baginya. Permintaan ini
cukup menarik untuk kita telusuri lebih jauh, mengingat kondisi yang
diceritakan dalam firman kita hari ini tentang orang tersebut sangatlah buruk.
Seperti dituliskan bahwa; “….Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di
bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu…”
Dengan kata lain, setiba Yesus ditempat tersebut
kuasaNya sungguh dirasakan oleh setan tersebut sampai-sampai dari jauhpun ia
mengetahui kedatangan Yesus dan menghampirinya. Bahkan lebih daripada itu,
Kitab Markus mencatat bahwa setan tersebut memohon agar Yesus tidak
menyiksanya.
Menarik bukan? Siapa yang meragukan kuasa Yesus?
Siapa yang meragukan kekuatan Tuhan kita? Tidak ada! Banyak kesaksikan akan
kuasa dan kebaikannya nyata di hidup orang-orang percaya. Termasuk dalam firman
kita hari ini kuasa Yesus Tuhan kita untuk mengalahkan setan sudah tidak
diragukan lagi. Bahkan setan sendiri mengakui kuasa Tuhan, tapi bagaimana
dengan realisasi dari pengakuan kita?
Apakah kita benar-benar tidak meragukan kuasa Yesus
dalam kehidupan kita, atau malah bibir kita yang mengaku tapi realita kehidupan
kita justru mempertunjukan bagaimana kita sangat meragukan kuasa Yesus dalam
hidup kita.
Saya tidak mengetahui apa yang sedang menjadi
pergumulan saudara saat ini; mungkin ada yang bergumul dengan masalah
kesehatan, perekonomian ataupun keluarga dsb. Hanya yang penting bagi kita saat
ini, dalam setiap pergumulan yang saat ini kita hadapi, masihkah bisa dapat
bersyukur dan bersukacita menjalani kehidupan kita?
Pertanyaan ini menjadi sangat penting, sebab sering
kali kita hanya bisa bersukacita dan bersyukur ketika semua pergumulan dan
masalah yang sedang kita hadapi mendapat titik terang ataupun jawabannya. Bila
kita mau menyadari bahwa sikap demikian ini justru menyatakan bahwa kita
meragukan kuasa Tuhan. Seolah-olah Tuhan tidak dapat bertindak apapun dalam
kehidupan kita. Padahal bila kita mengaku dan beriman kepadaNya. Maka imanlah
yang berperan ketika akal tidak bisa mengerti persoalan hidup. Dalam iman, kita
akan dibantu untuk lebih mudah mengerti bahwa Yesus bekerja dengan caraNya yang
ajaib. Sehingga kita tidak terbelenggu pada pergumulan-pergumulan hidup yang
terjadi pada diri kita. Sebab kita meyakini dan percaya bahwa Yesus berkuasa
dan merancangkan segala sesuatu yang baik untuk itu. Keyakinan akan kuasa dan
rancanganNya yang baik dalam kehidupan kita, itulah iman dan iman itu jugalah yang
menjadi titik terang dan penerang dalam perjalanan hidup kita. Jadi bukan kondisi
yang berbalik; sakit menjadi sembuh ataupun miskin menjadi kaya.
Sebab, seperti yang tertulis dalam firman kita hari
ini nyawa satu manusia sangatlah berharga bagi Tuhan, Jadi mengapa kita harus
terus menerus larut dalam semua problema kehidupan yang menghampiri kita saat
ini?
Saudaraku, adakah diantara kita yang mengetahui lagu
“Dari kukungan Malam Gelap?” lagu ini diciptakan dengan judul asli “Jesus I
Come” oleh William Sleeper. Ada kisah menarik tentang lagu ini yakni Pada tahun 1932, ketika
Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi yang berat, seorang utusan Injil,
Robert Cummings, menderita tekanan batin yang hebat. Ketika sedang melakukan
tugasnya di India bersama istrinya, ia terobsesi dengan pikiran yang menghujat
Allah dan penuh dosa sehingga ia merasa disingkirkan oleh Allah dan terhilang
selamanya. Segala jenis perawatan dan terapi medis tidak berhasil menolong-nya.
Lalu istrinya membawanya pulang ke Amerika Serikat dan menyerahkannya kepada
perawatan rumah sakit jiwa di sana.
Selama lebih dari dua tahun Robert mengalami gangguan
jiwa yang tidak dapat di-tangani para dokter. Suatu pagi ia berlutut di samping
tempat tidurnya dan berdoa untuk kesembuhannya. Dan Allah menjawab doanya
secara dramatis dengan puisi yang ditulis oleh James Procter: Hatiku gelap,
hatiku keras-aku tak dapat melihat, aku tak dapat merasa; dengan iman yang
sederhana kepada Yesus aku memohon cahaya dan kehidupan.
Ketika Robert terus mengulang puisi itu, jiwanya
merasa damai. Ketakutan di hatinya seketika lenyap dan digantikan dengan
sukacita serta ucapan syukur. Lalu sebuah pujian ciptaan William Sleeper
mengalun dalam ingatannya, yang kemudian dinyanyikannya dengan mengubah
liriknya. Ia mengganti, "Yesus, aku datang kepada-Mu," dengan "Yesus
telah datang padaku."
Ya demikianlah, ini bukan soal bagaimana kondisi kita
diputarbalikkan dari yang sakit menjadi sembuh. Apakah ketika Robert berdoa dia
seketika langsung sembuh, maka dia dapat bersukacita dan bersyukur? Tidak!
Justru iman yang membawa dia pada perubahan yang akhirnya menyembuhkan
hidupnya. Iman yang menjadi titik terang baginya untuk sampai pada jawaban yang
pertama dan terutama yakni datang pada kuasa dan meminta pertolongan Tuhan
untuk dia bisa kembali bangkit dan berjalan kembali.
Percayalah ini saudaraku, Yesus tidak terikat oleh
batasan atau harapan kita. Dia berbicara dan bertindak dengan kuasa dan hikmat
yang jauh melampaui akal kita. Maukah kita mengimaninya?
Komentar
Posting Komentar