Unsplash |
Hidup manusia tidak
lepas dari trauma, luka batin atau kepahitan. Setiap peristiwa, pengalaman
bersama orang lain atau situasi tertentu dapat membawa trauma dalam kehidupan seseorang.
Ada yang memiliki kemampuan untuk menanganinya, namun ada yang membutuhkan
bantuan pihak lain. Ada juga yang terjebak dalam trauma dan luka itu
bertahun-tahun. Bahkan hal itu memengaruhi pengembangan diri dan perjalanan
hidup selanjutnya.
Apakah Yesus
dapat memulihkan Trauma seseorang? Ya dan Tidak!
YA, Kristus
memulihkan Trauma dengan belas kasihNya, lalu Ia memberi kesembuhan sebagai
anugerah. (Bdk Yoh 1:14) Tidak, bila kita tidak mau menerima undangan
yang disampaikannya dalam Matius 11:28.
Anugerah adalah sifat
Kristus. Ketika Yohanes merangkum diri Yesus maka ditulisnya kalimat ini, “Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaanNya… penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:14). PErhatikan
ungkapan “Penuh kasih karunia”. Aslinya: pleres kharitos, artinya “penuh
anugerah’. PErhatikan kata “grace” dalam Bahasa Inggrisnya “And the World became
flesh and dwelt among us, full of grace and truth…”
Lalu Yohanes menulis
sebuah kalimat lagi, “Karena dari kepenuhanNya kita semua telah menerima kasih
karunia demi kasih karunia” (Yoh 1:16). Inggrisnya, “And from his fullness have
we all received grace upon grace.” Perhatikan, bahwa dalam tiap kalimat itu
dipakai kata penuh atau kepenuhan. Aslinya, pleres dan pleromotos artinya “luber
atau melupa”. Apanya yang luber? Menurut ayat itu, kharin anti kharitos.
Artinya, “anugerah ganti anugerah”, “anugerah demi anugerah” atau “anugerah
yang satu disusul anugerah yang berikutnya”.
Ibarat botol air yang
luber, Kristus adalah sumber anugerah yang luber. Ia adalah sumber anugerah
kesembuhan, anugerah kehidupan dan anugerah keselamatan.
Akan tetapi, kita
diundang bukan hanya untuk menikmati semua itu. Kita juga diajak untuk belajar
kepadaNya, “Belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati”.
Kita diajak untuk belajar dari kerendahan hati Yesus, agar orang-orang lain
yang mengalami trauma pula, dengan mudah mendapatkan anugerah Allah melalui
sikap kita terhadap mereka.
Sebab, Kristus datang
dengan undangannya kepada semua orang yang telah mengalami trauma. Ia datang
dengan merasakan kepedihan segala trauma manusia. Karena itu semua orang berhak untuk bercerita tentang traumanya dengan mengenang kematian dan kebangkitan Kristus, sambil
mengharap sebuah langit dan bumi yang dipulihkan dari segala trauma.
“Kesedihan hanyalah melihat apa yang telah terenggut dari kita. Perayaan hidup adalah menyadari Anugerah yang Kristus berikan pada kita, dan merasa bersyukur karenanya.” - AGM
Komentar
Posting Komentar