Seperti
kita ketahui, Kitab Amsal sering disebut sebagai kitab yang ditulis oleh
Salomo. Sebagai Tokoh Alkitab yang dianggap paling bijaksana. Walaupun
sejatinya saya tidak terlalu menyetujui hal ini. Namun saya tidak ingin terlalu
membahas hal tersebut, hanya saja Riwayat hidup Salomo menunjukkan bahwa
perkataan yang manis dapat membuatnya memikat banyak Wanita dan bahkan karena sikapnya
yang demikian Salomo akhirnya jatuh ke dalam dosa.
Belum
lama ini, Marcel Radhival atau yang lebih dikenal dengan Pesulap Merah
pernah memberikan tanggapan soal Hipnotis, yang mengatakan bahwa hal tersebut
tidak seperti yang sering diceritakan atau diadegankan dalam drama. Sebaliknya
hipnotis yang termasuk dalam hipnoterapi digunakan untuk penyembuhan pada
penderita phobia dan seseorang yang mengalami stress. Menariknya semua kegiatan
tersebut menggunakan perkataan-perkataan yang mempengaruhi pikiran dari orang yang
mendengar. Termasuk pula dengan kegiatan-kegiatan sugesti.
Dengan
kata lain, saya ingin mengatakan bahwa perkataan itu juga memiliki peran besar
bagi yang mendengarnya. Termasuk memberikan perkataan-perkataan negatif, walau
sering dianggap sepele tapi ini sangat berpengaruh pada pikiran, tubuh
dan kehidupan orang yang mendengar. Dampak-dampak itu seperti; Meningkatkan
stress. Menyalahkan dan meremehkan kemampuan diri, Kenangan Buruk yang Memicu
Trauma, Merusak perkembangan otak, Gangguan Tidur dan Nafsu makan hilang,
terserang penyakit berbahaya.
Untuk
anak-anak, keluarga yang sering mengucapkan kata-kata negatif kepada mereka
akan berdampak terhadap kepercayaan diri; kebiasaan berkata negatif karena anak-anak
menirunya; kesulitan meredakkan stress yang akhirnya membawa anak-anak untuk
bertindak hal-hal negatif dalam meredakan stresnya.
Inilah
mengapa perikop ini menjadi menarik bagi kita. Sebab perikop ini mencakup sampai
keseluruhan kehidupan kita termasuk dalam Spritualitas. Mengingat saat ini ada
begitu banyak para pelayan Tuhan yang tanpa mereka sadari telah melakukan pelecehan
spritualitas pada umat. Adapun beberapa contohnya,
seperti:
1.
Memanfaatkan doktrin soal
kejatuhan dalam dosa untuk menuduh, mengecam, menyerang, menghukum atau membuat
seseorang hidup dalam rasa bersalah. Seseorang dilingkungan gereja bisa
melakukan hal ini untuk mencapai tujuan pribadinya.
2. Memanfaatkan karya penyaliban Yesus untuk meyakinkan
seorang korban tindakan kekerasan atau kejahatan bahwa apa yang mereka alami
itu normal. Karena itu mereka harus menerimanya dengan lapang dada.
3. Memakai alasan pelayanan yang sibuk untuk mengabaikan
seseorang yang butuh ditolong karena masalah pribadi, kekerasan fisik, tekanan
pelayanan dan sebagainya.
4. Pelaku pelecehan spiritual membenarkan jika perbedaan
pendapat adalah produk dari dosa.
5. Mengkambinghitamkan pelayanan atau lembaga Kristen
untuk melindungi diri. Dia mencoba untuk menjadikan dirinya dibutuhkan oleh
lembaga-lembaga pelayanan sehingga kesalahan atau kekeliruan yang dilakukannya
tak lagi dipersoalkan.
Jadi
bagaimana?
Disinilah
kita harus menyadari dan jujur pada diri sendiri akan kelemahan diri kita yang
lemah dan rapuh. Kejujuran ini diperlukan agar kita meminta dan menyerahkan
diri pada Roh Kudus untuk berhikmat dalam berkata-kata. Sehingga dengan
demikian, perkataan kita menjadi kesembuhan bagi yang mendengar dan
menerimanya. Persis seperti perkataan Yesus kepada Perempuan Samaria yang
menyembuhkan (Yoh 4:5-10),
Komentar
Mantap bebere
Posting Komentar