RENUNGAN #21 Menghidupi Semangat Natal Sepanjang Tahun (Renungan Natal Menuju 25 Desember)

 (Kolose 3:12: "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran.")


Bayangkan suasana malam Natal di sebuah gereja kecil di tepi kota. Lampu-lampu kecil berkelap-kelip menghiasi pohon Natal di sudut ruangan. Lagu "Malam Kudus" mengalun lembut, membawa damai ke dalam hati setiap orang yang hadir. Seorang anak kecil menggenggam tangan ibunya, tersenyum ketika ia melihat lilin-lilin menyala, melambangkan harapan dan kasih.

Namun, sering kali semangat ini berakhir ketika dekorasi dibongkar, lagu-lagu dihentikan, dan aktivitas sehari-hari kembali menjadi fokus utama. Natal seakan menjadi momen yang datang dan pergi. Tetapi, apakah ini yang Tuhan inginkan?

Ketika Yesus lahir di Betlehem, Dia tidak hanya membawa kabar sukacita untuk satu malam. Kelahiran-Nya adalah awal dari gaya hidup baru—hidup yang dipenuhi kasih, pengampunan, dan damai sejahtera. Natal bukan hanya perayaan; itu adalah panggilan untuk menghidupi semangatnya setiap hari.

Di sebuah kota kecil, seorang tukang pos bernama Michael menjadi inspirasi bagi banyak orang. Michael dikenal bukan hanya karena tugasnya mengantar surat, tetapi karena keramahan dan kepeduliannya.

Suatu kali, Michael melihat seorang wanita tua yang tinggal sendirian. Di tengah musim dingin yang berat, ia sering membawa susu atau makanan hangat untuk wanita itu, meskipun itu di luar tugasnya. Ketika ditanya mengapa ia melakukannya, Michael tersenyum dan berkata, “Saya percaya Natal adalah tentang kasih. Jika saya bisa menunjukkan kasih itu setiap hari, bukankah itu membuat hidup lebih indah?”

Kebaikan Michael mulai menyebar. Tetangga lainnya tergerak untuk saling membantu, tidak hanya pada saat Natal, tetapi sepanjang tahun. Kehidupan di kota kecil itu berubah menjadi komunitas yang mencerminkan kasih Kristus.

Natal adalah simbol kasih Allah yang tidak berkesudahan. Ketika kita memahami hal ini, semangat Natal tidak lagi terbatas pada bulan Desember. Berikut adalah beberapa cara untuk mewujudkannya:

1.      Mulai dari Diri Sendiri: Latih diri untuk bersyukur setiap hari, meski dalam situasi sulit.

2.      Berbagi Kasih kepada Orang Lain: Seperti Michael, mulailah dengan tindakan kecil, seperti tersenyum atau membantu orang yang membutuhkan.

3.      Menjadikan Natal sebagai Gaya Hidup: Natal mengajarkan kita untuk memberi, mengampuni, dan membawa damai. Praktikkan ini dalam hubungan dengan keluarga, teman, dan orang asing.

Di tengah kesibukan hidup modern, kita sering lupa bahwa kasih Kristus tidak terikat waktu. Kolose 3:12 mengingatkan kita untuk mengenakan belas kasihan, kemurahan, dan kerendahan hati setiap hari.

Apakah saya sudah melakukannya? Atau apakah saya hanya berfokus pada Natal sebagai perayaan sesaat? Bagaimana saya bisa menjadikan hidup saya cerminan kasih Kristus, seperti Betlehem yang menjadi tempat kelahiran-Nya?

Menjadi Betlehem bagi Orang Lain

Seperti lilin-lilin yang menyala di malam Natal, hidup kita dipanggil untuk membawa terang dan kasih kepada dunia yang gelap. Natal adalah momen awal, tetapi semangatnya harus hidup dalam tindakan kita setiap hari.

Mari kita belajar dari Michael, yang menjadikan kasih sebagai gaya hidup. Ketika kita hidup dalam semangat Natal, hidup kita akan menjadi seperti Betlehem—tempat di mana orang lain dapat merasakan kasih dan damai Kristus sepanjang tahun.

Komentar

Anonim mengatakan…
Bujur Pdt