REFRENSI TAMBAHAN KHOTBAH NATAL 25 DESEMBER 2024 "Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem (Lukas 2:15)"
Dalam malam yang sunyi di padang gurun dekat Betlehem, para gembala menjalani rutinitas biasa mereka. Namun, malam itu berubah menjadi sesuatu yang luar biasa. Di tengah gelap, cahaya kemuliaan Tuhan mendatangkan mereka, keluar suara malaikat yang membawa kabar paling agung dalam sejarah: "Jangan takut, karena sesungguhnya aku memberitakan kesukaan besar kepadamu untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan." (Lukas 2:10-11).
Tersentak oleh pesan
ilahi itu, para gembala berkata satu sama lain, “Marilah sekarang kita pergi
ke Betlehem dan melihat apa yang terjadi itu.” Mereka tidak menunggu.
Dengan penuh semangat, mereka meninggalkan domba-domba mereka dan membangunnya
di sekitar Sang Juru Selamat.
Namun, perjalanan
mereka bukan hanya sebuah perjalanan fisik, melainkan perjalanan hati. Mereka
mengajarkan kita bahwa Natal bukan hanya tentang apa yang kita rayakan, tapi
bagaimana kita meresponsnya. Natal adalah panggilan untuk merangkul semua orang
dengan kasih sayang yang melampaui batas—sebuah panggilan yang sangat relevan
di dunia kita yang penuh dengan keberagaman dan perbedaan.
Betlehem: Simbol
Kesederhanaan, Sukacita, dan Keberagaman
Betlehem, kota kecil
yang sederhana, menjadi latar peristiwa besar yang mengubah dunia. Di tempat
itu, Juru Selamat dunia lahir di sebuah palungan yang sederhana—bukan di
istana, bukan di rumah mewah. Allah memilih kemudahan sebagai tempat di mana
kasih-Nya dinyatakan. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa kebahagiaan sejati
tidak tergantung pada kemewahan, tetapi pada kehadiran Allah di tengah-tengah
kita.
Di Betlehem, para
gembala yang miskin dan orang-orang Majus yang kaya dari Timur bertemu di satu
tempat, di hadapan satu Pribadi. Sukacita kelahiran Kristus menyatukan mereka,
melampaui status sosial, budaya, bahkan perbedaan identitas. Dalam kebersamaan
mereka, kita melihat bagaimana Betlehem menjadi simbol keberagaman yang
harmonis, di mana tidak ada yang terlalu kecil atau terlalu besar untuk
dirangkul oleh kasih Allah.
Melihat Wajah Kristus
dalam Kepelbagaian
Ketika kita berbicara
tentang keberagaman, kita tidak bisa mengabaikan mereka yang sering kali
terpinggirkan: orang-orang miskin, orang-orang yang berbeda budaya, dan
orang-orang penyandang disabilitas. Di dunia yang sering menilai manusia
berdasarkan produktivitas atau status, mereka sering dianggap “tidak penting.”
Tetapi dalam palungan Kristus, mereka semua memiliki tempat.
Filsuf Jean Vanier,
pendiri komunitas L'Arche yang melayani orang-orang penyandang
disabilitas, pernah berkata:
"Orang-orang yang
paling lemah dalam masyarakat justru mengajarkan kita tentang cinta yang
sejati. Mereka mengajak kita untuk mencintai tanpa pamrih, untuk merangkul
tanpa syarat. "
Natal mengingatkan kita
bahwa kasih Allah tidak memilih-milih. Di dalam Kristus, kita dipanggil untuk
melihat keberagaman sebagai kekayaan, bukan ancaman. Kita dipanggil untuk
merangkul semua orang, termasuk mereka yang sering kali dianggap berbeda atau tidak
sesuai dengan norma dunia.
Membangun Kehidupan
yang Terbuka
Menurut psikologi,
manusia memiliki kebutuhan dasar untuk diterima dan dicintai apa adanya.
Psikolog Carl Rogers menyebut ini sebagai “penerimaan tanpa syarat”
—sebuah kondisi di mana seseorang merasa diterima, tidak peduli kelemahan atau
kekurangannya. Natal adalah perayaan penerimaan ini. Allah, melalui kelahiran
Kristus, menunjukkan bahwa kasih-Nya mencakup semua orang, tanpa kecuali.
Namun, penerimaan ini
tidak hanya untuk kita nikmati. Natal memanggil kita untuk meneruskannya kepada
orang lain, terutama kepada mereka yang paling membutuhkan. Dalam tindakan
menerima dan mencintai sesama, kita tidak hanya menyebarkan kegembiraan Natal,
tetapi juga menciptakan ruang bagi orang lain untuk merasakan kasih Allah.
Merangkul yang
Terlupakan
Di dunia modern,
"Betlehem" bisa kita temukan di tempat-tempat yang sering diabaikan.
Betlehem adalah rumah bagi mereka yang terlupakan: anak-anak yatim piatu,
mereka yang hidup dengan disabilitas, lansia yang kesepian, dan mereka yang
terjebak dalam kemiskinan.
Pelayanan di
tempat-tempat seperti YKPD Alpha Omega atau komunitas L'Arche menunjukkan
kepada kita bagaimana wajah Kristus bersinar melalui mereka yang dianggap lemah
oleh dunia. Orang-orang penyandang disabilitas, misalnya, sering kali membawa
kegembiraan yang murni dan menginspirasi cinta tanpa pamrih. Dalam kepedulian
terhadap mereka, kami tidak hanya melayani mereka, tetapi juga belajar melihat
dunia dengan cara Kristus melihat—dengan belas kasih yang tak berbatas.
Menjadi Pembawa
Sukacita Natal
Para gembala tidak
hanya mendengar kabar baik; mereka bertindak. Dengan penuh semangat, mereka
pergi ke Betlehem, menyaksikan kelahiran Kristus, dan kemudian memberitakan apa
yang mereka lihat kepada orang lain. Respon mereka adalah panggilan bagi kita untuk
melakukan hal yang sama.
Natal mengundang kami
untuk menjadi pembawa kegembiraan, seperti para gembala. Sukacita Natal tidak
hanya muncul dalam perayaan atau nyanyian, tetapi juga dalam tindakan nyata:
menerima, mencintai, dan melayani mereka yang membutuhkannya.
Dalam setiap tindakan
kecil, seperti merangkul seseorang yang berbeda, memberi waktu bagi mereka yang
kesepian, atau memperjuangkan keadilan bagi mereka yang terpinggirkan, kami
membawa kebahagiaan Betlehem ke dunia modern.
Perenungan: Natal yang
Merangkul Semua
Natal adalah saat untuk
memikirkan: Bagaimana kita bisa pergi ke Betlehem hari ini? Apakah kita siap
membuka hati untuk mereka yang berbeda dari kita? Apakah kita melihat wajah
Kristus dalam diri mereka yang terlupakan oleh dunia?
Sukacita Natal sejati
ditemukan ketika kita merangkul semua orang dengan kasih sayang yang tulus.
Ketika kita membawa semangat Betlehem ke dalam dunia ini—ke dalam keluarga
kita, komunitas kita, dan bahkan ke tempat-tempat yang tampaknya tidak
berarti—kita menjadi saksi kebahagiaan yang sejati.
Mari kita pergi ke
Betlehem, tidak hanya dengan langkah kaki, tetapi dengan langkah hati.
Dalam perjalanan itu, kita akan menemukan kegembiraan yang mempersatukan, kasih
yang menguatkan, dan kedamaian yang melampaui segala akal.
Selamat Natal. Marilah
kita bersama menjadi pembawa kabar gembira yang melampaui batas.
🎄
Komentar
Posting Komentar