RENUNGAN #20 Betlehem - Simbol Persatuan Umat Manusia (RENUNGAN MENUJU 25 DESEMBER)

 


(Efesus 2:14: "Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan.")

Betlehem adalah kota kecil yang menjadi saksi kelahiran Yesus, Sang Raja damai. Dalam peristiwa kelahiran-Nya, kita melihat orang-orang dari latar belakang berbeda datang bersama: para gembala yang sederhana dan para majus yang terpelajar. Betlehem menjadi tempat di mana berbagai dunia bertemu dalam kehadiran Kristus.

Yesus lahir bukan hanya untuk satu kelompok, bangsa, atau suku, tetapi untuk menyatukan semua manusia dalam kasih Allah. Dalam Dia, tembok-tembok pemisah diruntuhkan, dan setiap orang diundang untuk mengalami damai yang sejati.

Di zaman sekarang, dunia kita penuh dengan perpecahan: suku, agama, politik, bahkan pandangan hidup. Konflik dan perbedaan sering kali membuat kita merasa jauh dari satu sama lain. Namun, pesan Natal dari Betlehem adalah bahwa di dalam Kristus, perbedaan itu dapat dipersatukan dalam kasih dan damai.

Bagaimana kita, sebagai orang Kristen, dapat menjadikan pesan ini relevan? Bagaimana kita dapat menjadi pembawa persatuan di tengah dunia yang penuh perpecahan?

Di sebuah kota kecil di Eropa, sebuah gereja tua pernah menjadi saksi konflik antara dua kelompok etnis yang tinggal di sana. Selama bertahun-tahun, tembok pemisah fisik dan emosional berdiri kokoh di antara mereka.

Namun, pada suatu malam Natal, seorang anak kecil dari salah satu kelompok itu berjalan ke gereja dengan lilin kecil di tangannya. Ia bernyanyi lagu Natal dengan lantang, dan orang-orang dari kelompok lain mulai mendekat untuk mendengar.

Ketika mereka berkumpul, seorang pendeta mengundang mereka untuk berdoa bersama. Malam itu, gereja tua itu menjadi tempat di mana dua kelompok yang bermusuhan akhirnya saling memaafkan dan memulai hubungan yang baru.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kasih Kristus dapat menjadi jembatan di tengah perbedaan, sama seperti Betlehem menjadi titik pertemuan orang-orang dari berbagai latar belakang.

Hidup kita, seperti Betlehem, dapat menjadi simbol persatuan jika kita:

1.      Menghargai Perbedaan: Menerima bahwa setiap orang diciptakan sesuai gambar Allah, unik dan berharga.

2.      Membangun Jembatan, Bukan Tembok: Mengutamakan dialog dan pengertian daripada konflik.

3.      Menghidupi Kasih Kristus: Menunjukkan kasih yang melampaui batas-batas budaya, agama, dan sosial.

Langkah-Langkah Praktis untuk Mewujudkan Persatuan

1.      Berdoa untuk Damai: Mulailah dengan doa agar hati kita dipenuhi kasih untuk memahami orang lain.

2.      Mengadakan Dialog yang Positif: Bicaralah dengan orang yang berbeda pandangan untuk membangun hubungan yang lebih baik.

3.      Menyebarkan Pesan Persatuan: Gunakan media sosial atau komunitas untuk menyampaikan pesan Natal yang mempersatukan.

4.      Mengampuni dan Memulai yang Baru: Lepaskan dendam dan mulailah hubungan yang didasarkan pada kasih Kristus.

Refleksi Pribadi: Apakah Saya Pembawa Persatuan?

  • Apakah saya lebih sering membangun tembok atau jembatan dalam hubungan saya?
  • Bagaimana saya dapat mencerminkan kasih Kristus dalam interaksi saya dengan orang lain yang berbeda?
  • Apa langkah kecil yang bisa saya ambil untuk mempromosikan persatuan di komunitas saya?

Penutup: Betlehem sebagai Teladan Persatuan

Betlehem mengajarkan kepada kita bahwa persatuan adalah mungkin ketika Kristus menjadi pusat hidup kita. Seperti para gembala dan majus yang datang bersama di bawah terang yang sama, kita juga dapat menemukan persatuan sejati di dalam kasih Allah.

Sebagai umat Kristiani, mari kita hidup sebagai simbol Betlehem di dunia ini—membawa kasih, damai, dan persatuan ke mana pun kita pergi.



Komentar

Anonim mengatakan…
Bujur Pdt
Aron Ginting Manik (AGM) mengatakan…
Terpujilah Tuhan atas kasihNya